29.

327 27 1
                                    

Ten tampak memijat pangkal hidungnya pusing. Tangan kirinya sibuk membawa bayi kecil yang sudah sejak lima menit yang lalu tidak pernah berhenti untuk tidak menangis, sedangkan tangannya yang lain sibuk meracik susu formula di dalam botol susu bayi.

Hari ini Senin, hari dimana orang-orang mulai sibuk melakukan aktivitas mereka masing-masing. Sama seperti yang lainnya, hari ini Ten juga disibukkan dengan mengurus bayi kecil yang sejak pagi sudah membuatnya repot sendiri. Pertama karena popok bayi itu penuh dan kedua karena dirinya lapar.

Mungkin wajar saja jika semua bayi melakukan hal itu ketika keinginannya tidak segera dituruti oleh orang tuanya, namun apakah wajah jika pada saat Ten sibuk mengurus bayi kecil yang tidak mau berhenti menangis sejak pagi buta tapi Kun masih betah tertidur lelap di dalam kamar?

"Udah sayang, cup..cup. Susunya udah jadi, jangan nangis lagi ya?" Ujarnya setelah membuatkan susu yang pas untuk dirinya berikan kepada bayi berwajah bulat itu.

Bayi bernama Xiaojun itu tampak menikmati susunya dengan kedua tangan mungilnya yang ikut memegang botol susu bersama Ten. Saat itu Ten baru bisa bernapas lega karena ternyata Xiaojun diam lebih cepat setelah meminum susu, karena jika tidak dirinya tidak tau harus melakukan apa lagi untuk membuat bayi kecil berusia tujuh bulan itu berhenti menangis.

Disela-sela kegiatannya memberikan susu kepada si kecil Xiaojun lelaki manis itu menolehkan kepalanya ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul enam pagi, ternyata sudah dua jam lamanya dirinya terbangun dan mengurus bayi kecil ini. Jadi selama itu pula yang dirinya lakukan hanya berdiri menimang si kecil Xiaojun sampai bayi kecil itu terdiam dengan meminum susu, ternyata pekerjaan seperti ini cukup menguras tenaga juga.

Ia kemudian beralih pada pintu kamar yang sedikit terlihat dari lantai dua. Tempat itu masih sunyi, tidak ada tanda-tanda bahwa akan ada yang keluar dari dalam sana. Jadi Kun masih tidak ingin keluar dari dalam selimutnya, huh?

"Awas aja kamu, Qian Kun."

***

Kun menayao sekelilingnya dalam diam, suasana pagi ini terasa cukup aneh. Ten yang biasanya selalu membuka pembicaraan saat pagi itu secara tiba-tiba tak bersuara sedikitpun sejak dirinya bangun tadi. Raut wajahnya terlihat aneh sejak pagi, padahal sebelumnya lelaki manis itu tersenyum dengan lebar kepada kedua putranya, tapi kenapa saat bersamanya langsung berubah.

Seperti saat ini, Ten tampak sedang asik memerhatikan si kembar Xiaojun Hendery yang saat itu sedang melakukan kegiatan paling menyenangkan yang bisa mereka lakukan, yaitu makan menggunakan tangan sendiri. Setelah tujuh bulan lebih, Ten mulai membiarkan kedua putranya untuk menghabiskan makanan dengan kemampuannya sendiri sekaligus mengajari mereka untuk hidup mandiri.

Lelaki manis itu paling menyukai jika melihat kedua putranya yang terus berusaha untuk memasukkan makanannya ke dalam mulut menggunakan sendok yang berujung makanan itu berjatuhan kemana-mana, apalagi saat melihat wajah keduanya yang juga penuh oleh makanan mereka sendiri. Meskipun cara makan mereka yang sangat berantakan, Ten selalu membiarkannya begitu saja.

Karena merasa semua yang ada di hadapannya ini sangat aneh, akhirnya Kun menuimpan kembali alat makannya di atas meja dan menatap Ten yang masih sibuk menyingkirkan butiran nasi di wajah Hendery di sampingnya. "Eum, sayang.."

"Hemm, enak ya makannya sampe belepotan gitu makanya?" Ujar Ten memotong ucapan Kun.

Kun terdiam sejenak, dirinya mulai paham sekarang. "Sayang, kamu marah ya sama aku?"

"Gak." Jawab Ten tanpa melepas pandangannya pada kedua putranya.

"Terus? Kenapa aku didiemin gini?" Kun meminta penjelasan.

When You Beside Me || Kunten WayV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang