09.

291 42 1
                                    

Kun berjalan menghampiri kekasihnya yang sedang duduk di atas tempat tidur dengan membawa sebuah buku di tangannya. Tanpa ingin membuat kegiatan dari lelaki manis itu terganggu, Kun segera memeluk tubuh mungil itu dari samping begitu dirinya berada di sisi kekasihnya.

Ten yang tidak merasa terganggu pun hanya diam melihat perilaku Kun yang bergelayutan memeluk tubuhnya layaknya seorang kucing, sedangkan kucing sebenarnya sudah pergi meninggalkan mereka berdua entah kemana. Ten melirik kekasihnya itu sekilas kemudian tersenyum melihat bagaimana lucunya Kun yang sedang dalam fase manja seperti ini, kutup es tampan yang selalu terlihat dingin itu mendadak mencair hanya dalam satu pelukan saja.

"Kun udah, jangan ganggu aku lagi baca." Ten sedikit menggeliatkan tubuhnya guna melepaskan pelukan Kun pada tubuhnya. Namun sepertinya hal itu tidak berguna ketika pria tampan itu malah semakin menariknya masuk ke dalam pelukannya.

"Diem cantik, kalau gak aku tidurin kamu sekarang juga." Ancam Kun.

"Tapi kamu nutupin bukunya, aku gak bisa baca kalo kamu gini." Lelaki manis itu masih terus menggerakkan tubuhnya agar bisa terlepas dari pelukan brutal kekasihnya malam itu, hingga pelukan mereka terlepas ketika Kun mendapatkan telepon dari seseorang.

Sebelumnya pria tampan itu sudah mencuri satu ciuman singkat di bibir peach Ten sebelum akhirnya ia mulai mengangkat panggilan telepon itu, meninggalkan Ten yang hanya menggelengkan kepalanya kemudian kembali fokus pada buku bacaannya. Hingga setelah lima belas menit akhirnya Kun selesai dengan acara teleponnya dan kembali beralih kepada Ten yang masih fokus membaca, membaca buku dongeng lebih tepatnya.

"Akhir-akhir ini kamu sering banget baca buku dongeng daripada novel. Kamu mau nostalgia sama masa kecil kamu?" Kun bertanya dengan tatapan matanya yang tak lepas dari buku dongeng yang dibaca oleh kekasih manisnya.

Lelaki manis hanya mengangkat kedua pundaknya acuh sambil terus fokus pada buku bacaannya. "Gak."

"Kamu kena sindrom down?"

Plak.!!

Kun meringis sambil mengusap lengannya yang menjadi sasaran empuk Ten setelah mendengar ejekannya. "Gak ada ya, mana mungkin aku kena sindrom."

"Gak masalah kalo itu malah buat kamu makin keliatan gemes."

"Habis itu aku gak akan segan-segan buat pukul kamu pake obeng." Sarkas Ten tanpa melepas pandangannya pada buku dongeng.

Kun tidak menanggapi ucapan Ten, melainkan pria tampan itu tersenyum lebar dan memeluk pinggang kekasihnya itu. Matanya kini beralih pada buku dongeng yang sedang dibaca oleh Ten, entah mengapa setiap kali Ten membaca buku itu seluruh perhatiannya seolah-olah teralihkan.

Bukan karena Kun tidak suka jika kekasihnya itu membaca buku, hanya saja Ten itu lelaki dewasa dan sudah menikah, mana mungkin dia membaca buku dongeng yang jelas-jelas hanya untuk anak-anak seperti itu. Bahkan Kun sering melihat Ten yang terlalu fokus membaca dongeng snow white, dan itu membuatnya merasa tersingkirkan.

Maka selagi Ten fokus membaca buku, Kun segera menarik buku itu dari genggaman tangan Ten dengan perlahan. Hingga beberapa saat kemudian lelaki manis itu tersadar dan amarahnya membuncah seketika.

"Kun balikin bukunya, aku masih mau baca!" Protes Ten menatap buku yang sedang ia baca telah beralih di tangan kekasihnya.

"Kamu udh baca puluhan kali, emang kamu gak bosen apa?"

"Gak, balikin bukunya!" Ten berusaha untuk mengambil kembali bukunya dari tangan Kun, namun sepertinya pria tampan itu tidak berniat untuk mengembalikannya.

"QIAN KUN!" Ten semakin dibuat kesal dengan perlakuan Kun hingga tanpa sadar ia sudah menyebutkan nama asli kekasihnya itu.

Dari dulu Kun memang tidak suka jika ada seseorang yang memanggil nama lengkapnya, karena baginya itu sama saja dengan mengolok-olok marganya. Jadi hingga sekarang pun Kun tidak pernah menyebutkan marganya meskipun dalam urusan penting sekalipun, karena ia tidak menyukainya.

When You Beside Me || Kunten WayV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang