37.

147 18 0
                                    

Malam berlarut begitu cepat dan tergantikan oleh pagi, sepasang kaki kecil tanpa menggunakan alas tampak berjalan pelan menuruni tempat tidur dan mulai menelusuri ruangan yang menuju ke dalam sebuah kamar lain kala itu tampak masih cukup senyap mengingat bahwa ini masih cukup pagi.

Xiaojun dengan piyama berwarna biru gummy bear itu berjalan memasuki kamar milik kedua orang tuanya dengan perlahan. Entah mengapa anak kecil itu terbangun di pagi buta seperti ini, biasanya ia akan bangun setelah Ten selesai membereskan meja makan bersama Kun untuk sarapan.

Anak kecil itu tampak bingung dengan kondisi kamar kedua orang tuanya, karena setelah masuk dirinya tidak menemukan Papa maupun ayahnya di dalam kamar mereka. Biasanya mereka berdua masih tidur di dalam kamar saat pagi buta, tapi mengapa pagi ini mereka sudah tidak ada? Apa mereka sudah bangun dan pergi ke dapur?

Tanpa menunggu lama Xiaojun segera bergegas pergi menuju dapur dan menuruni anak tangga satu persatu dengan kaki mungilnya. Dan lagi-lagi setelah sampai di dapur dirinya tidak menemukan kedua orang tuanya di sana, apa mungkin mereka berdua pergi? Tapi kenapa tidak membawanya dengan Hendery?

"Ayah..." Kedua matanya mulai berkaca-kaca, dirinya sudah mencari kedua orang tuanya ke semua tempat tapi tetap tidak dirinya temukan di mana keberadaan keduanya.

Anak kecil berusia lima tahun itu takut berada di lantai bawah dengan penerangan yang minim karena beberapa lampu sudah dimatikan sejak malam jadi saat menjelang pagi lampu tidak banyak menyala. Namun dilain sisi, sesaat setelah dirinya berbalik ke belakang menuju ruang tengah dirinya menemukan ada sesuatu yang familiar yang saat itu tengah tertidur lelap di atas sofa.

Xiaojun mendekat ke arah sofa itu perlahan dan begitu dirinya berdiri di samping sofa, benar saja. Kedua orang tuanya yang sejak tadi dirinya cari-cari ke segala tempat di dalam rumah ternyata berada di ruang tengah dan tidur tanpa sepengetahuannya.

"Papa.." tanpa pikir panjang Xiaojun segera naik ke atas sofa tempat kedua orang tuanya itu tertidur hingga membuat keduanya sama-sama terbangun.

Ten yang masih setengah sadar saat mengetahui bahwa salah satu anaknya datang menyusulnya ke bawah hanya bergumam sambil berucap, "Kenapa bangun, sayang? Sini tidur sama Papa." Ujarnya lalu membawa tubuh anak kecil itu ke tengah-tengah Ten dan Kun yang kembali tertidur karena kedua matanya masih terlalu lengket untuk bangun.

Dan pada akhirnya Xiaojun kembali terlelap di dalam pelukan Ten yang menepuk pundaknya perlahan hingga tertidur kembali. Mereka bertiga kembali tertidur di tempat yang sama setelah beberapa detik keduanya terbangun saat kedatangan Xiaojun di tengah-tengah mereka dengan Kun yang kembali memeluk tubuh Ten bersama Xiaojun di dekapannya.

***

"Eh?! Dery, kalo lagi makan itu duduk, jangan berdiri. Sekarang duduk yang bener."

Ten menunjuk pada putranya saat anak laki-laki yang sedang berdiri di atas kursi sembari menyantap makanannya di atas meja. Kedua matanya menatap tegas pada Hendery agar anak itu segera beralih ke posisi duduk yang benar, karena dirinya tidak suka jika melihat orang lain berdiri di hadapan sebuah makanan karena menurutnya itu tidak sopan.

Namun yang namanya anak kecil tidak akan semudah itu mengerti. Bahkan setelah mendapat tatapan tajam dari Papanya, bukannya segera menuruti perintah Ten justru Hendery malah asik menyedot helaian spaghetti sembari berjongkok. Dirinya seolah-olah tidak peduli dengan apa yang diucapkan Ten dan memilih untuk menikmati makanannya selagi masih hangat.

Disitu Ten hanya menghela napasnya sembari menatap seberapa asiknya Hendery menikmati sarapannya saat itu. Dari dulu Hendery memang paling suka dengan makanan olahan mie, mungkin karena tekstur dan rasanya yang enak anak itu jadi sangat suka dengan olahan mie. Bahkan di saat ada makanan lain pun Hendery pasti akan menanyakan apakah ada mie di sana, seperti fanatik mie sejak kecil.

"Enak spaghetti nya?" Lelaki manis yang awalnya hanya diam itu bertanya, masih dengan menatap wajah penuh saus spaghetti Hendery.

Anak kecil itu menganggukkan kepalanya senang saat mendapat pertanyaan itu. Wajahnya tersenyum manis dengan mulutnya yang masih bergelantungan helaian mie yang sudah dipotong lebih pendek agar bisa mudah dimakan oleh mulut kecil Hendery, tapi tetap saja makanan itu menggantung di mulut kecilnya.

"Enak!."

"Bulan depan makan lagi ya?"

"Kenapa gak besok?"

"Kan sekarang udah, Dery kan udah janji mau makan mie satu bulan sekali."

Hendery terdiam, raut wajah yang sebelumnya ceria saat sedang menikmati lezatnya spaghetti buatan Ten itu seketika berubah murung. Semua orang tau jika Hendery adalah maniak mie, tapi orang tua mana yang membiarkan anaknya mengonsumsi mie instan setiap hari? Bisa-bisa ia akan terkena banyak ocehan dari ibu mertuanya karena membiarkan cucunya sakit karena terlalu banyak memakan mie.

Dari tempatnya duduk, Hendery dari terlihat murung. Karena keinginannya untuk makan mie lebih banyak harus tersingkir. "Tapi Dery makan cookies boleh kan?"

Lelaki manis itu tersenyum kala Hendery lebih memilih untuk melayangkan pertanyaan lain yang tidak berhubungan dengan makanan yang dirinya sukai, karena kalau tidak begitu mungkin Hendery akan terus membahas tentang mie instan tanpa henti.

"Boleh, sayang." Ten mengusap rambut hitam pendek milik Hendery dengan lembut. Dirinya masih ingat saat mereka pergi ke salon anak untuk memotong rambut Hendery dan Xiaojun yang semakin bertambah panjang setiap bulannya.

Dirinya ingat betul bagaimana takutnya Xiaojun dengan alat cukur rambut sampai-sampai satu ruangan penuh dengan suara tangisan Xiaojun yang harus duduk di atas pangkuan Kun sampai acara mencukurnya selesai. Sementara saat itu Hendery terlihat lebih tenang duduk di atas sofa tunggu sambil bermain robot ditangannya.

Aneh, namun itu benar-benar terjadi di kehidupannya.

***

"Daddy."

Seseorang yang dipanggil dengan sebutan Daddy itu segera menolehkan kepalanya kala ada seseorang memanggilnya. Dari belakang dirinya bisa menemukan sosok Doyoung yang berjalan ke arah tempatnya berdiri yaitu di depan pintu.

"Kenapa?" Pria bertubuh tinggi itu bertanya, kedua matanya tak lepas dari wajah cantik Doyoung pagi itu.

"Mau kemana?"

"Ke depan sebentar, kenapa?"

"Sekalian beliin snack nya Mark ya? Punya dia udah habis soalnya." Jawab Doyoung sembari menunjuk ke arah Mark yang duduk di meja ruang tengah sambil menonton acara akhir pekan.

"Kamu enggak?" Johnny bertanya kepada istrinya itu, entah mengapa pagi ini Doyoung terlihat lebih segar dari biasanya. Apa moodnya sedang baik hari ini?

Doyoung menggelengkan kepalanya singkat. "Gak usah, yang penting kamu cepetan pulang ya?"












To Be Continue...

Ada yang tau Doyoung mau ngapain karena nyuruh Johnny buat cepet pulang?

By the way, aku mau ngucapin selamat hari raya Idhul Fitri untuk kalian semua yang merayakan, dan buat yang gak semoga hari-hari kalian selalu menyenangkan ya🙏🏻☺️

When You Beside Me || Kunten WayV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang