Bab 38

191 2 0
                                    

"Ish! Udah-udah, bunda kesini mau tanya sesuatu." Kata Sinta.

"Apa?"

Sinta menunjukkan kotak bekal yang ia bawa sedari tadi. Dengan raut wajah terkejut Axel melihat kotak bekal yang Fe berikan tadi.

Sial! Dia lupa membawa tas nya. Sekarang ia bingung harus bicara apa pada sang bunda. Dia sangat tahu sifat bundanya ini, yang sangat tidak mudah untuk di bohongi.

Entah bagaimana caranya tapi Bunda selalu tahu ketika ia berbohong dan tidak. Dan itu berlaku pada papa nya juga yang akan berakhir dengan sebuah hukuman kalau sampai ketahuan lagi.

Axel bisa saja berkata jujur tapi masalah nya hanya satu... Axel malu!

"Bunda tadi nemu ini ditas kamu, ini punya siapa?" Tanya Sinta serius.

"Teman." Jawab Axel seadanya. Cari aman batin Axel. Tapi dia tahu Bundanya ini akan terus bertanya sampai rasa penasaran nya itu hilang.

Sinta memicingkan matanya kurang yakin.

"Siapa?" Tanya nya lagi.

"Teman sekolah." Jawab Axel lagi. Axel bingung harus menjawab seperti apa. Mungkin dia akan pasrah ketika waktunya tiba bahkan hanya tinggal beberapa menit lagi.

"Iya bunda juga ngerti ini dari teman sekolah kamu, gk mungkin juga kan kamu temenan sama om-om terus om-omnya kasih ginian sama kamu" kata Sinta.

"Ini juga udah pasti bukan dari temen-temen kamu yang suka kesini kan? Gk mungkin dong! kalau bener dari mereka. Wah, niat banget sampe harus dihias begini. Mana nasi nya dibikin bentuk panda lagi." Lanjut Sinta.

"Hm." Axel hanya menjawab dengan deheman.

"Dari siapa?" Tanya Sinta lagi.

"Dari teman Bun." Jawaban Axel tetap sama.

"Perempuan?"

"Iya."

Wajah Sinta yang tadi nya serius sekarang digantikan dengan binar dan senyum manis.

"Pacar kamu?" Tanya Sinta.

Itu dia! Pertanyaan keramat itu sudah keluar. Axel sudah menduga bahwa pertanyaan itulah yang akhirnya akan bunda tanyakan.

"Bukan." Jawabnya.

Senyum Sinta luntur dengan raut kecewa.

"Terus?" Tanya Sinta.

"Ya hanya temen."

"Sejak kapan kamu punya temen perempuan?"

"Gk tau." Axel memang tidak tahu sejak kapan ia mulai dekat dengan Fe. Ralat mungkin hanya axel yang mendekati gadis itu.

"Kok gak tau."

"Seminggu yang lalu mungkin." Jawab Axel.

"Kalo udah sampai di kasih bekel kayak gini berarti udah deket dong." Ucap sinta.

"Nggk deket Bun."

"Oh baru mau deket berarti."

"Enggak bunda.."

"Masa sih."

"Iya."

"Siapa namanya?"

"Em--

"Jangan mencoba mengalihkan pembicaraan." Kata Sinta memperingati.

Ok! Axel akan jujur sekarang. 

"Freya." Jawab Axel.

"Freya." Ulang Sinta.

"Iya."

Sinta mengangguk anggukkan kepalanya sambil tersenyum.

FexelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang