11.

325 43 6
                                    

Ten terbangun ketika tidak mendapati keberadaan Kun di sampingnya, lelaki manis itu menolehkan kepalanya ke sana kemari guna mencari keberadaan sang kekasih di dalam sana. Namun setelah beberapa saat dirinya mencari, sosok itu tidak ada di manapun.

Beberapa saat kemudian lelaki manis itu memutuskan untuk pergi menuju lantai bawah dan berharap jika kekasihnya itu sedang berada di sana, atau mungkin pergi. Langkah kaki membawanya pergi menuruni setiap anak tangga hingga langkah kakinya berhenti begitu ia menemukan Kun yang tengah berdiri di ruang makan dengan seluruh pakaiannya yang telah rapi, apa Kun akan pergi?

Maka tanpa berpikir panjang Ten segera menghampiri pria tampan itu dan mulai memeluknya dari belakang, tak lupa lelaki manis itu menyandarkan wajahnya di atas punggung kekasihnya. "Aku gak liat kamu di kamar, aku pikir kamu udah berangkat ke kantor. Tapi ternyata kamu masih di sini." Ten sedikit menyunggingkan senyumnya di balik punggung pria tampan meskipun tidak ada akan diketahui oleh pemiliknya.

Kun sama sekali tidak merespon ucapan Ten, pria tampan itu sibuk merapikan kancing dari jas yang dirinya gunakan dengan wajah yang dingin. Bahkan Kun sama sekali tidak berniat untuk berbalik dan membalas pelukan hangat Ten seperti apa yang biasa mereka berdua lakukan, namun hal itu sepertinya tidak berlaku untuk hari ini, dan hari seterusnya.

Pria tampan itu sudah terlanjur kecewa dengan keputusan Ten untuk menyembunyikan hal sebesar itu darinya, tidak seharusnya dia melakukan hal itu. Seharusnya dari awal Ten tidak menyembunyikan ini sebelum mereka berdua membicarakan soal anak, mungkin Kun tidak akan semarah ini padanya sekarang. Serta dengan bodohnya dirinya pun juga tidak pernah menyadari bahwa kekasih manisnya itu sudah hamil bahkan sebelum mereka benar-benar pulang ke Korea, dan Kun benar-benar menyesali akan hal itu.

"Kamu pergi ke kantor hari ini?"

Masih dengan raut wajah dinginnya, Kun mulai melepas pelukan itu dan berbaik. "Jangan buang-buang waktu, Ten. Siap-siap sana, bentar lagi kita berangkat." Ujarnya kemudian berjalan menaiki tangga menuju kamar tanpa sedikitpun menolehkan kepalanya pada Ten yang tengah menatapnya dengan sedih.

Ten tidak tau jika Kun malah balik bersikap seperti itu padanya, karena sebelumnya Kun tidak pernah marah dan mendiaminya seperti ini. Ten tau jika Kun marah juga karena ulahnya sendiri yang sudah menutupi kehamilannya dari Kun dan membiarkan pria tampan itu menemukan testpack miliknya di dalam tempat sampah, tapi dirinya tidak pernah berekspektasi seperti ini.

Dan sekarang, apa yang akan pria tampan itu lakukan kepadanya?

***

"Ah..?"

Secara tiba-tiba Ten menghentikan langkahnya di dalam lobby rumah sakit begitu dirinya menemukan bahwa saat ini Kun sedang berjalan menuju ruangan yang bernamakan obstetric room di depan ruang resepsionis. Setelah berangkat dari rumah Kun memang sudah mengatakan bahwa mereka akan pergi ke rumah sakit, namun dirinya tidak mengatakan bahwa mereka akan pergi ke ruang obstetri. Tidak, ini tidak sesuai dengan yang dirinya bayangkan sebelumnya.

Kun yang mengetahui hal itu juga ikut menghentikan langkah kakinya dan beralih menatap Ten yang tampak pucat melihat tempat apa yang sedang mereka tuju saat ini, ruang khusus pemeriksaan OB GYN. "Kenapa?"

Lelaki manis itu segera menolehkan kepalanya begitu mendengar suara lambut Kun, raut wajahnya tampak lebih pucat dari sebelumnya. "K-kita mau pergi ke ruangan itu?" Ten bertanya sambil sedikit menunjuk ke arah pintu ruangan yang masih tertutup rapat itu.

Dengan samar Kun menganggukkan kepalanya melihat ruangan yang dimaksud oleh Ten. "Iya, kita bakal ketemu sama dokter kamu."

"Tapi aku.."

When You Beside Me || Kunten WayV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang