17.

320 29 1
                                    

Doyoung terlihat sibuk dengan printilan-printilan kecil di atas karpet yang sebenarnya itu adalah mainan milik Mark yang belum sempat dibereskan karena bocah laki-laki itu tertidur saat sedang asik bermain dengan mobil Spiderman dengan posisi tengkurap. Mungkin dia terlalu lelah saat berada di Playground sampai-sampai dirinya harus tertidur di atas karpet tanpa menggunakan selimut, jadi selama Johnny memindahkan Mark ke dalam kamar ia lebih memilih untuk membereskan tumpukan mainan itu sendiri.

Sekilas ia mulai melihat bayangan sosok Johnny keluar dari dalam kamar dengan membawa satu mainan yang sebelumnya terbawa oleh Mark saat akan dipindahkan ke dalam kamar dan menghampirinya. Pria tinggi itu mulai membantu Doyoung untuk membereskan mainan Mark yang jumlahnya tidak sedikit itu ke dalam box mainan.

"Mark udah tidur?" Tanya lelaki itu sambil terus memasukkan satu persatu mainan ke dalam box.

"Tadi sempet bangun sebentar, habis itu tidur lagi." Jawab Johnny seadanya yang mendapat respon anggukan dari Doyoung.

Keduanya kembali melanjutkan membereskan tumpukan mainan di atas karpet ke dalam box sampai semua kepingannya bersih. Sebenarnya mainan Mark tidak terlalu banyak, hanya saja potongan-potongan kecil dari action figure nya yang membuatnya terlihat begitu banyak.

"Aku bawa ke atas dulu sebentar." Ujar Doyoung sambil mengangkat box mainan itu menuju lantai atas.

"Sayang."

"Ya?" Lelaki itu menoleh ke box mainan yang masih berada di dalam genggamannya ke arah Johnny.

"Eum.." dari kejauhan Johnny terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu yang mengganggu pikirannya. Pasalnya raut wajah pria itu terlihat sedikit berbeda dari biasanya, yang kadang bisa dingin dan kadang juga bisa.. ya seperti itulah.

"Kenapa?"

"Eum.. soal tadi pagi. Kayanya Mark bener deh?."

Lelaki itu mengerutkan keningnya bingung, pasalnya dirinya sudah lupa dengan apa yang diucapkan oleh Mark tadi karena terlalu sibuk bekerja. "Tadi pagi? Apa?"

Johnny menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis. "Soal yang pohon keluarga.."

Seketika Doyoung paham dengan maksud Johnny, ternyata ucapan Mark pagi tadi juga ikut menular kepada ayahnya sendiri. Memang seharusnya pembahasan pohon keluarga itu tidak pernah ada, atau mungkin seseorang harus mencegahnya.

Lelaki itu menghela napasnya panjang, tatapan matanya tak lepas dari Johnny yang duduk di atas sofa terus menatapnya. "Punya anak itu bukan perkara gampang, John. Mereka butuh perjuangan, gak segampang kamu buka lembaran kertas baru buat nulis." Doyoung berujar sambil terus menatap wajah Johnny dari kejauhan.

"Aku cuma mau.."

"Kamu bilang Mark aja udah cukup kan? Jadi kamu gak masalah kan kalo aku nolak permintaan kamu buat tambah anak lagi?"

***

"Eh.?"

Kun berjalan menuruni tangga sambil menatap seseorang yang saat ini tengah duduk di meja makan dengan lahap memakan sesuatu yang ada di atas piring. Keningnya berkerut setelah mengetahui benda apa yang sedang dimakan oleh kekasihnya saat itu.

"Mimpi apa kamu semalem?" Ujarnya sambil mendudukkan tubuhnya di samping Ten. Raut wajahnya tak berubah selain wajah heran menatap apa yang sedang Ten lakukan sekarang. "Kamu makan buah?"

"Cuma stroberi doang." Katanya sambil memasukkan buah stroberi ke dalam mulutnya, tidak peduli dengan wajah heran Kun di sampingnya.

"Wow, kirain kamu doang orang yang takut sama buah. Ternyata bisa makan juga." Kun terheran-heran.

When You Beside Me || Kunten WayV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang