31.

230 24 0
                                    

Bayi kecil itu menguap lebar untuk yang kesekian kalinya. Tangan mungilnya masih sibuk menggenggam teether berbentuk dot sambil sesekali menggigit dan menghisapnya hingga benda lunak itu basah oleh air liurnya sendiri.

Di sampingnya ada Ten yang tengah berbaring menghadap pada Xiaojun yang masih sibuk bermain dengan mainan barunya, sedangkan Hendery sudah tertidur lelap di samping ibunya dengan dot yang menyumbat mulut kecilnya.

Saat ini sudah pukul setengah sepuluh malam, tapi Xiaojun masih sibuk bermain tanpa merasa mengantuk sama sekali. Sedangkan Ten di sampingnya sudah berkali-kali menguap karena mengantuk sekaligus lelah menunggu bayi kecil itu selesai bermain sendirian. Lalu Kun, pria tampan itu baru saja keluar setelah mendapat panggilan telepon dari pihak kantor, seperti biasa.

"Xiaojun, tidur yuk sayang, Papa udah ngantuk pengen tidur." Ujar Ten membujuk putranya agar ikut tertidur bersama saudaranya di atas tempat tidur. Namun bukannya menurut, bayi kecil itu malah menggeser tempat duduknya dan duduk membelakangi Ten. Wajar saja dia begitu, dia bayi.

Melihat hal itu Ten pun segera bangkit dan berniat untuk membawa bayi itu ke dalam gendongannya agar bayi kecil itu tertidur. Ten sungguh heran, mengapa bayi seperti Xiaojun dan Hendery bisa memiliki tingkat tidur lebih rendah dari orang dewasa sepertinya. Bahkan saat malam tiba pun mereka tidak merasa mengantuk sama sekali, berbanding terbalik dengannya yang selalu mudah tertidur jika sudah bertemu dengan bantal.

Saat sedang berusaha membawa bayi kecil itu tertidur, Ten malah dibuat kerepotan karena bayi kecil itu malah memberontak saat digendong olehnya. Bayi itu dengan spontan mencoba melepaskan diri dari pelukan ibunya sambil beberapa kali ia menghentakkan kakinya di atas paha Ten hingga lelaki manis itu kewalahan sendiri menghadapi tingkah agresif bayi kecil itu.

"Eh, Xiaojun ini udah malem waktu tidur. Masa mau mainan terus gini, Papa capek nungguin kamu begini. Ayo tidur ya, sayang?" Rengeknya pada bayi kecil yang sudah tidak bisa mengendalikan gerakan kakinya di atas paha Ten. Namun karena tidak segera dilepaskan dari gendongan Ten, bayi kecil yang sebelumnya mengamuk tidak mau tidur itu menyerah dan mulai menangis di hadapan ibunya.

"Jangan nangis.." tanpa sadar lelaki manis itu juga ikut menangis saat bayi kecil digendongnya menangis cukup kencang saat dirinya paksa untuk segera tidur, karena jika tidak begitu mau sampai pagi pun bayi itu tidak akan pernah tidur. Namun bukannya berhasil membujuk putranya untuk tidur dirinya malah ikut menangis saat bayi kecil itu menangis di hadapannya, dan hal itu pula yang membuat Kun muncul dari luar kamar dengan wajah panik ketika mendengar suara tangisan yang saling bersahutan dari dalam kamar mereka.

Di dalam sana Kun dibuat terkejut saat menemukan Ten beserta salah satu putra kecil mereka sudah berlomba-lomba menangis di atas tempat tidur dengan Xiaojun yang masih berada di atas pangkuan Ten dan Hendery yang entah bagaimana dirinya bisa sama sekali tidak terganggu oleh suara tangisan ibu dan saudara kembarnya itu. Seolah-olah itu menjadi musik pengantar tidur baginya.

"Eh, ini ngapain nangis barengan begini?", ujar Kun sambil berjalan menghampiri dua orang yang sedang menangis itu dan mulai mengambil alih Xiaojun dari gendongan Ten yang masih betah menangis sesenggukan bersama anaknya.

"Kamu kenapa? Kok nangis berjamaah gini." Kun mengusap jejak air mata di wajah manis Ten kemudian beralih pada Xiaojun. Entah apa yang membuat dua orang ini menangis secara bersamaan, tapi yang jelas dirinya takut jika suara tangis itu akan mengganggu Hendery yang sedang tertidur, ya walaupun sepertinya anak itu tidak merasa terganggu sama sekali.

"Itu anak kamu gak mau tidur dari tadi padahal udah malem.. hiks, terus waktu mau aku tidurin dianya malah gak mau.." ujar Ten sesenggukan sambil menatap Kun dari bawah.

When You Beside Me || Kunten WayV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang