43.

153 15 0
                                    

Pagi ini Ten dibuat sedikit recoh karena kedua putranya yang tidak berhenti berlompatan dan berlarian kesana-kemari saking senangnya. Setelah diskusi panjang, akhirnya Kun maupun Ten setuju untuk memasukkan kedua putranya ke playgroup sesuai keinginan Xiaojun.

Seminggu yang lalu Kun mendaftarkan anak-anaknya di playgroup yang paling bagus dan cocok untuk kedua anaknya yang hiperaktif itu, dan hari ini adalah hari di mana Xiaojun dan Hendery pertama kali bertemu dengan teman-teman baru nantinya. Walaupun sebenarnya Ten belum sepenuhnya tega membiarkan kedua putranya itu tinggal bersama orang lain selama setengah hari, mau tidak mau dirinya harus bisa melakukannya, karena dengan begini anak-anaknya tidak terlalu bergantung pada kedua orang tuanya. Bagaimanapun juga Xiaojun dan Hendery harus bisa belajar mandiri sejak dini, bukan?

"Hendery celananya dipake yang bener, itu belum naik resletingnya." Seru Ten pada si bungsu Hendery yang terus berjalan kesana-kemari dengan celana yang belum dipakai dengan benar. Anak kecil itu sibuk bermain dengan action figure barunya, dia bilang ingin membawanya ke playgroup untuk dimainkan bersama teman-teman baru.

Karena tak kunjung mendapat respon, akhirnya Ten bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Hendery yang masih sibuk dengan mainannya. Lelaki manis itu menarik tubuh mungil putranya untuk membenarkan posisi celana yang digunakan Hendery dan menutup resletingnya tanpa membuat anak itu memberontak.

Sebenarnya ini cukup merepotkan, ini masih terlalu pagi untuk mereka berpakaian rapi untuk pergi keluar rumah. Biasanya mereka akan pergi keluar setelah sudah pukul sembilan atau sepuluh, namun kali ini mereka sudah akan pergi keluar di pukul delapan pagi. Sungguh rekor yang keren.

"Rambutnya jangan diacak-acak terus, nanti jadi jelek waktu di playgroup." Ten berujar sembari merapikan tatanan rambut hitam Hendery dengan sisir.

"Papa, Injun mau pake baju yang warna biru." Tiba-tiba Xiaojun muncul dengan membawa setelan baju jumpsuit dengan sweater garis-garis di tangannya.

"Xiaojun kan udah rapi pake itu, kenapa mau ganti?"

"Bagusan yang ini." Kata anak itu lemas, takut jika Ten akan marah.

"Pake buat besok aja, ya? Sekarang pake yang itu aja." Final, tidak ada yang perlu Xiaojun bantah lagi.

Maka tanpa berkomentar apapun Xiaojun segera membawa setelan jumpsuit miliknya kembali ke dalam lemari pakaian setelah itu beralih berjalan menuju kamar orang tuanya untuk memanggil Kun yang masih bersiap-siap.

"Ayah!"

"Kenapa, Xiaojun?" Jawab Kun dari depan lemari pakaian sembari membenarkan lengan bajunya.

Xiaojun berjalan menghampiri sang ayah dengan kedua kakinya yang sudah memakai sepatu itu dan mendongakkan kepalanya setelah berada di samping Kun. "Ayah sama Papa nanti ikut ke playgroup?"

"Ayah sama Papa kan mau anterin kamu sama Hendery, jadinya harus ikut." Kata Kun sembari membenarkan posisi rambutnya di depan kaca.

Xiaojun yang melihat hal itu tentu merasa tertarik untuk melakukan hal yang sama. Anak kecil itu beralih menatap ke arah kaca di hadapannya dan mulai menarik ujung rambutnya ke samping dengan jari-jemarinya, sesekali Xiaojun menoleh ke arah Kun untuk memastikan bahwa tatanan rambutnya sudah sama dengan milik Kun.

Jari-jari mungilnya dengan telaten menyusun setiap helai rambutnya sedemikian rupa hingga beberapa saat kemudian ia kembali menemukan Kun yang sedang menyemprotkan parfum ke beberapa bagian tubuhnya seperti pergelangan. Jadi setelah Kun menyimpan kembali botol parfum yang baru saja ia gunakan, Xiaojun bergegas pergi menuju meja rias di samping lemari kaca untuk mengambil botol parfum milik Kun.

Awalnya Xiaojun sedikit kebingungan dengan cara menggunakan benda di tangannya itu, namun setelah beberapa saat ia baru bisa menemukan cara membukanya setelah mengingat bagaimana Ten yang biasa membukanya sebelum berangkat berbelanja.

"Xiaojun udah siap, ayo berangkat." Kun berujar setelah memastikan bahwa pakaiannya saat itu sudah rapi dan beralih menatap ke arah Xiaojun yang berdiri di sampingnya dengan membawa botol parfum miliknya. "Lagi ngapain, hem?" Kun berjongkok demi menyamakan tinggi tubuhnya dengan sang anak.

"Injun mau pake ini." Kata Xiaojun sembari menunjukkan botol parfum pada sang ayah.

Kun tersenyum lebar saat mendengar ucapan Xiaojun yang dengan polos menunjukkan botol parfum padanya. "Biar apa pake parfum?"

"Biar wangi kaya Ayah."

***

Perjalanan menuju playgroup tempat si kembar sekolah memakan waktu sekitar empat puluh menit, dan selama empat puluh menit itu kedua anak kembar yang duduk di car seat belakang itu tak hentinya berbicara mengenai sekolah yang akan mereka datangi saat ini. Entah mengapa kedua anak kembar itu selalu bersemangat saat akan pergi ke sekolah.

Bahkan saking senangnya begitu mereka turun dari dalam mobil, Hendery yang sebelumnya tampak tenang itu nyaris saja lepas dari pengawasan kedua orang tuanya jika saja Kun tidak segera menarik pergelangan tangannya yang hendak lari memasuki playgroup sendirian.

"Hendery gak boleh lari-lari." Ujar Kun setelah berhasil membawa kembali Hendery padanya.

"Dery mau ke sana, Ayah." Tunjuk Hendery pada bangunan warna-warni di hadapannya dengan tidak sabar.

"Iya nanti, tungguin Papa sama Xiaojun dulu."

Tak lama setelah itu Ten datang bersama Xiaojun di genggaman tangannya. Sebelumnya Xiaojun sempat marah pada Ten karena lelaki manis itu mengubah tatanan rambutnya yang sudah ia buat sama seperti milik ayahnya dengan alasan, "Xiaojun masih kecil, belum boleh bikin rambut kaya gini, nanti di marahin sama missnya di sana." katanya sembari menyisir ulang rambut Xiaojun.

Alhasil anak kecil itu merajuk dan mengancam tidak mau pergi ke playgroup. Namun sepertinya Ten tidak akan mudah menyerah begitu saja, lelaki manis itu balik mengancam jika dirinya tidak mau pergi ke sekolah maka setelah ini ia tidak akan pernah bisa pergi ke sekolah lagi. Dan tentu saja itu berhasil untuk membujuk marahnya Xiaojun dan akhirnya anak itu tidak merajuk lagi.

"Selamat pagi, dengan orang tua Xiaojun dan Hendery?" Sapa seorang wanita dengan senyum ramah yang menggunakan setelan seragam berwarna merah muda yang bertuliskan playgroup Seoul itu kepada keempat orang yang baru saja tiba di depan pintu masuk playgroup.

"Selamat pagi." Sapa mereka berdua dengan sopan.

"Sebelumnya perkenalkan saya Minji, saya salah satu dari guru yang ada di sini. Sebut aja saya, miss Minji."

"Halo miss Minji." Ujar Hendery tiba-tiba sembari melambaikan tangannya ke arah wanita bernama miss Minji itu.

Orang dewasa yang ada di sana tentu tidak bisa menahan untuk tidak tersenyum saat melihat tingkah menggemaskan anak kecil di hadapannya ini. "Halo juga Hendery." Balas miss Minji sembari tersenyum menatap Hendery.

"Miss Minji, Injun mau tanya." Kali ini Xiaojun juga tidak mau kalah, anak itu dengan cepat mengangkat tangan kanannya untuk mengalihkan perhatian orang dewasa di sana.

"Iya Xiaojun mau tanya apa?" Balas miss Minji tak kalah ramah dengan Hendery.

"Emang kalo anak kecil gak boleh punya rambut kaya Ayah ya?"

"Eh?" Kun, Ten maupun Minji sama-sama terkejut sekaligus bingung dengan pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Xiaojun. Pasalnya pertanyaan seperti ini sama sekali tidak pernah terlintas dipikiran mereka, serta mereka juga bingung harus menanggapinya dengan cara apa.

"Eh, Xiaojun kalo mau tanya kaya gitu nanti kali di rumah aja ya sama Papa, jangan di sini." Bisik Ten yang saat itu berdiri di belakang Xiaojun.

Namun sepertinya Xiaojun tidak mengerti dengan situasi yang ada di sana dan kembali menatap Minji untuk kembali bertanya. "Emang nanti miss bakalan marah kalo rambut Xiaojun sama kaya punya Ayah?"

"Xiaojun.." Kun tidak bisa menahan tawanya saat pertanyaan itu muncul dari mulut mungil putranya. Mengapa pertanyaan-pertanyaan seputar orang dewasa lebih mudah keluar dari mulutnya dibandingkan dengan pertanyaan umum tentang anak-anak? Siapa yang menurunkan sifat ini kepada anak-anaknya?









To Be Continue...

Gemesnya pengen aku cubit 😚🤏🏻

When You Beside Me || Kunten WayV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang