36.

250 14 0
                                    

Kedua kelopak mata itu perlahan terbuka saat samar-samar ia mendengar suara langkah kaki serta suara benda yang dilempar cukup keras di atas meja. Kun tampak menggeliat pelan sambil mengumpulkan beberapa nyawanya yang sempat menghilang sebelum menemukan keanehan dari pandangannya saat itu.

Kun bangkit dari tidurnya dan menatap sosok Ten yang saat itu tampak berpakaian lebih rapi dari terakhir yang dirinya lihat semalam. "Kamu mau kemana?"

Sementara itu, Ten yang sedang berdiri di depan meja sembari menyemprotkan parfum ke tubuhnya segera berhenti dan melirik Kun yang masih duduk di atas tempat tidurnya sesaat kemudian kembali fokus pada kegiatannya.

Karena tak mendapatkan jawaban, akhirnya Kun bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan menghampiri Ten yang anehnya malah berbalik berjalan menjauhinya setelah meraih kunci mobil di atas meja.

"Sayang, kamu mau kemana? Ini masih pagi.."

"Pagi?" Nyaris saja Kun menabrak tubuh mungil Ten yang secara tiba-tiba berhenti dan berbalik ke arahnya, masih dengan tatapan mata yang setajam pisau bedah itu.

"Otak kamu masih pagi, coba liat ini jam berapa?" Ujar Ten sembari menunjukkan layar ponselnya yang kini menunjukkan pukul sebelas siang. Kun yang melihat hal itu tentu saja tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya dari Ten, pantas saja dirinya merasa bahwa ada yang aneh saat dirinya membuka mata tadi. Jadi karena dirinya tidur selama itu.

Bagaimana itu bisa terjadi? Bukankah semalam dirinya tidur lebih awal dari biasanya? Tapi bagaimana bisa...

"Eh, kamu mau kemana?" Dengan sigap Kun meraih pergelangan tangan Ten yang sudah lebih dulu berbalik dan berniat untuk meninggalkannya begitu saja.

Lelaki manis itu menepis tangan Kun lalu menatapnya sinis. "Mau pergilah, ngapain di rumah pas weekend?"

"Sama siapa? Anak-anak juga ikut? Terus aku gimana?"

"Ya kamu pikir aja sendiri, ngapain tanya ke aku." Akhirnya Ten berbalik dan berjalan menuruni tangga sambil menyuruh kedua putranya untuk segera bersiap masuk ke dalam mobil.

"Sayang, kamu beneran mau ninggalin aku di rumah sendirian? Kamu lagi bercanda kan?"

"Gak ada yang bercanda. Udah deh mending kamu balik tidur aja sana, aku buru-buru." Ten pergi begitu saja memasuki mobil yang sudah terparkir di halaman rumah dan berjalan menjauhi pekarangan bersama dengan kedua putranya didalam mobil.

Sekarang hanya Kun yang tersisa, berdiri di ambang pintu dengan memasang wajah terkejut sekaligus berantakan mengingat bahwa dirinya baru saja bangun beberapa menit yang lalu. Jadi pagi ini dirinya dicampakkan oleh kekasihnya sendiri karena bangun kesiangan?

"Sedih ya Kun ge dimusuhin istri sendiri."

Namun tak lama kemudian tubuhnya terperanjat ketika muncul sebuah suara familiar dari dalam rumahnya, dengan begitu dirinya menoleh ke belakang yang entah bagaimana caranya Winwin bisa duduk dengan santai di sana sambil menatap layar TV yang menunjukkan acara Sabtu pagi yang sering Ten tonton saat sedang dirumah.

"Diem Lo!" Kesal Kun yang kemudian berjalan kembali ke dalam kamar dengan wajahnya yang murung.

***

Bagg..

Doyoung tertegun melihat bagaimana kuatnya Ten menyimpan cup kopi itu di atas meja sampai menciptakan dentuman yang cukup untuk mengejutkan dirinya yang saat itu sedang santai menikmati es krim coklat vanila miliknya. Segera lelaki itu menatap wajah Ten yang jelas sekali menunjukkan bahwa lelaki manis itu sedang dalam kondisi mood yang tidak bagus.

When You Beside Me || Kunten WayV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang