Bab 29

227 2 0
                                    

"Kok punya gue gak ada cekernya." Heran Axel sambil mengaduk satu porsi seblaknya yang ia pesan 15 menit lalu.

"Huuff.. potong aja tuh kaki Lo biar ada cekernya!" Kesal Fe.

"Busett! Sadis baner Lo." Ucap Axel ngeri.

Tadi setelah Axel meminta Sherlock pada Fe. Axel langsung memakai Hoodie dan mengambil kunci motornya lalu segera pergi menyusul Fe.

"Lagian ngapain sih Lo kesini?"

"Ketemu Lo."

"Ya mau ngapain ketemu gue."

"Kangen." Ucap Axel tapi sayang dia hanya bisa mengatakannya dalam hati.

"Ya pengen aja." Jawab Axel.

"Lo kekurangan temen ya, sampe harus nyamperin gue kesini."

"Iya,--  calon temen hidup gue maksudnya." Ucap Axel sambil tersenyum ke arah Fe.

Fe langsung diam mencerna perkataan cowok itu barusan. Ingin tersenyum tapi gengsi. Maka dari itu Fe bertahan dengan wajah juteknya.

"Gk lucu'!" Kata Fe judes.

"Siapa yang ngelucu!? Btw Gue mau tanya."

"Apa?"

"Lo pernah pacaran?." Tanya Axel.

"Belum pernah." Jawab Fe cuek.

"Kenapa?"

"Gk minat."

"Masa sih! Atau jangan-jangan lo--." Ucap Axel sambil berfikir.

"Apa?" Tanya Fe karna Axel menggantungkan kalimat nya.

"Jangan bilang kalo Lo itu--

"Ck, ish! Apa sih!?" Kesal Fe . Karna untuk yang kedua kalinya Axel menggantungkan kalimatnya tapi kali ini dibarengi dengan ekspresi so' kaget.

''haaah ...''  bagai menemukan fakta baru Axel sampai berekspresi kaget sambil menutup mulut dengan sebelah tangannya.

"Lo--." Ucap Axel sambil menunjuk Fe tapi masih tidak menyelesaikan kalimatnya.

"Gua tampol Lo ya!" Geram Fe.
"Elo-lo terus perasaan dari tadi! cepetan ngomong!" Ucap Fe.

"Sini!" Ucap Axel sambil mengkode Fe menggunakan tangan agar mendekat padanya.

Fe pun mencondongkan badannya agar lebih dekat dengan cowok itu. Jadi posisinya mereka duduk berhadapan ya guys!

Sebelum berbicara Axel melihat situasi agar tidak ada yang mendengar.

"Lo gk suka laki' ya!?"
"Lo lesbi Fe?" Tanya Axel dengan suara setengah berbisik.

Raut wajah Fe seketika menjadi datar tak bersahabat. Fe lalu menendang kaki Axel yang ada dibawah meja dengan sekuat tenaga. Sampai bunyinya pun cukup nyaring. Bahkan minuman dan seblak yang mereka pesan sampai tumpah sedikit karna terkena guncangan.

'dugh'

"Anying'!" Umpat Axel refleks langsung memegang kakinya.

"Sssh.." ringis Axel sambil mengusap  usap kakinya.

Fe hanya melihat tanpa ada rasa bersalah sama sekali. Justru dia merasa puas! Karna rasa kesalnya tersalurkan dari tadi.

"Tega banget Lo sama gue, gimana kalo gue lumpuh!." Ucap Axel dengan raut wajah yang dibuat sedih.

"Cih! Lebay! Gue gergaji aja tuh kaki biar lumpuh beneran, mau?." Tawar Fe sadis.

"Bukan lumpuh lagi, itu buntung namanya!" Ucap Axel sedikit ngeri.

FexelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang