35. Di bawah hujan salju

313 27 28
                                    

Kita ketemu lagi! Yeay!❄️☃️Jangan lupa vote dan komennya ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kita ketemu lagi! Yeay!❄️☃️
Jangan lupa vote dan komennya ya.

Happy reading!

⋆୨♡୧⋆

Zeevanya tertunduk di samping Veeron setelah mendengar semua cerita yang lelaki itu sampaikan mengenai dirinya sendiri. Jujur, dari cerita Veeron, Zeevanya merasa ada sesuatu yang janggal, tapi ia tak punya keberanian untuk mengungkapkan itu karena keadaan Veeron sekarang begitu buruk.

"Gue bingung, Zee." Veeron bersuara dengan sangat lirih, ia menyandarkan kepalanya di dinding dan memejamkan mata.

Zeevanya benar-benar bungkam, ia hanya bisa menenangkan Veeron dari sentuhan halusnya pada lengan lelaki itu. "Jangan terlalu dipikirin, Vee. Kamu butuh istirahat."

"Kalau lo jadi gue, siapa yang bakal lo percaya?" tanya Veeron menatap Zeevanya. "Hm?"

"Aku ...," Lidah Zeevanya kelu untuk mengatakan sepatah kata pun. Dia menggeleng pelan, memilih untuk memeluk Veeron. "Aku bakal ikutin kata hati aku, Vee."

Veeron tersenyum kecut, jawaban Zeevanya bukan jawaban yang ia ingin dengar. "Cerita dari Ayah dan Bunda lebih masuk akal dibanding cerita ... Ibu."

"Sekarang bukan waktunya untuk menentukan cerita siapa yang lebih masuk akal, Vee." Zeevanya melepaskan pelukan. Ia tatap baik-baik lelaki kesayangannya. "Tapi, cerita siapa yang bisa diterima sama hati kamu."

"Percuma akal kita bisa nerima informasi dari mulut orang lain tapi hati kita menolak. Kadang otak sama hati nggak bisa bekerja sama, tapi sejauh ini kalau kita hidup dengan mengikuti kata hati kita, semua akan baik-baik aja," tutur Zeevanya mengulas senyuman hangat, ia usap pipi Veeron penuh kasih sayang.

Perempuan itu melanjutkan, "Vee, aku tau keadaan kamu lagi rumit sekarang. Kamu nggak bisa handle pikiran kamu, kita cari tau semuanya saat kamu udah baikan ya."

Zeevanya bangun dari duduknya. Niatnya ingin membuat makanan kesukaan Veeron, namun suara Veeron menghentikan langkahnya.

"Lo nggak berpihak sama gue, Zee?" tanya Veeron.

Zeevanya berbalik, dahinya mengerut bingung mendengar pertanyaan Veeron. "Maksudnya?"

"Dari kalimat lo ... lo kedengeran berpihak sama Ibu kandung gue."

"Astaga, Vee. Kenapa kamu mikir gitu? Aku—"

"Udahlah!" bentak Veeron. Tatapannya menajam menatap Zeevanya. "Lo nggak bisa ngambil hati Bunda, lo nggak deket sama Bunda jadi lo nggak ada dipihak Bunda."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AvyrollaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang