2. Pnévma World

248 32 75
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya, Stars

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komennya ya, Stars.

Well, happy reading.

⋆୨♡୧⋆

Lelaki bernama Gava tersebut masih memejamkan matanya, tubuh Gava tidak sedingin waktu pertama kali ditemukan oleh Avyrolla. Malah sekarang, dia terbaring diranjang empuk dengan selimut tebal yang membungkus tubuhnya. Terdapat luka lebam dibeberapa bagian wajah Gava, mungkin karena benturan yang cukup kuat, tapi luka itu sudah disembuhkan oleh Ratu Enverley.

"Apa dia akan bangun secepat yang kita pikirkan?" tanya Damara, teman Avyrolla yang ikut membantu merawat Gava.

"Ya, dia akan bangun dan membuat kita semua ketakutan. Manusia pertama yang memasuki Moonviel Mainland, yang benar saja," sahut Calista tak senang. Ia melirik Avyrolla yang sedang makan roti gandum. "Dia selalu saja membawa kita ke dalam bahaya."

"Calista, kamu tidak boleh berbicara seperti itu, siapa tau ini bukan salah Avy. Manusia ini ... kita tidak tau dari mana asalnya," ucap Damara membela Avy.

"Kalau tidak tau dari mana asalnya, kenapa ditolong? Lihat saja, saat manusia ini bangun, kita semua akan dibunuh." Calista semakin jengkel. Pnévma yang satu itu sangat pemarah.

"Kamu terlalu berlebihan, Calista." Avyrolla sendawa sejenak setelah berhasil menghabiskan roti gandumnya, kakinya melangkah menghampiri Calista dan Damara.

"Dia tidak berbahaya," lanjut gadis itu dengan penuh keyakinan.

"Dari mana kamu tau?" sahut Calista cepat.

"Calista, perlu aku ingatkan siapa Avyrolla? Dia bisa merasakan adanya aura jahat atau tidak pada setiap makhluk yang mengunjungi Moonviel Mainland." Damara tersenyum miring merangkul bahu Calista.

Calista menepis tangan Damara kesal. "Tetap saja! Saat manusia ini bangun, dia harus segera dipulangkan ke dunia manusia!"

Avyrolla menoleh pada Gava yang masih terlelap. Dia berjalan ke arah ranjang Gava, mengabaikan Damara dan Calista yang heboh menahannya di belakang sana. Dipandangnya lamat-lamat wajah Gava, titik fokus Avyrolla ada pada sebuah tanda mencolok di dahi laki-laki itu. Lama diperhatikan, tanda tersebut mengeluarkan cahaya namun hanya beberapa detik saja.

Avyrolla berkedip cepat, ia mengucek matanya, memastikan bahwa penglihatannya tidak salah.

Tangan Avyrolla terulur untuk menyentuh tanda itu, tiba-tiba pergerakannya dihentikan oleh sang pemilik tanda. Sejenak, Avyrolla terbius oleh iris mata Gava yang memiliki warna unik. Rosegold. Sangat indah.

AvyrollaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang