08.

314 40 10
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, hari pun juga sudah semakin larut. Saat itu seharusnya semua orang sudah tertidur lelap di dalam selimut dan menjelajahi mimpi mereka hingga menjelang pagi, namun sepertinya hal itu tidak berlaku bagi pria tampan bernama asli Qian Kun ini.

Sudah sejak satu jam yang lalu pria itu terus berdiri mematung di depan pintu kayu bercat coklat di hadapannya. Tanpa berniat untuk mengetuk pintu, pria itu terus saja diam berdiri di sana sendirian.

Setelah kejadian tadi sore, Kun sama sekali tidak menemui Ten yang pada saat itu sedang mengurung diri di dalam kamar. Pria itu terus berkutat dengan laptop di ruang kerjanya hingga larut malam, baru setelah itu dirinya siap untuk menemui Ten di kamar mereka. Namun begitu dirinya sampai di depan pintu, bukannya segera mengetuk pintu justru ia terus berdiri mematung di sana tanpa melakukan apapun. Bukan karena tidak ingin, hanya saja Kun tidak tau apakah lelaki manis itu saat ini sedang terlelap atau masih terjaga di dalam kamar, tidak ada yang tau apa yang sedang terjadi di dalam sana.

Hingga beberapa saat kemudian sebuah suara helaan napas mulai terdengar di sana, pria tampan itu menghela napasnya panjang sambil menyandarkan kepalanya pada daun pintu yang tertutup rapat di hadapannya. Sekali lagi, dirinya bingung.

"Come on, Kun. Gak seburuk itu kok." Setelah meyakinkan dirinya sendiri, akhirnya Kun mulai memberanikan diri untuk mengetuk daun pintu beberapa kali. Hingga pada ketukan ketiga pintu itu tak kunjung terbuka, tidak ada sedikitpun suara yang terdengar di dalam sana. Apa mungkin Ten sudah tertidur?

"Hah.." sekali lagi pria tampan itu menghela napasnya panjang, ternyata usahanya untuk bertemu dan meminta maaf kepada kekasihnya itu gagal. Lelaki manis itu sudah tidak meresponnya, mungkin sudah tertidur.

Cklek..

Baru saja Kun hendak melangkah pergi, telapak tangannya tak sengaja memutar tuas kenop pintu kamar hingga terbuka. Apa? Ternyata pintunya tidak terkunci sama sekali.

Kun sempat bingung dengan yang baru saja dirinya lihat, namun karena tak ingin membuang kesempatan berharga pria tampan itu segera berjalan memasuki ruangan kamar dimana Ten berada. Namun sayang dirinya sedikit kurang beruntung, karena saat ini ternyata Ten tidak berada di atas tempat tidurnya. Tempat tidur itu kosong, tidak menemukan keberadaan Ten di sana.

Pria tampan itu segera mengedarkan pandangannya mengelilingi seluruh ruangan kamar hingga sepasang mata itu berhenti pada pintu kamar mandi, yang entah kebetulan darimana pintu kamar mandi itu juga sedang terbuka dan terlihat Ten yang muncul dari balik pintunya segera menghentikan langkahnya begitu mendapati Kun yang sudah berada di dalam kamar.

Ten yang sebelumnya ingin berjalan menuju kursi sofa yang berada di samping pintu kamar pun terhenti begitu ia mendapati sosok Kun yang saat itu juga sedang berdiri di depan pintu masuk kamar, niatnya itu menghilang seketika. Mood yang sudah mulai membaik pun kembali memburuk begitu dirinya melihat wajah kekasihnya kembali muncul di hadapannya.

Maka tanpa ingin menghiraukan keberadaan Kun di sana, lelaki manis itu lebih memilih untuk berjalan menuju tempat tidurnya dan bersembunyi dibawah selimut tebal dengan harapan bahwa dirinya bisa segera tertidur Namun beberapa saat kemudian ia mulai merasakan adanya sebuah guncangan yang berasal dari ruang kosong di belakangnya yang dirinya yakini ini adalah Kun.

Kun menatap tubuh mungil yang tertutup oleh kain selimut itu dalam diam, dirinya tau lelaki manis itu masih marah padanya. Saat dirinya melihat Ten yang baru saja keluar dalam kamar mandi tadi dirinya sempat melihat bahwa kedua mata kucing milik kekasihnya itu terlihat sembab, Kun tau jika lelaki manis itu menangis ketika ia mengurung diri dalam kamar.

Kun tau jika Ten masih marah padanya karena kejadian beberapa jam yang lalu, memang tidak seharusnya ia menanyakan hal itu kepada Ten yang sedang dalam mood yang tidak baik. Seharusnya Kun tidak ikut marah kepada lelaki manis itu ketika ia memprotes tentang buku novel usang kesayangan Ten, itu haknya untuk menyimpan buku kesukaannya meskipun itu sudah rusak sekalipun.

When You Beside Me || Kunten WayV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang