Baca part sebelumnya aja ya kalo lupa, hehe kelamaan ga up soalnya.
Happy reading, sorry klo ada typo!
"Ngapain aja di dalem rumah baru keluar?bertelor?!"tanya Gracia ketus, saat Chika baru saja duduk di kursi depan rumah miliknya.
"Dih! Biasa aja kali mbaaa ngomong nya, Judes amat"ucap Chika terheran heran melihat perubahan yang di tunjukkan oleh Gracia.
"Lagian pintu di ketok ga dibuka, di panggil ga nyaut... Orang tuh khawatir, kalo kenapa kenapa gimana? percuma kamu anggap aku Kaka sendiri tapi masih susah buat terbuka sama aku, so paling bisa sendiri!"ucap Gracia mengungkapkan kekesalan dalam dirinya pada Chika.
Pasalnya, selama satu Minggu Chika mengurung diri, saat itu juga Gracia tak pernah absen untuk mengecek gadis yang hanya tinggal berdua saja dengan anak nya.
Tapi setiap kali Gracia memanggil atau mengetuk pintu rumah milik Chika, gadis itu tak pernah menyahut atau sekedar membukakan pintu... Itu yang membuat Gracia kesal sampai saat ini.
"Yaa maaf mba"ucap Chika lirih.
"Kenapa? Ada masalah apa?"tanya Gracia ikut mendarat kan bokong nya di samping Chika.
Meski Semarah apapun Gracia pada Chika, tetap saja wanita beranak satu itu tak akan pernah tega melihat Chika ketika sedang merasa sedih.
Gracia adalah salah satu orang di hidup Chika yang tak akan pernah bisa melihat Chika kesusahan, atau merasa sepi.
Sebab itu lah Chika menganggap Gracia sudah seperti Kaka nya sendiri, karna sikap dan sifat Gracia hampir mirip dengan mendiang Sisca dulu.
"Cerita sama mbaa, kalo emang menurut kamu itu privasi untuk hidup kamu dan kamu gamau cerita, gapapa gausah di ceritain... Setidaknya kalo emang lagi ga baik baik aja pulang ke mba Chik... Kamu punya mba disini untuk sekedar peluk kamu dan nenangin kamu, mba ini rumah kamu, mba gaakan pernah mau liat adik mba sedih"ucap Gracia menatap lekat mata coklat milik Chika yang sudah berkaca kaca.
Merasa pertahanan nya runtuh, Chika pun menangis dan memeluk erat Gracia.
Nyaman, itulah yang Chika rasakan kini. Ntah mengapa setiap kali ia berada di dekat Gracia, ia selalu merasa nyaman seperti ia dekat dengan mendiang mama dan Kaka nya semasa hidup dulu.
"Gapapa nangis aja, keluarin semua unek unek yang bikin kamu sakit lewat tangis"
"Kamu nangis, bukan berarti kamu lemah"
"Mba selalu ada disini sama kamu"
"Udah tenang?"tanya Gracia ketika Chika melepaskan pelukan nya.
"Hmmm"jawab Chika mengangguk kan kepala nya.
"Mau cerita?"
Tanpa menjawab lagi, Chika pun menceritakan semua yang terjadi pada hidup nya akhir akhir ini tanpa ada yang terlewat sedikit pun.
Ketika Chika menyelesaikan cerita nya, Gracia membulatkan kedua matanya, wanita dewasa itu terkejut, bahkan sangat sangat terkejut.
Bagaimana bisa dunia sesempit ini.
Dan mengapa ini terjadi ketika Chika dan Christy sudah menemukan kebahagiaan nya.
"Kenapa harus selalu Chika yang ngerasain sakit ya mba?"
"Kenapa dulu bukan Chika aja yang pergi, jangan Kaka"lanjut Chika sangat lirih.
"Apaansi! Ga boleh ngomong kaya gitu!"tegur Gracia.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY ANGEL [CH²]
RandomSemua boleh pergi, semua boleh hilang, tapi mama jangan -????????