Bab 42

196 2 0
                                    

Tunggu! Hanya tidak memakai baju saja? Apa mungkin karna hal ini gadis itu tidak jadi masuk? Axel tersenyum geli, lalu berjalan ke arah pintu.

Druk_ druk-druk!

Heran! Kenapa tidak bisa dibuka? Padahal kuncinya ada didalam. Sedangkan diluar sana, dibalik pintu itu Freya sedang menahan pintunya agar tidak terbuka, dengan cara ia memegang gagang pintu dengan kedua tangannya.

Druk_druk

Axel mencobanya lagi dan Freya masih menahan nya dari luar ketika pintu itu dipaksa untuk dibuka dari dalam.

Druk_druk_druk

Axel tetap mencoba, penasaran sampai mana gadis itu akan kuat mempertahankan pintu ini. Freya semakin mengeratkan pegangannya pada kenop ketika pintu itu semakin dipaksa ditarik dari dalam. Bahkan sekarang kaki kanan nya sudah bertumpu pada dinding disebelah nya.

Huff

Axel berhenti dan menghembuskan nafas kasar. Ok dia menyerah! Sebenarnya bisa saja dia mengeluarkan tenaga nya hanya untuk membuka sebuah pintu. Tapi Axel berpikir dua kali, dia tidak mau sampai menyakiti gadis itu nantinya.

Tok tok tok

"FE.. FREYA!" Panggil Axel dengan sedikit berteriak.

Fe tersentak lalu menurunkan kakinya tapi genggaman tangan nya masih tidak ia lepaskan di kenop pintu.

Tok tok tok

"FREYA!"panggil Axel lagi karna tidak ada sahutan.

"APA?" sahut fe.

"BUKA!" Suruh Axel.

Kalau Fe buka nanti aurora nya Axel keliatan lagi. Fe melihat kiri kanan mengecek situasi, sepi! Tapi --

"NGGK MAU" sahutnya lagi.

"LO KENAPA SIH?" tanya Axel.

"Pokoknya gk mau!" sahut Fe kekeh.

"Lah! Buka Freya!" Titah Axel lagi.

"Lo gila' Lo gk pake baju, aurat Axel." Sahut Fe.

Anjay aurat gk tuh! Hihi!..

"Cuma gk pake baju doang, gk sampe telanjang fe." Kata Axel.

What! "Cuma Lo bilang!" Ucap Fe geram.

"Sialan ni cowok" gumamnya yang tidak bisa didengar oleh axel.

"Gue cuma mau ambil baju, kan Lo yang bawa."

Fe melirik kantong plastik yang ada digenggaman nya.

"Oh iya" gumam Fe.

Tak lama Axel bersuara lagi.

"Kalo Lo gk mau liat gue, Lo tinggal buka pintunya sedikit terus ulurin tangan Lo kedalem." Kata Axel memberi saran.

"Ok". Fe setuju, ini bukan ide yang buruk juga, dia hanya tinggal mengulurkan tangannya saja.

Ceklek!  Fe membuka pintunya sedikit dan sesuai yang Axel bilang Fe mengulurkan tangannya kedalam untuk memberikan kantung plastik itu. Sedangkan tangan kirinya masih memegang kenop pintu.

"Nih!" ucap Fe.

"Axel ini cepet ambil!" kata Fe lagi karna tidak ada sahutan dan baju itu belum juga diambil.

"iya." sahut Axel.

Tapi tangannya terhenti di udara ketika ia tiba-tiba mendapat sebuah ide.

"Gua gampar Lo ya! lama banget tinggal ambil doang!" kata Fe kesal.

FexelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang