9. Takut

564 21 0
                                    

Syaera duduk melamun di lantai sambil memeluk pagar pembatas rooftop. Ia menatap pemandangan ibu kota dari sana sambil tiupan angin menyentuh kulitnya.

"Huufttt,"ia menunduk menjatuhkan setetes demi setetes air matanya. Untuk sesaat Syaera menyadari kalau memang hatinya sesakit itu membohongi Zero yang selalu baik padanya selama ini. Tapi, ia juga harus mengakhiri semuanya dan memulai lembarannya bersama Kelnan yang jelas sekarang adalah suaminya.

"Woi!"tegur Catrin menepuk pundak Syaera. "Melamun aja Lo? Ngapain disini??"

Syaera menggeleng masih tak bergeming. Merasa aneh Catrin pun menarik bahu gadis itu cukup kasar lalu terhenyak melihat dirinya kepergok menangis.

"Lo menangis?! Kenapa? Ada apa?"tanya Catrin mulai panik.

Syaera hanya memeluk Catrin menumpahkan semua kesedihannya.

***

Di tempat lain Kelnan lagi sibuk-sibuknya mengurus berbagai tugas sekolah. Devan, Onel dan Ando pun ikut berpartisipasi. Ditengah kesibukan mereka Ando buka suara.

"Tadi gue lihat cewek Lo nangis,"katanya pada Kelnan.

"Wah! Gile! Masalah baru lagi bro?"celetuk Onel.

"Masalah lama kayaknya?"saut Devan.

Kelnan menghela nafas panjang kemudian duduk dilantai.

"Biarin aja."Jawabnya singkat.

"Wah! Serius Lo ngebiarin dia nangis sendirian? Suami macam apa Lo?"sebal Devan.

"Selama ini gue terlalu lunak sama dia. Gue udah cukup bertoleransi buat mereka, tapi sekarang mereka yang harus tau diri untuk hal itu,"ketus Kelnan.

"Kalo kalian di posisi gue liat istri kalian ciuman sama cowok lain yang bukan mahramnya, Lo pada tetap diam, gak bakal marah?"tanyanya membuat ketiga sahabatnya bungkam.

"Ya marah lah!"jawab Onel disetujui yang lain.

"Sinting kalik gak marah? Walaupun gue gak ada cinta-cintanya gue bakal tetap marah pokoknya. Enak aja milik gua di sosor-sosor aja, gua aja belum nyosor malah di sosor duluan, ck!"Oceh Onel.

"Itu Lo tau."

***

Sepulang sekolah Syaera menatap takut Kelnan yang telah menunggunya di sopa ruang tamu. Sambil membaca majalah Kelnan menatap gadis itu secara tajam, pun ia meletakkan majalahnya diatas meja kemudian duduk membuka sedikit sela kedua kakinya saling menggenggam tangannya ia menatap fokus sosok gadis keras kepala tersebut.

"Jam berapa baru pulang, hm?"

Syaera menelan ludahnya susah. "Aa-anu aku, aku~"

"Kelayapan?"potong Kelnan sinis mengintimidasi nya.

Syaera menggeleng cepat. "Aku mampir ke warung buat beli basreng!"

Kelnan menaikkan sebelah alisnya meminta keyakinan.

"Iya aku serius! Sumpah demi Allah kak!"

Kelnan mengangguk. "Oh? Yaudah,"ujarnya menyilangkan satu kakinya.

"Sini Lo!"

Syaera menunduk mendekati Kelnan.

"Duduk."

Ia juga menurut dan duduk di samping Kelnan sedikit memberi jarak, sebal melihat tingkah gadis itu Kelnan pun merangkuk pinggang Syaera kemudian menariknya paksa. Posisi keduanya begitu dekat dan saling bersentuhan. Kelnan duduk bersila menatapnya.

"Lo takut sama gue?"tanyanya dibalas anggukan oleh Syaera.

"Kenapa?"tanyanya lagi tapi tidak dijawab.

Syaera mengigit bibirnya.

Tersenyum Devils Kelnan pun menyapu rambut Syaera ke belakang telinga sambil tak berkedip memperhatikan wajah pucat tersebut.

"Gue ... sebenarnya baik Sya. Tapi gue kayak gini pun ada sebabnya,"Bisiknya lembut di telinga Syaera. Syaera jadi bergidik ketakutan.

"Lo yang buat gue jadi orang jahat kayak sekarang,"Kelnan terbahak.

"Lantas sekarang... apa yang harus Lo perbuat agar gue kembali baik, sayang, hmm??"

Syaera menggeleng takut. "Aa-aku gak tau!"

"Liat gue,"

Syaera menatap Kelnan dengan keberaniannya. Dalam jantungnya sudah tak bisa normal lagi berdetak.

"Kapan, kapan Lo berencana untuk mencintai gue?"

Blam?!

Tbc

MARRIED WITH KELNAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang