44.

123 14 6
                                    

"Kok sepi ya gak ada anak-anak?"

Kun menolehkan kepalanya kala Ten yang sedang duduk sembari menyandarkan kepala di atas pundaknya itu berbicara. Memang benar, sesaat setelah mereka pulang mengantar anak-anak di hari pertama mereka masuk playgroup suasana sepi terasa begitu jelas di rumah mereka. Biasanya akan ada dua anak kembar sedang berlarian kesana-kemari di ruang tengah atau di dalam kamar, namun kali ini tidak ada siapapun yang berlarian di sana.

Kosong, seperti rumah yang tidak berpenghuni padahal para pengisi suara keributan itu hanya tinggal di playgroup selama setengah hari lalu setelah itu mereka pulang kembali.

"Biasanya jam segini anak-anak lagi mainan sambil nonton TV, sekarang gak ada." Ujarnya sembari menatap layar TV yang mati.

Lelaki manis itu mulai merasa kesepian dan khawatir karena tidak ada anak-anak di rumah, ia takut jika Xiaojun ataupun Hendery tidak bisa beradaptasi dengan baik di sekolah dan malah membuat keributan di dalam sana. Padahal Kun sudah berkali-kali meyakinkan bahwa Xiaojun dan Hendery akan baik-baik saja di sana, lagipula ada guru yang akan terus mengawasi murid-muridnya selama di sana.

"Udahlah jangan dipikirin terus, lagian anak-anak juga kayanya seneng tuh di sana." Ujar Kun sembari mengusap pundak si lelaki manis yang tertunduk lesu di sampingnya. "Di sana kan juga ada miss yang jagain, jadi gak usah khawatir."

"Tapi kalo nanti Hendery tiba-tiba tantrum gimana? Kan Hendery kalo udah tantrum susah dibujuknya."

"Semoga aja sih gak, soalnya Hendery kalo sama orang baru bisa sedikit anteng. Jadi harusnya sih Hendery gak tantrum."

"Terus Xiaojun, kalo tiba-tiba dia diusilin anak lain terus nangis gimana? Xiaojun kan gampang banget ngambek."

Kun tiba-tiba tersenyum saat kalimat terakhir yang mengatakan jika Xiaojun adalah tipe anak yang mudah marah, apalagi jika dijahili oleh orang lain anak itu bisa-bisa mengamuk tidak jelas dan berakhir menangis seperti yang sudah-sudah. Dan itu sangat persis dengan kepribadian Ten yang juga sangat mudah marah dan merajuk tiap kali Kun menggoda atau menjahilinya. "Persis kaya kamu."

Lelaki manis itu sontak mendongakkan kepalanya dan merengut seketika. "CK! Apaan sih, ini aku lagi serius."

"Aku juga serius kok." Jawab Kun tanpa menghilangkan senyum diwajahnya.

"Gak ada orang serius tapi sambil senyum-senyum kaya begitu!"

***

Kedua kelopak mata yang sebelumnya tertutup dan tergeletak di atas tumpukan kedua lengannya di atas meja kerja itu perlahan terbuka kala ia mendengar suara ketukan meja yang menjadi tempatnya menyampaikan sedikit rasa lelahnya hari ini. Saat penglihatannya berangsur membaik ia menemukan sosok laki-laki yang memakai outer coklat berdiri sedikit membungkukkan tubuhnya tepat di samping meja kerjanya.

Kala itu Winwin segera mengangkat kepalanya dari atas meja untuk menatap sang senior, sebenarnya sedikit tidak cocok jika disebut dengan senior karena laki-laki itu masuk ke kantor ini hanya satu hari lebih dulu dengannya, sembari mengusap helai rambutnya yang sedikit berantakan setelah beberapa saat dirinya tertidur di sana.

"Kak Jungwoo, kenapa kok tumben ke sini?" Katanya sedikit gugup.

Laki-laki yang dipanggil dengan sebutan Jungwoo itu tersenyum sekilas dan menjawab, "Sengaja. By the way kamu belum makan siang kan?" tanyanya masih terus menundukkan tubuhnya karena tidak ingin karyawan lain yang masih bekerja merasa terganggu dengan pembicaraan mereka.

Winwin sontak menggelengkan kepalanya, dirinya baru ingat jika ini sudah waktunya untuk makan siang.

"Pas banget, pergi ke kantin bareng yuk? Aku gak bisa makan sendiri soalnya."

When You Beside Me || Kunten WayV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang