18. Pesta ulang tahun

148 23 110
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya❄️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komennya ya❄️

Well, happy reading. 🌬️

⋆୨♡୧⋆

Gava dengan setelan tuxedo putihnya menemui Zanila taman belakang rumahnya. Malam ini Zanila begitu cantik di mata Gava, gaun Zanila berwarna silver dan memiliki kilau berlian yang mewah, Zanila selalu tampil glamor setiap ada acara dengan keluarganya. Gava suka itu.

Gava mengukir senyum tipis saat Zanila berbalik menatapnya dengan raut datar. "Za," sebutnya lembut.

Zanila melipat kedua tangan di dada, ia buang muka ke arah samping. "Lo ngajak gue ketemu di sini buat apa?"

Dari nada bicara Zanila, Gava tau tunangannya sedang marah. Ia tau apa kesalahannya, Gava ingin menyelesaikannya malam ini juga.

"Maaf." Gava hendak menyentuh bahu Zanila, namun perempuan itu malah melangkah mundur dan tiba-tiba melayangkan tamparan yang cukup kuat di pipi Gava.

Gava shock mendapat perlakuan seperti itu dari tunangannya. Meski ini bukan yang pertama kali, tetapi Gava tetap terkejut. Lelaki itu memejamkan matanya kuat-kuat, ia sudah terbiasa mendapatkan tamparan dari tunangannya.

"Kenapa lo nggak pernah kasih gue kabar? Lo selalu sibuk sama kerjaan lo sampai lupa kalau gue tunangan lo?!" teriak Zanila marah.

"Gue itu butuh lo, Gava! Kenapa lo nggak pernah ngerti?!"

"Gue ngerti, maafin gue. Setelah ini gue bakal selalu hubungi lo, oke?" Gava berusaha membujuk Zanila lagi.

"Lo selalu bilang kaya gitu!" Zanila tetap marah. "Susah banget ya Gav nepatin omongan lo sendiri?"

"Sesusah itu lo nepatin omongan lo Gava?!"

"Nggak, Za. Nggak. Gue emang sibuk kerja tapi gue kerja buat masa depan kita, inget, kan kalau sebentar lagi kita ... nikah?" Gava berhasil menggenggam tangan halus Zanila. "Gue nggak mau bergantung sama harta kedua orang tua gue, Za. Makanya gue bangun perusahaan gue sendiri di Amberlone."

"Kenapa harus di Amberlone?" sahut Zanila menatap sengit Gava.

"Biar lo bisa ketemu Zeevanya?" tuduh gadis itu.

Gava menggeleng dengan dahi mengerut. "Apa-apaan tuduhan lo itu, Za. Gue sama sekali nggak pernah ketemu Zeevanya. Dia pacar Veeron, dan gue nggak peduli Zeevanya ada di sana atau nggak."

"BOHONG!" Zanila mendorong dada Gava menjauh. Ia menampar Gava berkali-kali hingga sudut bibir Gava terluka dan mengeluarkan sedikit darah.

AvyrollaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang