Bab 60

132 1 0
                                    

"Fe kenapa Lo pake masker?" tanya jeni.

"Ekhm! gue lagi batuk." bohong nya.

"Perasaan tadi pagi sehat-sehat aja." kata silvi.

"Baru tadi pas istirahat." jawab fe.

"Lo makan yang berminyak terus kali." ucap putri.

"Iya akhir-akhir ini gue makan gorengan terus." bohong nya.

Tak lama ada seorang guru masuk kedalam kelas MIPA 3 lalu melangsungkan pelajaran dengan tertib.

Kriing

"Akhirnya bel pulang bunyi juga." kata jeni sambil merenggangkan kedua tangannya sampai berbunyi.

"Iya tangan gue sampe pegel gini." sahut Silvi.

"Udah lah yuk! gue udah ada yang nungguin soalnya di rumah." ucap jeni.

"Siapa?" tanya putri.

"Davi!" tebak Silvi.

"Ish! kok dia sih." protes jeni.

"Terus?"

"Kasur kesayangan gue dong! Gue gk sabar buat merehatkan tubuh ini untuk rebahan." ucap jeni.

"Yee kirain apaan, kalo itu mh gue juga sama." ucap Silvi.

Mereka berempat berjalan keluar kelas seperti biasa menunggu yang lain keluar dulu. Dan seperti biasa pula Rio sudah ada diluar menjemput sang pujaan hati.

"Hai io."

"Hai sayang."

"Hadeuuh bisa gk sih Lo tuh absen dulu buat gak jemput Silvi." ucap jeni tiba-tiba.

"Loh kenapa emang?" tanya Rio.

"Gue yang liat kalian tiap hari udah hareudang!" kata jeni.

"Oohh Lo iri?" ucap Rio.

"Dih! gk ya! siapa juga yang iri, gue cuma rindu aja bonceng Silvi buat pulang bareng lagi." ungkap jeni.

"Ohh jadi sahabat gue yang satu ini rindu sama gue." goda Silvi sambil tersenyum senang.

"Iya, gue juga rindu waktu kita kalo berenti dilampu merah terus Lo godain Aa-aa yang lagi berenti di sebelah kita." ceplos jeni.

Dam!

Silvi melotot horor pada jeni, wah gue lagi adem ayem malah sijeni yang cari masalah pikir Silvi.

"Apa? godain Aa-aa?" ulang Rio.

"Hehe, itukan dulu io waktu aku belum punya kamu malahan belum kenal sama kamu juga." jelas Silvi.

Jeni meringis dia baru sadar dengan apa yang telah ia ucapkan, untung saja salah satu dari pacar sahabat nya ini bisa dibilang baik tidak seperti Axel.

Putri hanya tersenyum melihat mereka, fe pun sama hanya saja terhalang oleh masker yang ia kenakan.

"Lo kenapa pake masker fe?" tanya Rio yang baru sadar.

"Dia lagi batuk io." jawab Silvi mewakili.

"Ohh." ucap rio sambil mengangguk kan kepalanya.

"Yaudah yuk balik!." ajak Jeni. Mereka pun jalan bersama tapi--

"Kalian duluan aja! Gue mau ketoilet dulu bentar, kalo ada eja suruh tunggu aja." ucap fe.

"Oke!" sahut jeni.

***

"Huuf, engap banget." ucap fe setelah membuka masker nya didalam toilet.

Tidak ada siapapun disana karna sekolah sudah lumayan sepi. Fe hanya ingin membasuh wajah nya sekalian melihat bibir nya apakah masih bengkak.

FexelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang