13.

329 34 2
                                    

Malam itu seharusnya menjadi malam yang menyenangkan bagi mereka berdua sampai sebuah kejadian mengubah segalanya.

Saat itu setelah makan malam, mereka berdua memutuskan untuk kembali ke dalam kamar dan dilanjutkan dengan menonton film kartun yang kata lelaki manis itu sangat bagus. The Boss Baby. Awalnya semua berjalan dengan semestinya, namun sampai di akhir cerita, lelaki manis itu malah menangis ketika Templeton harus berpisah dengan boss baby yang harus kembali ke Baby Corp untuk menerima kenaikan jabatannya di pabrik pembuatan bayi itu. Kun tidak tau jika film kartun saja bisa membuat kekasih manisnya itu menangis sampai sesenggukan seperti ini.

"Sayang, udahlah nangisnya. Ceritanya gak sedih-sedih amat kok sampe bikin kamu nangis gini." Kun mengusap air mata Ten yang saat itu sudah memenuhi seluruh wajahnya.

"T-tapi dia harus ditinggal sama boss baby nya." Lelaki manis itu terus sesenggukan seperti anak kecil.

"Tapi akhirnya mereka berdua bareng-bareng lagi, kan? Jadi gak usah nangis lagi."

"Apa kamu juga bakal ninggalin aku waktu jabatan kamu naik nanti?"

"Kamu ngomong apa sih? Aku bukan bos bayi, aku gak akan ninggalin kamu. Emang kamu lupa, udah berapa kali aku naik jabatan tapi aku gak ninggalin kamu? Gak usah khawatir."

"Beneran?"

Kun menganggukkan kepalanya guna meyakinkan kekasihnya itu dan berhenti menangis sesenggukan seperti sebelumnya. Pria tampan itu akhirnya membawa lelaki manis ke dalam pelukannya dan memberikan usapan-usapan halus di punggung Ten, setelah itu ia tertawa mengingat betapa sedihnya lelaki manis itu hanya dengan menonton sebuah film kartun anak-anak yang tidak seharusnya dirinya tonton.

"Emang dulu mood kamu suka berubah-ubah kaya gini?"

Ten tidak langsung menjawab, lelaki manis itu semakin mendusalkan wajahnya di ceruk leher milik Kun dan memejamkan matanya, pelukan Kun selalu bisa membuatnya mengantuk. Hingga tanpa sepengetahuan oleh kekasihnya, Ten mulai memejamkan matanya dan tertidur di dalam pelukan hangat kekasihnya itu.

Ini bukan dari kebiasaan Ten, hanya saja semenjak hamil dirinya jadi lebih mudah mengantuk. Bahkan pernah sekali Ten tertidur tepat setelah menyelesaikan kegiatan makan malamnya bersama Kun yang saat itu sedang membereskan peralatan makan mereka, dan mengharuskan Kun untuk menggendong tubuh mungil Ten kembali ke dalam kamar guna membuat lelaki manis itu tertidur dalam posisi yang lebih nyaman.

"Ten?" Karena merasa ucapannya tidak kunjung mendapatkan respon dari kekasihnya, Kun menolehkan kepalanya pada Ten yang saat itu masih berada di dalam pelukannya. Baru di sana Kun menyadari jika kekasih manisnya itu sudah tertidur lelap di dalam pelukannya tanpa menghiraukan bagaimana Kun akan mengatakannya nanti, bahkan tanpa dirinya sadari pula tangan kanan yang seharusnya terbebas itu juga sedang menggenggam ujung pakaian yang digunakan oleh Kun.

"Ternyata kamu bisa jauh lebih manis waktu lagi manja gini."

***

"Kamu mau kemana?"

Suara bariton dari seorang pria bertubuh tinggi yang tiba-tiba muncul dari balik pintu gudang di lantai bawah dan mengejutkan Doyoung yang pada saat itu hendak berjalan keluar rumah bersama Mark. Sambil mengusap dadanya yang berdegup keras akibat terkejut, lelaki itu balik menatap pria yang baru saja keluar dari dalam gudang penuh dengan barang rongsokan itu.

"Astaga, kamu bikin kaget, John."

"Emang kamu mau kemana? Ini sudah siang, gak mungkin kamu mau anterin Mark ke sekolah, kan?"

"Aku gak bego kaya kamu, Johnny."

"Terus?"

Doyoung mengangkat kedua pundaknya acuh, lelaki itu mengalihkan pandangannya pada putranya sekilas dan kembali menatap suaminya. "Aku mau ajak Mark ke rumah Ten."

When You Beside Me || Kunten WayV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang