18. Kena bola

398 18 0
                                    

"Ke.lu.ar! Sekarang juga."Tekan Kelnan menunjuk nyalang pintu UKS menyuruh Zero meninggalkan tempat itu.

"Kalau gue gak mau, Lo mau apa?"tantang Zero semakin membuat situasi memanas.

***

Samar Syaera mendengar keributan di tengah erangannya merasakan sakit dikepala. Perlahan matanya membuka menoleh ke samping dimana pemandangan penuh hawa hitam siap mencengkam.

"Ke ... Kelnan?"gumamnya masih bisa di dengar yang lain. Serempak mereka menoleh, Kelnan langsung menghampiri Syaera khawatir.

"Sya, kenapa? Mana yang sakit? Pingsan kenapa?"tanyanya bertubi-tubi sambil mengelus penuh kasih gadis itu.

Tersenyum menggeleng Syaera berucap lemas.

"Tadi gak sengaja kena bola,"katanya menunjuk kepala.

Syaera pun melirik sosok Zero yang dari tadi cuman diam menatap mereka.

"Lo tenang aja, gue bukan cowok nekad apalagi obsesian, gue mungkin memang masih cinta sama Lo tapi karena anak dalam perut Lo udah jadi jawaban dan sebuah tamparan besar bagi gue buat gak bisa memiliki Lo lagi. Gue ikhlas Lo sama Kelnan Sya, tapi jangan pernah berpikir gue gak nungguin Lo ketika nanti si brengsek itu ninggalin Lo. Karena jujur, sampai detik ini rasa sakit yang gue terima tetap gak bisa bohongin perasaan gue yang gak bisa gue hilangin begitu aja dari lo."

Ucapan beberapa menit sebelum Syaera tak sadarkan diri terngiang dikepala, ia menghembuskan nafasnya menatap Zero juga tengah melirik dirinya.

"Lupain aku Zer."

"Melupakan itu butuh keinginan. Untuk sekarang gue masih belum ada keinginan untuk ngelupain Lo. Gue benci Lo tapi gue gak bisa bohong juga kalau gue kangen kenangan bersama Lo. Gue cuman kangen kenangan kita bukan kebersamaan kita."

Air mata Syaera menetes, ia memejamkan matanya memalingkan wajah sementara itu Zero melangkah meninggalkan UKS membiarkan Syaera bersama suaminya. Catrin pun ikut bangkit melangkah pergi memberi ruang untuk dua orang itu saling bicara.

***

"Jadi apa yang bakal Lo lakuin?"

Teguran dari Catrin berhasil menghentikan langkah Zero. Cowok itu berbalik menatap Catrin disana yang bersedekap sinis kearahnya.

"Merusak rumah tangga mereka?"

Ucapan itu menusuk hatinya.

"Di mata Lo gue sejahat itu ya Cat?"

"Lebih dari itu."Tekan Catrin

Zero pun terkekeh menahan agar air matanya tidak keluar. Entah apa yang sakit, melihat ketidakberdayaan nya melupakan Syaera atau melihat pancaran mata kesedihan itu yang masih menunjukkan sebuah harapan buatnya agar masih menunggu waktu dimana Syaera akan kembali?

Di lain posisi ia juga melihat Catrin, sosok yang dikenalnya dari kecil juga mulai menjauh perlahan ikut membenci dan melupakannya.

"Kalau Lo jadi gue, gue yakin Lo gak akan mampu,"tutur Zero lembut menundukkan kepalanya.

"Lo ... kenapa berubah juga Cat?"beonya sedikit gemetar.

Catrin tercengang.

"Kalau Lo di posisi gue, Lo bakal lebih gila dari gue. Gue jamin Lo akan lebih parah,"

Tetap terdiam Catrin tidak bergeming melihat kesedihan di wajah Zero. Zero pun menunduk menepis kasar air matanya.

"Mungkin bagi Lo mustahil cowok kayak gue atau bahkan cowok-cowok di luar sana tampak menyedihkan dan rela goblok hanya demi satu cewek yang gak bisa dia miliki, Cat. Mungkin pula Lo gak percaya ada cowok yang mau sebego gue ini demi satu orang cewek, kan? Tapi ... apa yang Lo lihat dan Lo tebak semua itu memang benar. Gue, udah benar-benar gila dan sakit cuman karena terlalu mencintai satu orang yang bahkan sekarang udah bisa mencintai orang lain selain gue! Orang yang berpaling dikala gue menjadikan dia satu-satunya pilihan tapi ternyata yang dia pilih adalah orang lain, apa ... Lo bisa menerima hal itu dengan lapang dada??"

"Apa Lo bisa menerima kenyataan bahwa orang yang Lo cintai menikah bahkan mengandung anak dari orang lain??"

Deg.

Jantung Catrin seolah berhenti berdetak mendengarnya.

"Apa Lo tau pandangan Lo sekarang tentang gue kayak apa?"ucap Zero mendekati Catrin.

"Menyedihkan."

DEG?!

"Gue menyedihkan di mata Lo dan semua orang, kan?"

Ke--kenapa hati gue malah sakit? Beo batin Catrin.

"Gue mati-matian buat berusaha lepas dari dia, gue terus menerus mencari kesibukan sampai gue prustasi, nyaris 3 tahun yang gue jalani berakhir sia-sia kayak gini sama dia. Gue di buang! Gue di campakkan Catrin ... gue di---hikss---,"

Tak lagi bisa menahan akhirnya sekarang Catrin memeluk Zero yang tampak amat prustasi kala itu. Catrin mendekapnya erat-erat membiarkan pundaknya dijadikan sandaran, membiarkan seragamnya basah karena tumpahan air mata Zero. Catrin pun nyeri dan menatap pilu sosok Zero yang selemah ini, ia memejamkan matanya memeluk cowok itu se'erat mungkin.

***

Usai menyuapi Syaera makan, Kelnan mengobati memar dikepala gadisnya.

"Siapa sih yang lempar bola ke kepala Lo gini?!"

"Adik kelas kak, dia gak sengaja,"kata Syaera tersenyum.

"Kalo Lo gagar otak gimana?"

"Ah, jangan berlebihan deh kak, ya kalik, hm?"

Syaera membenarkan rambut Kelnan yang tampak berantakan. Menyisir nya menggunakan tangan cukup lihai.

"Gak ada niatan di potong rambutnya, hm?"

"Ntarlah, nanti gue jadi jelek kalo potong rambut. Lo malah berpaling."

"Masa sih? Aku malah suka loh, cowok rambutnya agak pendek dari ini?"

"Yaudah. Besok aku potong deh,"

"Hahahaha. Gak deh, aku bercanda tau!"

"Tetap, gue bakal potong besok."

Syaera bergumam kemudian selanjutnya mereka membicarakan banyak hal berdua di dalam UKS.

Kadang ada beberapa hal yang tak bisa kita mengerti, tak mampu kita tulis tapi bisa kita pahami. Terkadang ... hal itulah yang disebut rasa sakit.

BRAKKK!

Pintu UKS di buka dengan sekali dobrakan. Kelnan mengerutkan dahi.

"Lo~"

"Sya!"

Syaera mengernyit, ia belum berucap tapi orang itu sudah menyela pembicaraan duluan.

"Gue lihat mama Lo di rumah sakit. Tepatnya di ruang ICU!"

A-APA?!

"Mama Citra?"tanya Syaera berusaha tetap terlihat normal.

"Bukan. Tapi mama kandung Lo! Tante Lestari."

DUARRR!

BLAM?!

MA---MAMA?? ICU?????

Tbc

MARRIED WITH KELNAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang