Bab 26

307 26 2
                                        

"Gue, Xavier, sama Jimmin yang bantuin mungkin" jawab JK santai dengan suara lantangnya. Sukses membuat Xavier terperangah, apa-apaan ia disangkut pautin ke hal yang nggak ia kerjakan, tapi semalem dua sejoli itukan sempat telat, jangan-jangan karena ini, wah dia nggak mau lah jadi kambing hitam perbuatan orang, mana JK bilangnya mungkin lagi, bikin orang bingung aja. "Tapi kalau pengen tahu sebenarnya, mending nonton drama yang udah disiapin Lily" lanjut JK kembali.

"Eh Jey tunggu, semalem Lily bilang di markas mau ada tontonan maksudnya ini semua? Kok gue jadi ikut-ikutan?" Bisik Xavier yang sudah berada di dekat JK.

"Udah tenang aja Vi-kun, kamu diem aja pasti bakalan tahu maksud JK-kun, kalau mau emosi ntar aja oke" ucap Alisa dari belakang tubuh JK yang kini tengah mengerti maksud dari JK. "Udah kan, sekarang kita bisa nonton dramanya kan? Berantemnya bisa ditunda dulu bisa?" Di balas anggukan secara serempak oleh semuanya kecuali keempat gadis itu yang masih bingung kenapa targetnya jadi meleset ke Ali dan tiga pria idaman mereka.

Lily akhirnya memutar video yang ia dapat semalam, seluruh adegan dari percakapan mereka yang begitu jelas, bagaimana ia ingin menghancurkan nama baik Alisa a.k.a Lily bahkan membawa nama Jenika juga Rosè yang tak ada sangkut pautnya atau mengenal mereka hanya karena dekat dengan Xavier dan Jimmin. Benar kata JK kalau mereka para gadis laknat.

Adegan terus berlanjut hingga pengrusakan seluruh pakaian yang akan diberikan pada penduduk desa pesisir ini yang sudah susah payah anak Owltlas kumpulkan dari siang malam selama sebulan penuh, semua menjadi sia-sia di tangan keempat gadis tak diundang ini. Sungguh rasanya para anak Owltlas ingin membuat pelajaran pada mereka berempat kalau saja para gadis mereka tak menenangkan atau teman-teman yang lebih dewasa lain.

Prok'

Prok'

Prok'

Tepuk tangan itu berasal dari Alisa, dengan senyum mengembang dan tatapan dingin, kemudian mengangkat dua jempolnya kearah empat wanita di tengah-tengah anak Owltlas.

"I-itu.... itu___"

"Gimana? Beneran gue kan?" Sindir JK setelah semua video itu berakhir memotong ucapan Vanya. "Yang tiga lagi itu Xavier, Jimmin sama Ali" berjalan mendekat kearah Ali untuk mengambil gunting yang ada di dekat kaki pria itu.

"Sexy banget kamu, masak aku kalah" kemudian merangkul leher JK saat pria itu sudah sampai didepannya. Wajah dingin mereka berdua sungguh tidak sesuai dengan adegan yang mereka lihat didepan mata.

Memberikan gunting itu pada Lilynya Jenika, dan Edgar lalu Xavier ia sendiri mengambil pisau hadiah Lily dari Hoshi kemarin untung sudah dibersihkan dari darah Gio semalam sebelum kembali ke tempat penginapan.

"Kok kamu yang pakai itu? Aku aja dong, kan aku yang mau mainan sama mereka." Pinta Lily saat JK mengeluarkan mainan barunya itu dari dalam tas.

"No, pakai itu aja" titah JK tegas.

"Bener, itu aja Ly. Ngeri gue lu pakai mainan Lo itu, nanti anak orang bukannya buat jera malah buat pindah alam" mohon Xavier ia masih ngeri kalau mengingat Lily kesurupan reog kayak semalam. Ia bahkan samapi mimpi buruk dikejar-kejar Lily sambil membawa pisau itu.

JK mengangguk menyetujui ucapan Xavier, sedangkan yang lain hanya bisa meneguk ludah kasar mendengar ucapan Lily kecuali para gadis yang memang belum mengetahui identitas Lily yang sebenarnya.

"Emang Lily kalau megang pisau kecil gitu nakutin ya?" Bisik Cindy pacar Edgar ke pria tersebut.

"Sssttt.... ntar aja aku kasih tahu" balas Edgar juga berbisik.

"Huh.... padahal nggak ngaruh juga sih selama itu senjata tajam" Lily mengendikkan bahu berjalan kearah keempat gadis yang masih bungkam karena ketakutan. "Lain kali kalau mau main sama aku jangan pakai emosi, pakai otak, bakayarou (idiot)" ucapnya dengan tatapan mata yang berbeda bukan hanya dingin tapi juga tajam seakan ingin menguliti para gadis itu hidup-hidup.

My Cuttie Yakuza (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang