Bab 37

432 22 3
                                    

Disebuah bangunan gedung terbengkalai seorang wanita yang sudah babak belur tengah diikat di sebuah kursi dalam keadaan tak sadar diri. Karena siksaan dan juga lemas tak di beri makan dan minum semenjak ia di culik setelah pulang dari sekolah. Harusnya ia memberikan bukti pada ketua gengsternya tentang bukti baru yang ia temukan di kantor kepala sekolah, tapi ia ternyata kepergok oleh sang penghianat.

"Tuan muda." Sapa salah seorang body guard yang bertugas menjaga wanita yang tak sadarkan diri itu.

"Hem.... Gimana Sunny? dia udah mau ngomong dimana yembunyiin bukti-bukti lain penggelapan uang sekolah Saga?" Tanya tuan muda itu.

"Wanita itu masih pingsan tuan muda, ini sudah ketiga kalinya hari ini setelah disiksa." Lapornya kembali.

"Kasih makan kalau udah sadar terus kasih tahu gue. Dia butuh tenaga buat diintrogasi lagi. Kalau gak mau paksa dia."

"Baik tuan muda."

"Kev, gimana Alisa? Udah tahu keberadaannya?"

"Belum tuan muda, dia nggak ada di daerah gue. Kayaknya itu cuma buat nyari Gio."

"Oh iya, gimana tuh anak? Berhasil kabur sama narkoba curian kita?"

"Huh.... Dia hilang kontak tuan muda, kayaknya ketangkep sama orang pelabuhan. Soalnya radarnya ngilang di pelabuhan. Emang dasar goblok dia kalau urusan gini." Ujar Kevin frustasi.

"Dan Lo nggak nyari tahu? Gimana kalau Alisa Sampai dapet informasi dari dia? Lo tahu sendiri tuh orang goblok sama nyiut juga kalau udah ngadepin lawan yang lebih kuat dari dia." Marahnya. "Lo juga sama gobloknya malah lebih goblok gue rasa, bego. Cari tahu keberadaan dia sama narkobanya. Brengsek lo"

"I-iya tuan muda. Gue suruh anak buah gue."

"Huh.... Kemarin ngambil laptop dia juga nggak becus dan harus gue yang turun tangan. Gimana gue bisa buat gengster sendiri nyaingin milik Saga kalau anak buah gue modelan uler keket semua. Kagak ada yang becus." Gerutunya dan Kevin hanya bisa merunduk saja tanpa berani membalas omongan sang tuan muda.

Berjalan kearah ruangannya dan segera membanting pintunya dengan keras membuat pintu itu terkunci otomatis. Meninggalkan Kevin yang ciut di luar.

"Argh... Anjing, kalau sampai kedua anak om Ryōta itu tahu gue yang selama ini yang hianati mereka, bisa gagal semua penantian papa buat mancing om Ryōta keluar dan bales dendam sama kegagalannya dulu buat ngajak om Ryōta masuk lagi ke dunia hitam." Emosinya saat sudah berada di ruangannya. "Dan gue juga bakalan gagal bales kematian abang gue ke Saga. Gue udah berhasil ngrerubah wajah sama makek nama Abang gue dan malsuin keberadaan gue selama ini dari nyokap. Biar nyokap mau Deket lagi sama gue meskipun harus jadi Abang." Lirihnya.

💫💫💫💫💫

Sementara itu setelah berhasil pulang dari sekolah dengan selamat, aman dan tanpa di curigai sekali lagi, Felisa kini kembali dengan aktivitasnya yaitu melihat dan mendengarkan semua rekaman dan CCTV di laptop juga ponsel,ia akan mencari bukti yang mungkin ia temukan dari itu semua, tak apa satu persatu dan memakan waktu yang lama yang penting ia bisa memiliki bukti untuk dikirimkan ke kakaknya nanti.

Oh iya soal traumanya selama ini, ia juga berusaha menutupinya. Obatnya juga selalu ia bawa dan minum ketika ia merasa serangan paniknya setelah mendengar ambulance. Ia masih susah jika sudah mendengar mobil itu, meskipun tak seheboh saat di awal kedatangannya di Indonesia hingga serangan paniknya kambuh. Ini semua juga terjadi semenjak ia dekat dengan JK, pria itu seakan bisa mengalihkan semuanya. Bahkan ketakutannya yang berlebihan saat mendengar kendaraan itu. Tapi tidak dengan hujan dan petir. Jika saat cuaca itu datang seperti sekarang Alisa hanya bisa pasrah jika setiap malam ia tidak akan bisa tidur karena mimpi buruknya yang kembali hadir apalagi tak ada boneka kelincinya atau JK di dekatnya. Ia benci cuaca itu. Itu mengapa ia lebih memilih begadang mencari bukti akhir-akhir ini sampai mata pandanya terlihat jelas.

My Cuttie Yakuza (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang