"Prince J" (jaemren)

J1

Dinasti Ming.

Pria mungil dengan wajah cantik dan tampan secara bersamaan tersenyum cerah karena kelulusannya dari sekolah yang memamg dia inginkan di dinasti itu, bahkan dia rela pergi jauh dari keluarganya yang berada di Jepang. Diapun tersenyum karena mendapat nilai yang sangat memuaskan saat ini. Dia juga melihat dimana orangtuanya duduk bersama dengan raja dari dinasti Ming dan juga pangeran dinasti itu.

"Terimakasih karena memberikan saya nilai yang sangat memuaskan dan terimakasih karena sudah mengajarkan saya dengan sangat baik sekali. Makasih atas semua kerja kerasnya. Untuk otusan dan Mama, ini untuk kalian." Ucapnya tersenyum. Hingga semuanya bertepuk tangan dan diapun membungkuk seketika.

Setelah acara kelulusan itu, pria mungil itupun memeluk ibu, Gege juga adiknya. Dan merekapun mendapatkan undangan khusus dari keluarga Lai yang merupakan raja dimana dinasti Ming itu.

Di istana keluarga Lai.

"Saya senang karena putera kedua kaisar Nakamoto lulus dengan nilai membanggakan, saya sangat senang karena ini.pertama kalinya keturunan kaisar dan bangsawan Huang bersekolah disini." Ucap sang raja Lai

"Terimakasih yang mulia." Ucap sang kepala keluarga. Kaisar Nakamoto Yuta.

"Sama-sama kaisar. Oh iya, perkenalkan ini adalah anak sematawayang saya. Dia bernama pangeran Lai Guan Lin." Ucap raja Lai dan pria tinggi itupun membungkuk.

"Pangeran Lai benar-benar sangat tampan yang mulia." Ucap isti dari yuta, Huang Winwin atau Nakamoto Winwin.

"Terimakasih." Ucap Lai Guan Lin membungkuk.

"Sebenarnya ada yang ingin saya katakan pada kalian. Tapi, pangeran Lai bisa membawa pangeran Nakamoto Renjun berjalan-jalan." Ucap raja Lai.

"Bagaimana dengan kami yang mulia?" Ucap anak bungsu keluarga Nakamoto itu, Nakamoto shotaro.

"Kalian berdua akan berkeliling dengan pelayan saya. Silahkan." Ucap raja Lai. Dan satu pelayan pun masuk.lalu membungkuk setelahnya diapun mempersilahkan dua pangeran nakamoto itu untuk berkeliling.

"Mari pangeran Nakamoto." Ucap Guan Lin mendekat pada pangeran kedua dari kaisar Nakamoto itu, Nakamoto Renjun, pria cantik sekaligus tampan yang baru saja lulus beberapa menit yang lalu. Renjun lantas melihat kearah ayah dan ibunya yang mengangguk dan renjunpun langsung berdiri lalu berjalan bersebelahan dengan pangeran tinggi itu.

Setelah hanya tinggal mereka bertiga akhirnya raja Lai pun berdehem.

"Jadi begini kaisar Nakamoto, saya berniat mengambil putera keduamu sebagai istri dari pangeran Lai. Bukankah mereka terlihat sangat serasi?" Ucap raja Lai.

"Kami sangat tersanjung karena permintaan yang mulia, tapi apa kami.pantas untuk itu?" Ucap yuta.

"Tentu saja. Apalagi istrimu adalah salah satu dari anak bangsawan di sini, dan kau juga kaisar. Jadi ini mereka akan sangat cocok sekali." Ucap Raja Lai.

"Bagaimana sayang?" Ucap yuta menatap istrinya itu.

"Sepertinya mereka memang terlihat cocok suamiku, tapi semuanya kembali pada mu." Ucap winwin menatap suaminya itu.

"Bagaimana kaisar?"

"Baiklah yang mulia, saya menerima dengan baik pinangan yang mulia." Ucap yuta.

"Saya senang mendengarnya." Ucap raja Lai itu.

Di lorong istana Lai.

Ntah kenapa renjun merasa tempat ini sangat sepi sekali, bahkan dia merasa sangat berada dalam bahaya saat ini. Guan Lin menatap renjun dengan tatapan laparnya. Tapi, dia harus menahannya untuk saat ini sampai keduanya benar-benar menikah maka dia akan pastikan renjun hanya melayani nafsunya diatas ranjang setiap hari bahkan setiap detiknya. Renjun berhenti membuat Guan Lin juga ikut menghentikan langkahnya seketika.

"Ada apa pangeran Nakamoto?'

"Kenapa disini sangat sepi sekali pangeran Lai?"

"Memang seperti ini adanya pangeran Nakamoto." Ucap Guan Lin menggenggam tiba-tiba tangan renjun. Membuat sang empu kaget dan langsung melepaskan genggaman tangan itu dan renjun dapat melihat kilatan nafsu dari pangeran Lai itu terhadapnya dan diapun langsung pergi begitu saja. Guan Lin hanya tersenyum lalu mengangkat tangannya yang berhasil menggenggam tangan mungil itu lalu mencium aroma parfum renjun yang menempel di tangannya.

"Tangannya sangat lembut dan wangi. Aku sangat yakin kalau setiap inci tubuh itu memang selembut sutra. Aku pasti akan mendapatkannya tak perduli apapun." Monolog pangeran Lai itu.

_____________________

1 tahun kemudian....

Renjun sedang berada didalam kamarnya dia benar-benar marah pada orangtuanya dan dia tidak terima kalau dia harus menikah dengan pangeran dari dinasti Ming yang sangat dia tidak sukai itu. Dia sudah bicara tapi tetap tak di tanggapi sama sekali.

Tok...tok....tok...

"Maaf pangeran apa saya boleh masuk."

"Masuklah."

Ceklek.

Salah satu pengawalnya sekaligus pelayannya masuk dan membungkuk.

"Anda harus bersiap-siap untuk melakukan banyak persiapan. Pernikahan itu tinggal seminggu lagi pangeran."

"Aku tak ingin menikah. Kau harus membantuku seongwoo."

"Maksud pangeran? Saya tak mengerti."

"Kapan otusan dan Mama saya akan pergi mengurus semua hal tentang pernikahan ini diluar?"

"Sebentar lagi"

"Bagus. Apa Gege juga adek saya akan ikut?"

"Mereka punya pekerjaan lain pangeran."

"Bagus, kau harus membantuku kabur."

"Tidak bisa pangeran! Saya bisa di habisi."

"Kau tidak akan ada sangkut pautnya sama sekali. aku akan menjamin kau akan baik-baik saja. Dan lagi, kau harus pura-pura tidak tahu, mengerti? Yang pasti kau hanya perlu membantuku, kau tidak tau pangeran Lai itu bukan orang yang baik. Kau harus percaya padaku. Mengerti?"

"Tapi pangeran?"

"Kau tau ini perintahku. Kau tau dengan jelas bukan kalau kau tak punya hak menolak?"

"Baik pangeran, tapi saya mohon untuk tetap baik-baik saja selama Anda jauh dari sini."

"Saya akan mengusahakannya. Sekarang kau harus memantau keadaan saya akan menyiapkan beberapa hal yang dibutuhkan untuk kabur dan kau buatkan identitas saya sebagai Huang Renjun hari ini juga. Mengerti?"

"Baik pangeran." Ucao Seong woo lalu diapun langsung membungkuk dan keluar, dia tau ini salah tapi dia juga tak mau pangerannya mendapatkan pasangan yang buruk.

😘😘😘