9. Adikku yang manis dan tampan

165 20 35
                                    

Jangan lupa votenya ya biar cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa votenya ya biar cantik. ☃️

Well, happy reading. 🌬️

⋆୨♡୧⋆

"Avy, lo belum selesai mandi?"

Gava mengetuk pintu kamar mandi setelah pulang dari toko pakaian yang untungnya masih ada yang buka. Bunyi gemericik shower menandakan gadis itu belum selesai dengan urusannya.

"Sebentar lagi aku akan keluar," ujar Avyrolla dari dalam.

"Jangan keluar dulu, pakaiannya gue gantung di handle pintu. Dibuka pelan-pelan." Gava berucap.

Avyrolla mengiakan.

Gava menunggu Avyrolla di ruang tamu sambil membuka laptop, menyelesaikan urusan pekerjaannya. Matanya masih segar, belum ada tanda-tanda mengantuk padahal urusan pekerjaannya tadi lumayan menguras tenaga.

Beberapa menit setelahnya, pintu kamar mandi terbuka. Semerbak wangi bunga avoily tercium di hidung Gava, aromanya membuat lelaki itu tercenung sesaat. Gava menyukai aroma bunga avoily, tumbuhan yang sangat langka di daerahnya namun sering dicari-cari oleh banyak orang.

Bunga avoily hanya bisa tumbuh dipegunungan utara yang tertutup dengan kabut tebal dan salju. Hanya ada satu atau dua yang bisa bertahan tumbuh dengan cantik. Tapi, sekarang, untuk menghirup bunga itu, tidak perlu mencari jauh-jauh dipegunungan sana, ada Avyrolla yang memiliki aroma khas bunga favorit Gava.

Gava menatap Avyrolla yang baru saja selesai mandi, rambut panjang gadis itu masih sangat basah. Dia datang memeluk baju kotornya.

Avyrolla mengenakan piyama warna biru muda yang sudah Gava siapkan.

"Taruh di keranjang kotor dekat kamar itu, Avy. Besok bajunya gue laundry." Gava menunjuk keranjang khusus pakaian kotor di sebelah kamarnya.

Avyrolla menurut, setelah itu menghampiri Gava.

Gava beranjak mengambil hair dryer di kamarnya dan juga sisir, lalu kembali ke ruang tengah.

"Sini." Gava menyuruh Avyrolla duduk di dekatnya. "Gue keringin rambut lo."

Avyrolla tersenyum senang lalu duduk manis membelakangi Gava di sofa, membiarkan lelaki itu mengeringkan rambutnya dengan alat pengering rambut.

Saat hair dyer dihidupkan, suara bising memenuhi ruangan. Gava berhati-hati menggunakan hair dyernya, ia usahakan tidak mengenai kulit Avyrolla. Dengan telaten, Gava menyisir rambut panjang gadis itu.

AvyrollaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang