34. Lebih dingin

209 18 10
                                    

HAI, JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA OKAY?!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAI, JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA OKAY?!

HAPPY READINGଘ(੭˃ᴗ˂)੭♡

⋆୨♡୧⋆

Bunyi ketukan sepatu boots terdengar dari seorang perempuan yang mengenakan black winter coat. Dia melangkah masuk ke dalam sebuah hutan tanpa rasa takut sedikit pun, malah wajahnya sangat datar, tak menampilkan ekspresi apapun.

Tepat di depan goa raksasa, ia berhenti melangkah.

"Keluar!" teriak Zanila.

Beberapa saat kemudian, makhluk berjenis kelamin laki-laki dengan tinggi 2 meter keluar dari dalam goa. Dengan senyuman dalam, dia berkata pada Zanila, "Saya kira kamu melupakan perjanjian kita."

"Saya bukan orang seperti itu," kata Zanila. "Semua informasi yang anda berikan sudah saya sampaikan dengan baik."

"Lalu?" Makhluk itu menunggu kalimat yang akan Zanila ucapkan.

"Mereka ... bertengkar hebat," ucap Zanila. "Saya rasa akan semakin mudah untuk memisahkan mereka berdua karena kedua orang tua angkat Veeron ikut andil dalam menghasut Veeron."

Makhluk tersebut tertawa seraya bertepuk tangan, merasa puas dengan hasil kerja Zanila. Kemudian dia menyimpan kedua tangannya di belakang tubuh. "Saya sudah membantu kamu, kan, Zanila? Bagaimana kalau kita bicara soal bayaran?"

"Saya sudah bawakan uangnya, sebut saja nominal yang anda butuhkan," sahut Zanila.

"Uang manusia untuk apa? Tidak berguna di dunia saya," ucap makhluk itu.

Kedua alis Zanila menyatu, ia bertanya, "Lantas, bayaran apa yang anda inginkan?"

Lagi-lagi makhluk itu tertawa. "Mudah, Zanila. Saya yakin kamu bisa melakukan ini."

"Berikan darah Veeron pada saya. Tidak banyak, hanya satu tetes saja."

"Darah Veeron?" Zanila tak mengerti kenapa makhluk di depannya menginginkan darah Veeron. "Untuk apa darah Veeron?"

"Untuk ... sahabat lama saya." Makhluk tersebut bergeser ke samping, dalam sekejab Pnévma Api keluar dari goa.

Mata Zanila terbelalak, ia refleks melangkah mundur, udara dingin bercampur panasnya Pnévma Api membuatnya tidak nyaman.

"Dapatkan darah Healer itu untukku, Zanila." Suara Pnévma Api membuat Zanila merinding. Ia tak pernah mendengar suara semengerikan itu.

AvyrollaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang