46.

124 13 1
                                    

"Kenapa?"

Ten yang saat itu sedang duduk sendirian di atas sofa sembari memijat kepalanya terkesiap dan segera mengalihkan perhatiannya pada Kun yang kini juga ikut mendudukkan diri di sampingnya.

Lelaki manis itu tersenyum tipis pada Kun sembari menggelengkan kepalanya pelan. "Gak kenapa-kenapa, cuma pusing sedikit." Katanya dengan jujur. Karena memang sejak pagi ini dirinya terus merasakan pusing di kepalanya, rasanya seperti ada jarum yang menusuk setiap titik di kepalanya tanpa henti hingga kepalanya berdenyut keras.

"Kamu sakit?" Kun bertanya sembari mengusap kepala Ten dengan lembut sesekali memberikan pijatan ringan di kepala sang kekasih yang merasa sedikit terbantu olehnya.

Perlahan Kun menarik pundak sempit itu untuk bersandar pada pundaknya agar dirinya bisa dengan leluasa memijat belakang kepala Ten dan membuatnya merasa lebih baik. Jujur saja Kun sangat khawatir saat Ten mengatakan bahwa kepalanya terasa pusing, karena selama ini Ten bukan tipe yang mudah terserang sakit apalagi sampai mengharuskannya dirawat di rumah sakit. Biasanya lelaki manis itu akan selalu menjaga kesehatannya dan juga orang-orang di sekitarnya agar tidak mudah terserang penyakit apapun, namun malah dirinya yang sakit sekarang.

Ten memejamkan matanya menikmati nyamannya pijatan tangan Kun yang dengan telaten memijat kepalanya secara perlahan, ini benar-benar membantu untuk mengurangi sakit di kepalanya. Entah mengapa akhir-akhir Ten merasa jika kesehatan tubuhnya sering tidak stabil, terkadang dirinya bisa begitu lemas saat bangun tidur atau mendadak kepalanya yang pusing dalam jangka waktu yang lama. Tidak biasanya ia seperti ini, apa mungkin karena dirinya terlalu kelelahan karena persiapan sekolah kedua putranya?

"Mendingan?" Kun menundukkan kepalanya untuk menatap wajah manis Ten yang tampak menikmati pijatan ringan yang dirinya pada sang kekasih yang segera menganggukkan kepalanya singkat sembari memejamkan matanya.

"Gak nyangka ya, anak-anak udah besar aja, udah masuk ke sekolah." Celetuk Ten di sela-sela keheningannya bersama Kun. Pandangannya kemudian menerawang pada saat kedua putranya yang masih berusia satu tahun dan sekarang di saat usia kedua putranya kini menginjak lima tahun.

Waktu berjalan begitu cepat. Rasanya baru kemarin mereka merawat bayi kecil yang terus menangis di tengah malam karena lapar, tidak nyaman karena popoknya penuh, atau karena demam, namun mengapa waktu berjalan begitu cepat membesarkan kedua putranya menjadi dua anak kecil yang selalu ingin tau dengan hal-hal baru disekitarnya. Bayi kecil yang dulunya hanya bisa menangis saat meminta apapun, kini sudah bisa memenuhi keinginannya sendiri dengan berlari ke dapur atau kepada orang tuanya. Mereka tumbuh besar begitu cepat.

"Dulu kayaknya mereka masih muat buat diajak tidur sekamar deh, sekarang bahkan satu kasur aja gak cukup buat mereka." Kun terkekeh mendengar penuturan terakhir Ten, karena memang itu adanya. Dulu saat si kembar masih berusia satu tahun, mereka sering tidur bersama dalam satu tempat tidur yang sama dan itu masih menyisakan banyak ruang yang kosong. Namun jika kini mereka berdua ikut pergi tidur bersama kedua orang tuanya, pasti selalu Kun yang mengalah dan memilih untuk tidur di atas sofa membiarkan Ten dan kedua putranya tidur di tempat tidur yang nyaman.

Dirinya juga merasakan hal yang sama dengan Ten, seberapa cepatnya dua malaikat kecil itu tumbuh besar seperti sekarang. Dirinya tidak menyadari jika menjadi orang tua bisa melewati waktu secepat ini, rasanya semua waktu bisa terlewatkan begitu saja tanpa disadari. Mungkin karena dirinya yang sibuk mengurus kedua bayi kecil itu sampai-sampai dirinya lupa bahwa waktu masih terus berjalan hingga saat ini, atau mungkin karena dirinya yang tidak terlalu memperhatikan bahwa selama ini waktu terus mengikutinya berjalan.

"Kun." Panggil Ten pada Kun yang sedang memikirkan banyaknya waktu yang telah dirinya lewati bersamanya dan kedua putranya itu segera menolehkan kepalanya pada sang kekasih manis di sampingnya.

When You Beside Me || Kunten WayV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang