22. Patah hati

142 20 24
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komennya ya.

Well, happy reading. 🌬️❄️☃️

⋆୨♡୧⋆

Selesai makan malam, Avyrolla kekenyangan. Ia makan lumayan banyak karena masakan Ara yang sangat lezat disantap. Avyrolla merasakan perutnya hendak meledak sekarang, dengan lesu Avyrolla mengambil segelas susu hangat yang tersisa seperempat dan meneguknya.

"Kalau nggak kuat nggak usah dipaksain, Avy." Bukan Gava yang bicara seperti itu, melainkan Vernon, kakak sepupu Gava.

"Harus dihabiskan, kasihan Momra sudah susah payah membuatkan susu untuk aku." Avyrolla membalas. Ia bersendawa pelan lalu tersenyum malu.  "Maaf."

Gelak tawa mengisi ruang makan megah tersebut. Seorang anak kecil menatap Avyrolla kagum dan menyodorkan lolipop. Avyrolla menerimanya dan berterima kasih.

Veila Agnasia. Putri pertama Elzio yang berusia tujuh tahun.

"Papa, sekarang aku dan kak Avy punya permen masing-masing!" adu Veila.

"Bagus dong. Inget ya, habis makan permen jangan lupa apa?" Elzio mendikte.

"Gosok gigi!" Veila berseru semangat, di sampingnya ada anak laki-laki lebih muda darinya memasang tampang jutek. Ia pun menepuk bahu adik sepupunya. "Adran, kamu dari tadi belum nyapa kakak Avy. Kamu nggak suka kakak Avy di sini?"

Avyrolla menoleh menatap Adran dengan mulut mengulum permen lolipop pemberian Veila.

Adran mendengkus pelan. Ia menatap kedua orang tuanya seraya bertutur, "Adran sakit gigi."

Princess dengan sigap menyuruh Adran mendekat untuk memeriksa kondisi gigi putranya.

"Kakak Avy, Adran sakit gigi jadi tadi diam aja. Tolong maklumi ya." Veila berucap.

Avyrolla tersenyum dan mengangguk. "Baiklah. Semoga Adran cepat sembuh, sakit gigi itu menyiksa."

Veila membenarkan. Putri sulung Elzio sangat aktif berbicara sehingga membuat Avyrolla nyaman ketika berinteraksi dengan gadis kecil cantik itu.

Tapi, Avyrolla sama sekali tidak melihat Gava sejak tadi. Ia pun inisiatif bertanya kepada Leo, "Dale, di mana Gava? Dia tidak makan malam?"

Leo menyeruput teh hangatnya sejenak lalu menjawab, "Dale udah bujuk Gava makan malam. Tapi, Gava nggak mau."

"Kasihan Gava. Pasti Adikku sangat kelaparan," ucap Avyrolla dramatis.

Ara terkekeh pelan. "Kamu mau antar makanan untuk Gava?"

"Mau, Momra. Sebagai kakak yang baik, aku akan melakukan apapun agar adik Gava tidak kelaparan," balas Avyrolla manis.

Ara gemas. Ia mengusap kepala Avyrolla dengan penuh kasih sayang. "Sebentar ya, Momra siapin makanannya."

AvyrollaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang