31. Api dalam api

185 21 39
                                    

Hai, semua☃️❄️ Jangan lupa vote dan komennya ya sebelum atau sesudah baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai, semua☃️❄️ Jangan lupa vote dan komennya ya sebelum atau sesudah baca. Terima kasih.

Happy reading. ❄️☃️💕🫶🏻

⋆୨♡୧⋆

Avyrolla menatap nanar televisi yang menampilkan kebakaran besar itu. Tiba-tiba ia mengkhawatirkan Veeron. Pasti Pnévma Api ke dunia manusia untuk mencari kakaknya.

Tapi, dari mana Pnévma Api mengetahui keberadaan Veeron? Dan bagaimana Pnévma Api bisa sampai ke dunia manusia?

Seingat Avyrolla, Ratu Enverley pernah berkata bahwa Pnévma Api tidak bisa menyentuh portal menuju dunia manusia.

Ada yang tidak beres di sini.

Avyrolla bergegas mematikan televisi dan keluar apartemen. Ia harus mencari keberadaan Veeron sebelum Pnévma Api menemukan kakaknya. Dengan kaki mungilnya yang terbalut sepatu boots putih, Avyrolla berlari kalang kabut mencari lift yang kosong.

Sayangnya semua lift penuh. Avyrolla terpaksa harus menunggu sampai lift tidak penuh lagi.

"Kenapa lama sekali?" gerutu Avyrolla tak sabaran.

Lima menit berlalu, lift akhirnya kosong. Namun, disekitarnya ada lebih dari dua belas manusia yang mengantre untuk masuk ke lift. Batas orang yang di dalam lift adalah sepuluh orang, Avyrolla tidak bisa menunggu lebih lama lagi.

Sekali lagi, dengan sangat terpaksa, Avyrolla menyerobot antrian.

"Maaf, aku harus mencari kakakku. Dia dalam bahaya!" seru Avyrolla meminta maaf pada beberapa orang yang melayangkan protesan karena antrean mereka diserobot oleh gadis kecil.

Avyrolla segera menutup pintu lift.

"Hei, lain kali jangan seperti itu ya, budayakan antri." Seorang pemuda menegur Avyrolla dengan suara yang sangat lembut.

Avyrolla mengangguk, ia mendongak. Pupil matanya membesar melihat siapa yang ada di sampingnya. "Kakak Lino!"

Lino tertawa kecil. "Hahaha, iya. Ini gue."

"Kakak Lino kenapa ada di sini?" tanya Avyrolla.

Lino tersenyum mengusap kepala Avyrolla yang tertutup topi. "Apartemen gue satu lantai sama Veeron. Lebih tepatnya apartemen kedua gue."

"Baiklah. Tapi, aku tidak bisa mengobrol lebih banyak. Kakakku dalam bahaya. Aku harus menyelamatkannya," ucap Avyrolla setengah panik.

AvyrollaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang