50.

152 23 1
                                    

Hari-hari berikutnya terus berjalan tanpa disadari hingga kini di akhir pekan yang terasa jauh berbeda dari pekan sebelumnya, terasa kosong dan hampa meskipun masih ada dua makhluk kecil yang mengisi kekosongan nya saat ini. Seperti tidak ada satupun tanda kehidupan di dalamnya, benar-benar bersih tersapu oleh waktu. Dan selama hari-hari itu pula Kun bagaikan seorang yang tidak memiliki tujuan untuk pulang, setiap hari pria tampan itu akan pergi ke kantor pagi-pagi sekali dan baru akan kembali saat malam tiba.

Sejak saat itu Kun tidak pernah lagi menyempatkan diri untuk makan bersama di rumah, jangankan untuk makan, bahkan hanya sekedar mengangkat panggilan telepon darinya saja Kun sepaertinya enggan. Beberapa kali Ten pernah mencoba untuk bertanya, namun lagi-lagi Kun hanya diam dan memberikan alasan-alasan untuk menolak berbicara dengannya. Kekasihnya itu seolah sedang menutup diri darinya.

Apalagi mengingat jika saat ini dirinya juga sedang mengandung, itu benar-benar mempersulitnya untuk bisa berkomunikasi secara langsung dengan Kun. Karena penyebab utama dari sikap Kun yang seperti ini adalah dirinya sendiri, karena janin ini? Ditambah lagi karena si kembar sudah tau kabar tentang Ten yang saat ini sedang mengandung janin yang selalu mereka sebut sebagai 'dede bayi' yang bahkan tidak pernah diinginkan oleh ayahnya sendiri, itu malah semakin memperburuk keadaan.

Kedua anak kecil itu bahkan tanpa segan-segan nya berani bertanya kepada Kun. Ten selalu takut jika sewaktu-waktu Kun akan memarahi anak-anak karena terus membicarakan hal yang berkaitan dengan anak setiap kali Kun di rumah, ia takut jika Kun akan meluapkan seluruh emosinya kepada anak-anak yang tidak tau apa-apa. Jadi sebisa mungkin dirinya harus mencegah pembicaraan itu muncul di antara mereka berempat.

"Kun?" Lelaki manis itu segera bangkit dari tempat tidurnya begitu dirinya menemukan sosok Kun yang muncul dari balik pintu kamar. Lelaki manis itu menatap dengan khawatir pada Kun yang baru saja kembali ke rumah setelah semalam pria tampan itu tidak pulang dengan raut wajah yang lesu.

Pria yang dipanggil tidak merespon apapun dan hanya berjalan melewati Ten yang masih berdiri ditempat awalnya lalu pergi menghampiri lemari pakaian sembari melepas satu persatu benda yang sudah melekat pada tubuhnya selama lebih dari satu hari. Sungguh, kemarin adalah hari yang paling melelahkan baginya.

Sementara itu seseorang yang sejak tadi terus berdiri di samping tempat tidur tampak mengepalkan kedua tangannya sembari menghela napasnya yang sudah memburu. Segera ia berbalik untuk menatap Kun yang masih berdiri di depan lemari sembari membuka satu persatu kancing kemejanya tanpa memperdulikan tatapan penuh kekesalan Ten dibelakangnya. Kesabarannya sudah benar-benar habis, dirinya tidak ingin masalah ini terus berlanjut tanpa adanya jalan keluar sedikitpun. Bagaimanapun ini masalah keluarganya, siapapun bisa saja terseret ke dalam masalah ini tak terkecuali si kembar, dan ia tidak ingin hal itu terjadi.

"Qian Kun!!" Lepas sudah semua kekesalan Ten saat ini. Lelaki manis itu berteriak tepat di belakang Kun yang lagi-lagi masih terus menyibukkan diri dengan hal yang tidak berguna itu. Dirinya sudah tidak tahan, tidak seharusnya seperti ini mereka menyelesaikan masalah, ini bukan sebuah solusi. "Kamu bisa gak sih berhenti kaya gini? Ini bukan solusi yang bisa selesain masalah kita, kamu.."

"Udah Ten, udah. Aku capek, aku mau istirahat, jangan buat aku tambah capek karena kelakuan kamu, bisa gak sih?!" Ujar Kun dan berbalik untuk menatap wajah kesal sekaligus terkejut Ten setelah ucapannya berhasil dipotong oleh Kun. Lelaki manis itu dapat melihat raut wajah Kun yang terlihat begitu marah dan lelah secara bersamaan, tapi apa hanya Kun saja yang lelah di sini? Bagaimana dengan dirinya?

Ten menghela napasnya dengan kasar setelah mendengar ucapan Kun, apa itu tidak salah baginya? "Kamu bilang capek? Siapa yang lebih capek di sini, Kun? Aku jauh lebih capek daripada kamu, tiap hari aku harus ngurus rumah, ngurus anak-anak, ngurusin kamu. Kamu mikir gak sih, selama ini kamu cuma sibuk kerja, kerja sama kerja terus yang kamu pikirin.!"

When You Beside Me || Kunten WayV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang