26.

289 30 0
                                    

Cup..

Kedua sudut bibir itu terangkat sempurna membentuk sebuah senyuman yang manis, kedua tangannya terus menahan tubuh mungil dan kecil itu kembali mendaratkan ciumannya di atas pipi tembam dan kemerahan itu.

Cup..cup..

"Sayang, ini kaus kakinya yang sebelah kanan kemana?"

Lelaki manis yang tengah asik mencium pipi tembam milik bayi mungil di gendongannya itu menoleh ke arah Kun yang saat itu baru saja selesai mengganti pakaian Hendery di atas tempat tidur. Pria tampan itu terlihat sedang kebingungan mencari pasangan kaus kaki yang akan dirinya gunakan di kaki mungil milik Hendery.

Satu minggu setelah operasi Caesar, Kun memutuskan untuk pulang ke rumah karena Ten yang terus memintanya untuk dibawa pulang setelah merasa bahwa kondisinya sudah baik-baik saja. Padahal satu hari sebelum akhirnya mereka berdua pulang Ten sempat mengeluh jika jahitan di perutnya terasa sakit akibat terlalu banyak bergerak padahal luka jahitannya belum sembuh total. Namun lelaki manis itu tetap keras kepala dan meminta untuk segera dibawa pulang meskipun Kun sudah membujuknya untuk tetap tinggal selama beberapa hari di rumah sakit.

Percuma saja dirinya membujuk, Ten saja tidak pernah mau mendengarnya.

"Emang tadi kamu taro di mana, kok bisa ilang?" Ten berjalan menghampiri Kun bersama Xiaojun dipelukannya.

"Gak tau, tadi ada di sini." Kun menoleh ke sana kemari mencari keberadaan kaus kaki yang akan dirinya gunakan pada Hendery.

"Ganti yang lain ajalah, kan masih banyak."

Kun tidak menggubris perkataan Ten, ia terus menolehkan kepalanya ke sana kemari hanya untuk menemukan sebelah kaus kaki bayi yang entah hilang kemana. "Eh?." Kun terdiam, setelah beberapa lama ia terus mencari keberadaan kaos kaki yang hilang kini ia menemukan dimana benda itu menghilang.

Kun tersenyum lebar ketika benda yang sejak dirinya cari itu ternyata berada di tempat yang tidak cukup jauh darinya, yaitu digenggaman tangan mungil Hendery. "Pantesan ilang, orang kaus kakinya dibawa sama yang punya."

Ten ikut menolehkan kepalanya, dirinya tak kuasa menahan senyum gemas melihat bayi mungil yang sedang membawa sebuah kaus kaki di tangan mungilnya. "Usil banget sih kamu sama ayah, hem?" Gemasnya lalu mencium pipi tembam milik Hendery beberapa kali.

Di sampingnya, Kun juga ikut tertawa melihat tingkah usil Hendery yang menyembunyikan kaus kaki di tangannya yang mungil. Entah siapa yang mewarisi sifat usil seperti ini kepada Hendery, tapi yang jelas bayi yang baru berusia satu bulan itu begitu menggemaskan.

Maka tanpa menunggu lama Kun akhirnya juga ikut bergabung memberikan ciuman singkat pada Hendery yang hanya diam tanpa memberikan respon apapun setelah mengambil kaus kaki kecil itu dari tangan mungil Hendery. Namun tak berselang lama, keduanya dikejutkan dengan suara tangisan Xiaojun kecil yang saat itu masih berada di gendongan Ten. Bayi itu merasa diabaikan.

"Kamu mau di cium juga ya, sayang? Hem?" Ten mencium pipi Xiaojun sembari mengusap rambut tipisnya dengan halus kemudian menciumnya kembali, aroma bayi setelah mandi memang semenggoda itu.

"Aku juga mau loh dicium, sayang."

***

"Kun ge, liat charger laptop gue gak?!"

Kun seketika menolehkan kepalanya begitu mendengar suara teriakan Winwin dari lantai bawah. Pria tampan yang sebelumnya sedang berbaring di atas tempat tidur bersama tiga orang lainnya seketika bangkit dari tempat tidur tanpa membuat ketiga orang itu terbangun dari tidurnya.

"Itu Winwin kenapa sih malem-malem." Gerutunya berjalan menuju pintu kamar dan berjalan menuju lantai bawah, tempat Winwin berada.

Hari ini setelah selesai kelas, Winwin menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumah Kun untuk bertemu dengan kedua keponakannya yang hari ini genap berusia satu bulan itu. Semenjak si kembar lahir, Winwin lebih sering berkunjung ke rumah Kun daripada pulang ke rumahnya sendiri. Alasannya ingin bertemu dengan kedua keponakannya, namun sebenarnya anak itu sedang malas pulang ke rumah.

When You Beside Me || Kunten WayV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang