39.

168 19 1
                                    

Ten menatap jengah pada tiga orang dihadapannya saat itu. Pagi ini setelah bangun tidur Kun mengatakan jika ingin menghabiskan akhir pekan bersamanya sebelum si kembar pulang dari rumah neneknya. Tapi belum sampai keduanya memulai kegiatannya hari ini, tiba-tiba kedua putranya pulang ke rumah dengan diantar oleh kakek dan neneknya yang bergantian menginap di rumah.

Bukan karena Ten tidak ingin jika kedua mertuanya itu menginap di rumah, hanya saja Kun jadi melupakan rencana awalnya untuk pergi ke Lotte World untuk berkencan karena harus mengurus kedua putranya yang entah kenapa setelah pulang dari rumah kakek dan nenek mereka jadi selalu ingin berada didekat Kun setiap saat. Dan hal itu yang membuat Kun lupa dengan janjinya sendiri padahal saat itu Ten sudah siap dengan pakaiannya untuk bisa segera pergi, tapi sekarang dirinya harus berhadapan dengan dua anak kecil yang anehnya mereka adalah anaknya sendiri untuk memperebutkan perhatian Kun.

"Udah udah, sekarang ikut sama Nainai di atas ya? Mainnya di atas aja, oke?" Kun memerintahkan kepada kedua putranya itu untuk pergi ke lantai atas menyusul kakek dan neneknya yang sedang bersantai di kamar tamu.

"Iya, Ayah!" Dengan patuh, Xiaojun dan juga Hendery segera bergegas pergi menuju lantai dua setelah mendapat perintah dari Kun. Kedua anak kembar itu dengan lincah berlari menaiki anak tangga dengan berpegangan pada pagar tangga hingga kedua tubuh mungil mereka tidak lagi terlihat dari lantai bawah.

Kala itu Kun beralih untuk menatap Ten dengan tatapan tajam yang terarah padanya yang seketika membuat Kun sadar bahwa mereka berdua ada janji hari ini. "Oh iya, sayang aku lupa kalo kita udah janji mau pergi keluar. Kamu udah siap belum, kalo udah kita berangkat sekarang.."

"CK! Udah deh Kun gak usah pergi aja, aku udah gak mood." Lelaki manis itu berdecak dan beranjak dari tempat duduknya dengan mood yang sudah sangat buruk kala itu.

Bagaimana Kun bisa bertanya apakah dirinya sudah siap pergi di saat dirinya sudah siap sejak satu jam yang lalu dan harus menunggu Kun yang masih sibuk bermain dengan anak-anak. Ia benar-benar kesal, semudah itu Kun melupakan janji pergi dengannya hanya karena si kembar meminta untuk ditemani bermain.

"Loh, kenapa? Sekarang kan anak-anak udah gak ada, kita bisa berangkat." Kun bertanya sembari mengikuti langkah kaki Ten yang mulai berjalan menaiki tangga dengan wajah yang sudah berubah merah menahan marah.

Kalau saja tidak ada kedua mertuanya di sini, mungkin saja ia sudah menghabisi Kun karena melupakan janjinya untuk pergi bersama dengannya. Namun dengan ada atau tidak adanya mertuanya, Ten masih bisa dengan mudah untuk mencekik leher Kun sampai pria tampan itu diam. Mungkin.. kalau dia tega membunuh kekasihnya sendiri.

Kun terus memanggil nama lelaki manis itu sembari mengikuti langkahnya dari belakang, namun sepertinya lelaki manis itu menulikan telinganya sampai semua panggilannya tidak digubris sama sekali. "Ten! Sayang.."

Pria tampan itu berhenti dan tersentak saat dirinya mulai berjalan masuk ke dalam kamar, dengan tiba-tiba pintu kamar itu tertutup dengan cukup kencang dari arah dalam dan nyaris mengenai wajahnya jika saja ia tidak segera menjauh. Sekarang pintunya sudah terkunci dari dalam, dan jika sudah begini Kun tidak tau harus bagaimana. Biasanya Ten akan mengunci pintu sampai sampai moodnya membaik yang bahkan tidak bisa diperkirakan itu kapan, moodnya selalu berubah-ubah setiap saat. Bahkan lelaki manis itu pernah mengusirnya dari dalam kamar saat Kun yang tidak sengaja membuat moodnya memburuk di pagi hari, dan hanya baru bisa terbuka setelah waktu menjelang siang.

Helaan napas panjang keluar dari mulutnya yang kemudian disusul dengan suara lantang dari seseorang di sampingnya. "Kasian dimarahin lagi."

Kun menolehkan kepalanya dan seketika raut wajahnya berubah kesal saat dirinya menemukan sepupunya yang entah datang dari mana sudah berdiri atas tangga sembari menatapnya seolah-olah sedang mengejek. "Lo ngapain sih ke sini?"

When You Beside Me || Kunten WayV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang