13. Cara mengakrabkan diri

159 27 57
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komennya ya.

Well, happy reading. 🌨️

⋆୨♡୧⋆

Avyrolla melenguh pelan seraya berguling ke kanan dan ke kiri, mencari posisi ternyaman untuk melanjutkan tidurnya. Ranjang empuk ini membuat Avyrolla betah berlama-lama memejamkan mata, ditambah suhu udara ruangan yang disesuaikan dengan kebutuhannya makin membuatnya enggan beranjak.

Netra silvernya melirik ke arah jam digital yang ada di nakas sebelah tempat tidur. Jam menunjukkan pukul empat pagi dan Avyrolla tiba-tiba teringat sesuatu.

Dengan hati-hati, Avyrolla turun dari ranjang. Ia keluar kamar tanpa menimbulkan kegaduhan, suasana ruang tamu yang remang-remang tidak membuat Avyrolla takut. Ia malah lega karena tidak ada yang memergokinya melakukan sesuatu yang penting.

Pintu balkon utama dia buka perlahan, wajah Avyrolla langsung diterpa angin yang cukup kencang dan dingin. Senyum cantiknya mengembang sempurna.

Tepat di depan Avyrolla angin kencang itu membawa kepingan snowflake berputar-putar di udara lalu muncul cahaya putih yang begitu terang. Sosok Pnévma Musim Dingin hadir, yang tak lain dan tak bukan adalah Damara. Sahabat Avyrolla.

"Damara!" seru Avyrolla memeluk Damara erat.

"Bagaimana keadaanmu, Avy? Semua berjalan dengan baik?" Damara bertanya disela pelukannya.

Avyrolla mengangguk. "Semua baik-baik saja. Kamu tau? Aku sudah bertemu kakakku!"

"Benarkah?" Damara ikut senang mendengarnya. "Bagaimana wujudnya? Bagaimana sikap kakakmu itu terhadap kamu? Apa dia baik?"

"Aku yakin dia sangat baik. Aku belum sempat berbicara lebih banyak dengannya. Dia sangat perhatian, saat aku menangis dia memberiku permen." Avyrolla bercerita penuh antusias.

Damara tertawa senang menggenggam kedua tangan Avyrolla. "Aku membawa pesananmu."

Tangan kanan Damara terayun dan seketika sebuah boneka salju yang terbuat dari kain muncul di tangannya. Boneka milik Avyrolla yang pernah dibuat oleh Gava.

"Terima kasih, Damara. Aku sangat merindukan Gavi." Avyrolla memeluk boneka itu erat-erat. "Maaf, aku harus merepotkanmu."

"Aku tidak merasa direpotkan oleh sahabatku. Kapan pun kamu butuh bantuan, kamu bisa memanggilku, aku siap membantu," ucap Damara tulus. "Oh iya, Calista menitipkan pesan untukmu, dia sangat merindukanmu."

Senyum Avyrolla berubah sendu, ia menatap lurus Damara. "Aku juga sangat merindukan Calista dan Pnévma yang lain. Apalagi Ibuku."

"Kamu pasti kembali ke Moonviel Mainland, kan?" tanya Damara cemas. Ia tidak ingin Avyrolla menetap selamanya di dunia manusia, Damara akan merasa sangat kehilangan sahabat baiknya.

AvyrollaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang