15. Sebuah rahasia : Kekuatan tersembunyi

161 23 61
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komennya ya. 💗💓

Well, happy reading. 🌨️❄️☃️

⋆୨♡୧⋆

"Jadi, kapan lo mau jelasin ke gue tentang semuanya, Avyrolla?"

Veeron menatap adiknya yang diam, enggan berucap sepatah kata pun sejak ia menanyakan tentang penjelasan yang dia tunggu-tunggu. Ia mengikuti kemana arah tatapan Avyrolla, dan seketika ia menyembunyikan tangannya ke dalam saku mantel, ia menyorot ke arah lain.

"Kakak," panggil Avyrolla lirih.

"Apa?" Veeron menanggapi tanpa menoleh pada adiknya.

Avyrolla menelan salivanya pelan, tangan kecilnya naik membenarkan bucket hat Veeron agar telinga kakaknya tidak terlihat. Bisa gawat, Veeron akan dicurigai sebagai makhluk dari dunia lain yang menampakkan diri di dunia manusia.

Veeron menoleh, tatapannya bertemu dengan Avyrolla. Ia menepis tangan Avyrolla pelan.

"Kakak, apa boleh aku minta tambahan waktu sampai aku siap menjelaskan padamu tentang ini semua?" tanya Avyrolla takut-takut.

Veeron menghela napas, ia mengangguk, menuruti permintaan adiknya. "Ya, ya, ya. Sampai lo siap. Entah kapan."

"Kakak harus lebih bersabar, aku harus mengenal Kakak lebih dalam terlebih dahulu. Itu akan mempermudah aku untuk menjelaskan semuanya," sahut Avyrolla. "Apa Kakak bisa menunggu?"

"Avy." Veeron menepuk kepala Avyrolla lembut. "Gue tunggu sampai lo siap. Ini pertama kalinya gue tau kalau gue punya adik, dia melakukan pengorbanan besar buat gue, dateng ke dunia manusia sendirian buat ketemu gue."

"Gue nggak boleh gegabah, kan? Gue harus bikin adek gue nyaman dulu sama gue dan membiarkan adek gue kenal kakaknya lebih dalam."

Senyum Avyrolla terbit mendengar ucapan Veeron. Tak disangka, kakaknya sangat pengertian padanya, Veeron memang mempunyai sikap yang menyebalkan tapi dia kakak yang penuh perhatian dan ketakutan terhadap kondisi adiknya.

"Terima kasih, Kakak." Avyrolla bertutur lembut.

Veeron menarik ujung hidung Avyrolla hingga membuat gadis itu memekik kesakitan. "Sama-sama, bocil."

"Sakiiit!" Avyrolla merintih.

Veeron melepaskan tarikannya ketika Gava datang membawa nampan berisi makanan dan minuman.

AvyrollaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang