Bab 8

347 2 0
                                    

Lalu mereka bertiga langsung melihat ke arah yang di kode oleh putri. Dan..

Benar! Kelima most wanted itu sedang melihat kearah meja mereka. Aksi saling tatap menatap antara mereka pun tidak bisa dihindarkan lagi, dengan jarak yang lumayan tidak jauh. Terutama Silvi yang langsung melihat ke arah Rio. Tapi aksi saling tatap itu hanya berlangsung beberapa detik saja.

Berbeda dengan Fe, setelah menggerakkan kepalanya untuk melihat objek yang ditunjukkan. Fe langsung bersitatap dengan salah satu dari mereka, dia mempunyai sorot mata tajam berkesan dingin dan datar serta yang paling dominan diantara teman-temannya.

Hanya beberapa detik saja, Fe langsung memutuskan aksi tatap menatapnya. Karna memang dasarnya Fe yang jutek dan bodo amat Fe tidak ambil pusing akan hal itu. Lagi pula itu hak mereka bukan? Semua orang bebas melihat kearah mana saja.

"Weh, iya dong mereka liat kearah meja kita." Ucap Jeni.

"Udah biarin aja." Ucap Fe.

"Enak ye yang ditatap sama doi." Goda putri pada Silvi. Pasalnya setelah Silvi memutuskan pandangan nya dia langsung nunduk malu malu.

"Ih putri, gue malu tau." Ungkapnya Silvi dengan wajah tomat nya.

"Ceilah pake malu segala biasanya juga malu maluin Lo." Ucap Jeni sambil meminum es alpukat nya.

"Iya, segitu aja udah malu apalagi nanti kalau kalian udah publish." Ucap Putri sambil terkekeh.

Silvi tidak membalas dia langsung cemberut atas perkataan yang di lontarkan temannya itu. Mereka pun melanjutkan makannya disertai obrolan ringan seputar pelajaran yang nanti akan masuk.

"Wih mereka nengok tuh, cewe emang sepeka itu ya Kalo ada yang liatin? " Ucap asep.

"Iya dong, apalagi yang liatin mereka itu gue. Secarakan gue tu ganteng." Ucap Davi sambil manaik turunkan alisnya.

"Yeu' sikampret, PD banget Lo! Yang mereka liat itu kita bukan Lo aja." Ucap Rio. Sedangkan Davi hanya menyengir kuda.

"Cewek yang gue tabrak tadi juga ada tuh, tapi cuma sekilas doang nengoknya kek gk ada minat sama sekali." Ucap Asep.

"Dia mana minat liat lo sep, tadi aja langsung pe'gi." Ucap davi.

"Ya biasanya kan kalo siswi lain ketemu kita nyapa, kenalan dulu basa basi gitu. Lah ini-." Ucap Asep

"Ya jangan disamain dong, kan sifat orang tu beda beda, lagian tu cewek keknya emng gitu kali." Ucap Rio.

"Berarti dia gak mau ditabrak sama Lo sep." Ucap Davi santai.

"Terus kalo yang nabraknya itu elo dia mau gitu hah! Yang ada dia malah takut duluan liat lo." Ucap Asep ngegas, mereka berdua emang gak pernah akur.

"Maksud Lo ?" Tanya Davi.

"Lo kan aligator, haha." Ucap Rio sambil tertawa.

"Sialan Lo, emang gue hewan apa!" Ucap Davi tidak terima.

"Lah Lo baru nyadar,  jadi selama ini tu apa dav Lo kan buaya." Ucap Asep membalas dengan so' dramatis.

"Sang playboy nya SMA rongga." Sahut Samsul memperjelas.

"Nah kan, Samsul aja ngerti." Ucap Rio.

"Ooouuhhh, kalo soal itu gue akui gue playboy. Hehe." Ucap Davi bangga di iringi dengan kekehan.

"Playboy aja bangga." Ucap Asep.

"Dari pada elu gk laku." Ucap Davi.

"Heh! gue tu bukannya gk laku emng gue nya aja belum mau pacaran." Ucap Asep membela diri, siapa sih yang gak mau pacaran sama most wanted nya sekolah ini. Asep memang sering ikut menggoda siswi siswi disini bersama Davi tapi tidak sampai mempacari nya berbeda dengan Davi sang playboy.

FexelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang