Bab 15

304 2 0
                                    

                     Happy Reading
                                  .
                                  .
                                  .

Tok tok tok

"Siapa didalem buka dong kita juga mau ke toilet."

Fe kaget ada orang diluar. Sedangkan Axel santai saja bahkan dia hanya memperhatikan wajah gadis didepannya yang sedang panik.

"Axel Awas! Ada orang diluar. Nanti kalo ketauan kita cuma berdua disini gimana." Panik Fe sambil mencoba melepaskan diri dari kukungan Axel.

"Lakuin syarat nya dulu." Kekeh Axel. Sungguh Axel sangat senang melihat raut wajah Fe yang sedang panik seperti ini.

"Lo gila'. Masih bahas syarat lagi, gue serius Axel." Ucap Fe semakin panik ketika pintu semakin banyak yang mengetuk.

"Gue juga serius." Ucap Axel.

"Bener-bener Lo ya! Yaudah apa cepetan?" Fe pun menyetujui karna tidak ada pilihan lain. Sesekali melihat ke arah pintu toilet takut nya ada yang nekat untuk mendobrak.

"Kiss me." Ucap Axel sambil menatap Fe lekat.

Seketika Fe langsung menatap ke arah Axel kaget. Bener-bener mencari kesempatan dalam kesempitan kalo gini mh.

"Nggk nggk!" Sahut Fe menggeleng heboh. Gila aja masa dia harus cium axel sih.

"Gue gak mau." Tegas Fe menekankan setiap kalimat nya.

"Yaudah gk dilepasin kalo gitu." Sahut Axel kekeh.

"Axel! Pliss jangan bercanda ini gak lucu sumpah. Kalo kita ketauan gimana? Gue gak mau kena masalah Axel." Mohon Fe pada Axel.

"Dan gue gk bercanda sama sekali freya. Oke gue kasih dua pilihan sekarang." Ucap Axel.

"Kali ini apa lagi Axel." Ucap Fe greget.

Axel tersenyum licik.

"Kiss me or kiss you." Lanjut Axel.

'anying!' batin Fe kaget.
' sama aja perasaan.' lanjutnya.

Fe melotot horor pada Axel. Apa maksudnya, itu bukan pilihan endingnya sama aja.

"Sialan Lo Axel! Anjing Lo! Babi! Goblok!" Ucap Fe marah sambil mengeluarkan kekesalannya yang sudah ditahan dari tadi. Sambil terus meronta dan mengumpat pada Axel.

Axel tidak tinggal diam dia segera mengunci pergerakan Fe yang terus meronta ingin melepaskan diri dari nya. Tapi tidak semudah itu, Axel belum mendapatkan apa yang dia mau kan?.

Axel yang masih ada di antara paha Fe dengan mudah menahan nya untuk tidak lepas. Axel menarik tengkuk Fe lalu menciumnya. Tangan satunya tidak tinggal diam menarik pinggang Fe agar semakin dekat merapat dengannya.

'Hmmp

Fe merasakan benda kenyal itu lagi menempel pada bibirnya. Tapi dengan cara paksa.

' hmmp

Fe terus meronta, tapi bukan nya terlepas justru dia malah semakin dipaksa merapat pada axel. Tenaganya tidak cukup kuat untuk melawan laki-laki ini. Axel memang hanya menempel kan bibirnya saja seperti malam itu. Tapi kali ini Axel sedikit melumat bibir tebal itu sebentar sebelum akhirnya melepaskan ciuman nya.

' hahhhh
'hahhh
' hahh

Setelah axel mengakhiri ciumannya. Mereka berdua terengah dan mengatur nafas masing-masing agar normal kembali.

Axel pun melepas kan Fe sesuai janjinya tadi. Lalu berjalan menuju belakang pintu toilet sebelum itu tidak lupa menurunkan Fe kembali dari atas wastafel.

Axelpun memegang kenop pintu lalu memutar kuncinya sampai bunyi 'tek' setelah itu Axel memutar kenop nya lalu membuka pintu. Axelpun bersembunyi dibelakang pintu.

"Oh jadi elo yang ngunci pintu."

"Ngapain sih Lo kunci pintu segala hah! Kita juga mau pake nih toilet bukan Lo aja."

"Iya sorry,soalnya gue tadi lagi berak. Nanggung dong masa bukain pintu dulu terus berak lagi." Ucap fe beralasan.

Axel keluar dari balik pintu sebelum mereka semua menyadari keberadaan nya. Tapi saat sudah diambang pintu Axel berhenti lalu balik badan. Fe yang melihat itu pun heran bukanya langsung pergi malah berhenti.

Axel menatap Fe lalu mengedipkan sebelah matanya tidak lupa dengan senyuman yang jarang Axel tunjukkan pada orang lain. Setelah itu Axel pun pergi dari sana.

Fe yang melihat itu pun melotot. Bisa-bisanya Axel melakukan itu disaat seperti ini. Membuat jantung nya tidak aman saja.

"Sekali lagi sorry ya." Ucap Fe meminta maaf pada mereka.

"Yaudah deh, udah kebuka juga kok." Sahut salah satu siswi.

Mereka pun bubar ada yang cuci muka dan ada yang masuk kesalah satu bilik toilet.

Setelah minta maaf Fe pun beranjak pergi dari sana. Tujuan nya saat ini adalah kelasnya karna tadi sempat tertunda akibat insiden barusan bersama seorang dedemit. Menyebalkan!

***

"Fe kemana sih." Ucap silvi.

"Tau tuh udah mau bel juga." Sahut Jeni.

Terlihat dari ambang pintu masuk kelas Fe baru saja datang. Dengan wajah datar dingin dan jutek ciri khas nya.

"Dari mana aja Lo Fe?" Tanya putri.

" Berak." Jawab Fe dingin.

"Pantesan aja lama."ucap Jeni.

"Oh iya, Lo hutang cerita ke kita soal axel." Silvi mengingatkan. Dia dan yang lain sangat penasaran.

'huuff'

"Iya, Vi." Jawab Fe setelah menghembuskan nafas lelah. Fe tau pasti akan seperti ini. Dan seperti nya dia memang harus menceritakan semuanya nanti.

***

Bel pulang pun berbunyi, Fe langsung membereskan buku-bukunya. Dia sangat lelah hari ini ingin rasanya cepat sampai ke rumah untuk istirahat.

Bukan lelah fisik tapi fikirannya. Fe berjalan menuju parkiran bersama kedua sahabatnya. Karna Vivi sudah diantar oleh Rio.

_____________________________________
_____________________________________

Thanks semuanya.

See you 😉

FexelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang