Bab 17

285 2 0
                                    

                   Happy Reading
                                --

"Pokoknya aku mau pindah sekolah."ucap Tessa pada sang ayah. Rudi.

"Huuf, ya sudah kalo kamu masih kekeh dengan ke inginan kamu. Ayah akan segera mengurus surat perpindahan kamu sayang." Ucap Rudi.

"Makasih ayah, ayah emang yang terbaik."

"Apapun untuk anak ayah." Sahut Rudi sambil tersenyum.

Lalu tessa beranjak dari ruang kerja ayah nya menuju ke kamar. Selama dua hari dia membujuk ayahnya agar bisa pindah kesekolah SMA 1 RONGGA akhirnya terkabulkan.

Saat kejadian hari itu, dimana dia bertemu dengan Axel yang mencium seorang gadis atas tantangan nya sendiri. Dia tidak akan putus asa untuk mendekati Axel lagi.

Karna dia yakin Axel pasti masih mencintai nya. Dia juga akan menjelaskan semuanya yang terjadi di masa lalu pada Axel.

Sebelum itu Tessa sudah mencari tau sekolah yang ditempati oleh Axel. Dan juga mencari tau tentang gadis itu yang telah menjadi pacar Axel.

"Freya Anatasya." Gumamnya.

"Ternyata gak ada apapanya sama gue. Gadis biasa kayak Lo gak mungkin Axel pertahanin kan." Cela'nya.

"Liat aja, Axel akan balik lagi sama gue', bakal gue lakuin apapun asal Lo bisa menyingkir diposisi yang seharusnya gue tempati sedari dulu." Ucap Tessa sambil tersenyum miring.

"Tunggu kedatangan ku Axel sayang."

***

"Hah! Serius Lo!" Sahut Davi kaget.

"Iya." Jawab Axel.

"Terus gimana sama si Fe, pasti dia kaget waktu lo ngomong gitu." Ucap Rio.

"Iya." Jawabnya lagi.

"Terus si Tessa percaya kalo Fe pacar Lo?" Tanya Asep.

"Iya." Lagi jawabnya sama.

"Kok gue gk yakin ya. Tessa gak mungkin percaya gitu aja kan?" Ucap Rio.

" Pasti ada sesuatu dulu kan?" Sambungnya.

"Bener tuh! Gue masih inget banget sama sifatnya. Dia gk mudah percaya kalo gk ada bukti." Ucap Davi.

Ucapan Davi mengingatkan nya kembali dengan kejadian itu. Saat ini, teman temannya sedang berada di kamar Axel. Mereka datang untuk bermain game seperti biasa.

Axel sudah menceritakan semuanya pada mereka dari awal Axel mengantarkan Fe sampai bertemu dengan Tessa saat berhenti di penjual martabak.

Tapi-- tidak mungkin kan Axel menceritakan dimana dia mencium Fe.

"Dia masih sama dan ya' ada sesuatu yang harus gue lakuin agar dia percaya." Jawab Axel.

"Apa?" Tanya Rio.

"Hanya hal kecil." Ucap Axel santai.

"Iya apa, hal kecil nya apa xel? Bikin penasaran aja Lo?" Tanya Asep.

"Kalian gk perlu tau." Ucapnya lagi.

"Yeeuu.." ucap Asep.

"Gimana sama Fe." Tanya Rio.

"Untung nya dia bisa gue kode. Dan dia ngelakuin dengan sangat baik." Sahut Axel sambil tersenyum miring.

"Kalo Tessa datang lagi gimana. Apa Lo bakal terus libatin Fe." Ucap Rio.

"Mungkin." Jawab Axel.

"Pikirin yang mateng xel. Fe cewek baik dia gk tau apa-apa jangan sampai Lo libatin dia terlalu dalam lagi nantinya." Sambung Rio.

"Iya Tessa pasti bakal  balik lagi entah kenapa tapi gue yakin." Sahut Davi.

" Mm, itupun kalo dia kembali kan." Ucap Axel.

"Lo kayak gk tau dia aja." Ucap Davi.

"Udah gk usah dibahas lagi mending kita maen lagi." Seru Asep.

"Yok lah." Sahut Davi.

Mereka pun melanjutkan acara bermain game nya. Tapi tidak dengan Axel. Dia mengambil satu batang rokok dan korek lalu berjalan menuju balkon rumahnya.

Dia membakar benda nikotin itu dan langsung menyesapnya. Dia sedang memikirkan perkataan teman-temannya barusan. Kenapa dia tidak berfikir kalau mungkin nanti Tessa akan kembali.

"Kalau memang mengharuskan dan gk ada jalan lain. Gue akan libatin Lo lagi." Gumam Axel.

***

"Teh masih banyak yang harus dibeli?" Tanya eja.

"Mm." Dehem fe. S

"Gue ke toilet dulu ya."

"Mm." Sambil terus melihat daftar belanjaan yang dia pegang.

Eja pun pergi ke toilet. Eja dan Fe sedang berada di supermarket sekarang karna suruhan mamanya. Biasa belanja bulanan.

Fe ingin mengambil sesuatu yang ada di dalam daftar belanjaan nya. Tapi letaknya terlalu tinggi. Eja belum kembali dari toilet.

Fe mencoba untuk mengambil nya lagi tapi tangannya tetap tidak sampai. Tiba-tiba ada sebuah tangan yang terulur mengambilnya. Fe kaget dan mundur sedikit. Lalu mendongak untuk melihat siapa orang itu.

"Nih." Ucapnya sambil menyodorkannya pada fe.

"Eh, makasih." Ucap Fe.

"Sama-sama." Sahutnya.

"Lo yang waktu itu gk sengaja ketabrak temen gue kan?" Tanya nya.

"Iya." Jawab Fe.

"Udah belum?" Tanya eja yang baru saja kembali.

" Dikit lagi." Jawab Fe.

"Yaudah yok lanjut." Ucap eja.

"Eja!" Panggil cowok yang menolong Fe barusan. Eja pun menoleh sebab namanya dipanggil.

"Bang Samsul! Lagi belanja juga Lo bang?" Sahut eja.

"Iya hanya stok camilan." Jawab Samsul sambil bertos ala laki-laki.

"Lo sendiri?" Tanya Samsul.

"Biasa disuruh Ema belanja bulanan." Sahut eja.
"Kalo gitu kita duluan ya bang." Sambungnya.

"Ya." Ucap Samsul.

Eja dan Fe kembali melanjutkan belanja nya. Dan Samsul masih melihat punggung mereka berdua.dia sedang berfikir apa mereka berdua pacaran. Tapi sudah lah bukan urusannya juga bukan.

Bagaimana eja dan Samsul bisa saling kenal? Itu karna eja mengikuti eskul basket dengan Adly. Otomatis mereka sering bertemu dengan Samsul. Ralat dengan Axel cs lebih tepatnya.

Samsul lalu pergi dari supermarket menju parkiran. Dia akan menyusul teman-temannya yang sudah berada di rumah Axel.

______________________________________
______________________________________

FexelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang