06.

315 42 3
                                    

Setelah menempuh perjalanan selama beberapa jam, akhirnya Kun dan Ten sampai di bandara internasional Incheon sekitar pukul sebelas siang dengan selamat. Begitu turun dari dalam pesawat mereka berdua langsung disambut oleh sekertaris Kim yang memang sengaja menjemput mereka begitu kembali ke Korea, dan pria tinggi itulah yang sudah memberitahu bahwa kantor mereka saat itu sedang dalam masalah.

Mereka berdua berjalan di dalam lobby bandara dengan sekertaris Kim yang bertugas untuk membawakan barang-barang mereka bersama dengan seorang bodyguard lain yang ikut membantunya. Sejujurnya Kun tidak keberatan jika tuan Kim tidak datang menjemputnya di bandara, hanya pria bertubuh tinggi itu selalu menolak keinginannya itu dengan mentah. Denagn alasan untuk memastikan keselamatan atasannya.

"Maaf, pak. Saya akan menyiapkan mobil untuk anda." Sahut sekertaris begitu mereka sampai di depan pintu masuk bandara kemudian bergegas pergi menuju basement tempat dirinya menyimpan mobil untuk kedua atasannya itu.

Kun yang saat itu belum sempat merespon hanya bisa menghela napasnya pasrah begitu sekertaris berjalan menuju basement mobil dan meninggalkan mereka berdua di depan pintu masuk bandara dengan seorang bodyguard yang berjaga dibelakang mereka, jujur saja Kun merasa tidak enak kepada pria tinggi itu. Seharusnya sekarang dia sudah pergi menikmati masa cutinya bersama istri dan anaknya di rumah, tetapi pria tinggi itu selalu menolak keras perintah Kun yang memberinya cuti selama satu bulan itu. Entah apa yang dipikirkan olehnya, namun Kun merasa cukup salut dengan semua kerja kerasnya kepadanya selama ini.

Pria tampan itu beralih menatap ke arah Ten yang saat itu sedang berdiri di sampingnya dengan tatapan mata yang tertuju pada jalanan ramai di depan bandara. Lelaki manis itu tidak sedang mengamati jalan raya, melainkan sedang bergumul di dalam pikirannya sendiri.

Kun yang dengan peka segera meraih telapak tangan itu ke dalam genggaman tangannya tanpa melepas pandangannya pada si lelaki manis itu. "Lagi mikirin apa, serius amat liatnya?" Kun bertanya dengan lembut.

Ten segera mengalihkan pandangannya kepada Kun yang saat itu sedang menatapnya penuh dengan kelembutan, genggaman tangannya pun tak lepas dari usapan halus yang diberikan oleh Kun. Lelaki manis itu balas tersenyum dan menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Kun.

"Bukan apa-apa."

Kun tampak mengerutkan keningnya sesaat setelah menatap wajah manis Ten dan menemukan hal yang aneh dari sana. Pria itu melihat bahwa kedua kantung mata Ten terlihat sembab dengan bola matanya yang terlihat sedikit memerah, seperti seseorang yang baru saja menangis.

"Kamu nangis?"

Secara spontan Ten segera menolehkan kepalanya pada Kun dengan raut wajahnya yang terlihat bingung. "Hah?"

"Mata kamu sembab, kamu gak apa-apa?" Kun yang khawatir segera meraih kedua pundak milik Ten hingga membuat lelaki manis itu menghadap langsung padanya.

Untuk beberapa saat Ten terdiam setelah mendengar pertanyaan Kun, hingga beberapa saat kemudian dirinya baru teringat jika dirinya menangis cukup lama karena testpack positif yang dirinya gunakan semalam. Ten lupa jika semalam dirinya menangis dalam waktu yang cukup lama hingga membuat kedua matanya terlihat sembab.

"Eum.. semalem aku gak bisa tidur, terus aku main hp di pesawat jadinya mataku sembab." Bohongnya, padahal jelas-jelas mata sembab karena begadang bukan seperti ini.

Namun sepertinya kebohongan itu berhasil membuat Kun percaya, pria tampan itu segera menstabilkan rasa khawatirnya begitu mendengar jawabannya. "Kenapa gak bangunin aku aja semalem? Tau gitu kan aku bisa nemenin kamu di pesawat."

"Aku gak mau ganggu kamu lagi tidur, jadinya gak aku bangunin." Ten membalas.

"Tapi kamu baik-baik aja, kan?" Kun kembali bertanya. Namun bukannya jawaban Ten yang terdengar, justru suara klakson mobil yang berhenti tepat di samping tempat keduanya sedang berdiri.

When You Beside Me || Kunten WayV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang