Bab 30

242 3 0
                                    

"Aaa ...!!" Teriak Fe.

Fe terkejut ketika membuka pintu gerbang sudah ada dua orang manusia yang berdiri di sana. Eja dan Adly pun sama terkejutnya.

"Lo ngapain teriak teh! Kaget gue." Ucap eja.

"Sama Ja' gue juga." Sahut Adly.

"Heh! Dua curut! Seharusnya gue yang ngomong kayak gitu. Ngapain Lo  berdua berdiri di depan pintu gerbang hah!" Kesal Fe.

"Ngagetin aja tau gk!". Lanjut Fe.

"Ya kita lagi nunggu Lo pulang. Kan pintunya dikunci." Kata eja.

"Mata Lo buta, gk liat di teras ada kursi. Kan bisa nunggunya sambil duduk disana." Tunjuk Fe pada kursi yang ada di teras rumahnya.

Eja dan Adly saling pandang, lalu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Sebenernya mereka juga sedang duduk dikursi tadi, untuk menunggu Fe pulang. Tapi karna ada suara motor yang berhenti di depan rumahnya eja, mereka turun dari teras dan mengintip dari sela pintu gerbang.

'huuff'

Fe menghembuskan nafas kasar. Lalu berjalan menuju pintu rumah, membukanya dan berniat untuk masuk.

"Tadi itu bang Axel yah?"

Pertanyaan dari eja membuat Fe  mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam rumah. Fe memejamkan matanya sebentar.

"Jangan bilang kalian tadi ngintip?"

"Iya, makanya tadi kita ada di depan pintu gerbang." Sahut Adly jujur.

"Jadi teteh tadi pergi sama bang Axel?" Tanya eja.

"Enggak! Hanya kebetulan ketemu." Jawab Fe.

"Kalian denger semua omongan kita?" Tanya Fe khawatir.

"Enggak!" Jawab mereka berdua.

"Tapi--

"Tapi apa?" Tanya Fe lagi.

Mereka berdua kembali saling pandang sambil tersenyum jahil. Lalu melihat ke arah Fe dengan senyum mereka yang tak luntur.

"Tapi kita liat waktu Lo dicium sama bang Axel." Ucap eja.

'deg'

"Atau jangan-jangan, yang waktu ditaman itu juga bang Axel." Tebak eja.

'deg-deg'

"Kalian pacaran?" Tanya mereka berdua.

'deg-deg-deg'

Fe memejamkan matanya, dia sudah ada ditahap frustasi sekarang! Bisakah dia menghilang saja dari bumi hanya untuk malam ini saja.

Fe lelah, sungguh! Dia sudah meladeni seorang Axel sidedemit otak geser itu. Dan sekarang niatnya tidak mau ketahuan malah jadi dua orang yang memergoki nya.

"Gue gk pacaran sama dia." Jawab Fe.

"Ah masa! Tapi kok tadi dicium." Ucap eja.

"Gue bilang, gue gk pacaran sama dia." Tekan Fe berusaha sabar.

"Tapi--

"Kalo kalian ngomong sekali lagi, gue gk segan-segan buat robek mulut Lo pada."

"Denger ya! Tutup mulut kalian cukup diam dan jangan sampai ada yang tau atas kejadian tadi. Ngerti!"

"Tapi teh--

"Kalo sampe bocor, siap-siap aib kalian berdua bakal gue sebar." Ancam Fe.

"Oke-oke kita janji bakal tutup mulut. Yakan Li?!" Ucap eja patuh.

"Iya teh, kita gk akan bocorin kesiapa-siapa kok." Ucap Adly.

"Bagus! Kalo sampe kesebar, orang yang pertama gue cari adalah kalian berdua."

"Sekarang Lo pergi! Pulang sonoh udah malem." Usir Fe pada Adly.

"Iya teh, gue pamit Ja. Assalamualaikum." Pamit Adly lalu pergi dari sana tak lupa menutup kembali pintu gerbang nya.

"Waalaikumsalam."

"Masuk Lo! Ngapain masih diluar." Suruh Fe.

"Iya-iya, galak banget si' yang abis dicium." Ucap eja saat melewati Fe lalu setelah mengatakan itu ia lari kedalam rumah takut kena amuk sang kakak.

"Ejaaaa.." teriak Fe.  Lalu ikut menyusul masuk ke dalam tak lupa menutup pintu dan menguncinya.

Kepala nya sangat pening karna meladeni bacotan dari si dedemit Axel ditambah dua curut pengacau. Fe merebahkan tubuhnya diatas kasur setelah dia membersihkan badannya tadi, lalu mengganti bajunya dengan baju tidur. Fe memejamkan matanya mulai memasuki alam mimpi.

***

"Teh bikinin buat gue juga dong." Pinta eja.

"Emng Lo gk malu." Ucap Fe yang sedang memasak sambil terus mengaduk nasi goreng nya.

"Ngapain malu. Malah banyak banget yang ngasih gue bekel disekolah. Ampe bingung nerima yang mana."

"Mau gue tolak takut mereka sakit hati kalo gue terima semuanya kebanyakan. Ujung-ujungnya gue bagiin aja ke temen gue yang lain." Curhat eja.

Ya kalian taukan eja termasuk jajaran most wanted juga tapi versi kelas XI nya. Tapi eja bukan seperti Axel yang secara blak-blakan menolak. Dia diajarkan untuk tidak menyakiti hati seorang perempuan.

"Maklum lah orang ganteng!" Pedenya sambil menyugar rambutnya kebelakang.

"Dih! Gaya' mu."
"Justru bagus dong! uang jajan Lo jadi awet karna banyak yang ngasih makanan. Harus nya Lo tuh bersyukur--

--gk kayak gue. Harus nyiapin bekel buat cowok dedemit itu karna paksaan." Lanjut Fe dalam hati.

"Justru kalo gue bawa bekel sendiri, gue jadi ada alasan buat nolak pemberian mereka."

"Huuf, yaudah ambilin wadah nya." Suruh Fe.

"Dimana?" Tanya eja.

"Dilemari bagian atas."

'ceklek'

Setelah membukanya eja dibuat tercengang karna banyaknya wadah kotak bekal disana. Berbagai bentuk dengan warna-warna yang berbeda.

'ngoleksi kah?' fikirnya.

"Busset! Banyak banget. Lo mau buka toko perabot Teh?"

"Banyak bacot Lo! Kalo disuruh ambil ya ambil aja."

"Ya tapi yang mana? Bingung gue."

"Yang muat sesuai porsi Lo. Sekalian ngambilnya dua!"

Eja malah disuruh milih! Kalian tau kan laki-laki tidak pandai memilih barang-barang seperti itu. Mana warna nya ngejreng semua lagi! Ada pink fanta, hijau, kuning, Oren, dan-- pilihan eja jatuh pada kotak bekal berwana biru. Lalu dia mengambil dua kotak bekal yang sama dengannya.

"Nih!"

"Buka!"

"Apanya?"

"Tutupnyalah!" Eja lalu membuka kedua tutup itu.

"Lap dulu biar bersih!" Suruh Fe.

"Hiiihh! Ribet banget si' Lo! Tinggal taro tu nasi kewadah udah selesai." Gerutu eja kesal, tapi tak urung ia pun menuruti perintah sang kakak!.

Bibir Fe berkedut menahan tawa karna melihat sang adik yang kesal olehnya. Beginilah kalau punya adik, Serasa punya babu! Hehe bercanda.

"Tuh! Udahkan. Dahlahh gue mau siap-siap dulu."

"Oh iya, gue mau sama telor ceplok satu!" Ucap nya langsung pergi kekamar untuk berganti pakaian. Karna sedari tadi eja hanya memakai kaos berwarna putih dan sarung yang melilit di pinggangnya.

"Ngelunjak lo!"

Selesai menyiapkan kedua bekal itu Fe juga kembali ke kamarnya untuk mandi dan bersiap.
_____________________________________
_____________________________________

FexelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang