34.

276 20 3
                                    

"Iih, Ayah bukan gitu! Yang ini di kasih ke sini, bukan kesitu!"

Anak kecil itu terus merengek sembari menghentakkan kakinya di atas karpet ruang tengah saat dirinya sedang mengerjakan permainan menyusun Lego bersama Kun. Setelah terjadi kesalahpahaman tentang Kun hanya ingin membujuk Hendery yang berakhir Xiaojun yang ikut termakan oleh ucapan ayahnya sendiri, akhirnya dengan terpaksa Kun membawa anak itu ke kidz station hanya untuk mencegah Xiaojun mengamuk karena tau bahwa itu adalah guyonan.

Awalnya tujuan mereka ke sana hanya untuk membeli robot Dino yang baru, namun begitu dalam perjalanan menuju meja kasir Xiaojun malah ikut tergiur dengan Lego yang menampilkan bangunan kota dengan menara Eiffel di tengahnya. Jadi mau tidak mau Kun juga harus membelinya meskipun dengan harga yang tidak masuk akal baginya. Setelah mendapatkan apa yang dia mau, begitu sampai di rumah Xiaojun segera membuka mainan susun itu dan berniat untuk menyusunnya sesuai dengan yang ada di kardus dibantu oleh Kun. Walaupun Kun sendiri tidak yakin apakah mainan ini akan selesai dalam satu hari.

"Bukan gini gimana, ini udah bener pasangnya." Protes Kun saat Xiaojun mengomentari tentang pekerjaannya menyusun Lego.

"Bukan gitu, itu salah nyusun nya, Ayah! Ayah mah gak bisa pasangnya!"

Kun mulai menggaruk kepalanya yang tidak gatal, bukankah ini sudah benar? Tapi kenapa Xiaojun malah menyalahkannya? Jujur saja ia benar-benar menyesal membeli mainan ini untuk Xiaojun. Bagaimana tidak? Mainan dengan miniatur sekecil itu diperjualkan untuk anak-anak yang bermainnya harus dengan pandangan yang sangat jeli, siapapun mungkin tidak akan bisa memainkan ini. Kun bahkan sempat khawatir jika Xiaojun akan terkena mata minus di usia muda jika terus bermain seperti.

"Kun liat hp aku gak tadi?"

Suara Ten yang sedang menuruni tangga berhasil menginterupsi Kun yang sedang melamun memikirkan mainan rumit Xiaojun dan segera menolehkan kepalanya ke arah Ten, lalu menggeleng. "Gak ada. Emang kamu taro dimana tadi?"

"Gak tau, lupa. Seinget aku tadi aku bawa ke bawah." Ten berjalan menghampiri sofa tempat Kun duduk dan membuka satu persatu bantal sofa yang ada di sana guna menemukan ponselnya yang entah hilang kemana namun nihil, benda pipih itu tidak ada di sana. Bahkan saat Ten mencari di sela belakang Kun benda itu tetap tidak ada.

"Habis mandi ya?" Ujar Kun saat wajahnya bertemu dengan ceruk leher milik Ten tercium aroma sabun khas yang biasa lelaki manis itu pakai, dari sana Kun juga baru sadar jika rambut hitam Ten sedikit basah.

"Hah?" Lelaki manis itu menolehkan kepalanya begitu mendengar pertanyaan aneh Kun yang baru saja terlontar dari mulutnya. "Kamu ngomong apa sih? Aku lagi cari hp aku ini ilang." Ucap Ten sedikit kesal sembari terus membuka satu persatu bantal sofa di hadapannya.

Namun bukannya berhenti dan membantu Ten mencari ponsel miliknya, justru Kun malah diam dan semakin menatap wajah kekasihnya itu dalam-dalam.

Cup.

"Heh, Kun!" Ten terlihat sangat panik saat dengan tiba-tiba Kun mencium bibirnya di saat ada anak kecil yang sedang bermain dihadapan mereka. "Kamu ngapain sih, ada Xiaojun di sini!"

"Kenapa? Xiaojun aja gak liat kok."

"Tapi kan sama aja, ih!" Kesalnya.

"Kamar sebentar yuk?"

"Hah?" Ten kembali menatap Kun dengan bingung, lagi-lagi pria tampan itu mengucapkan kalimat tidak jelas seperti sebelumnya. "Kamu ngomong apa sih, Kun. Ngelantur ya?"

Pria itu menggelengkan kepalanya cepat.  "Enggak. Cuma mau ajak kamu ke kamar."

"Gak, kamu aja yang ke kamar." Tolaknya mentah-mentah.

When You Beside Me || Kunten WayV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang