40. Insiden

318 18 0
                                    

Yang Kelnan ingat, dirinya berlari menyusuri koridor rumah sakit dengan kepanikan luar biasa bersama Syaera yang sudah tak sadarkan diri berlumuran darah dalam gendongannya. Tangannya yang gemetaran berteriak kepada siapapun disana untuk meminta pertolongan.

Sekarang Syaera tengah ditangani oleh dokter. Orang tua Syaera maupun Kelnan pun sudah datang. Begitu juga sahabat Kelnan yang sudah standbye sejak awal bersama Kelnan. Catrin pun juga tiba mendapat telepon Syaera tertembak dari Alfaro.

Kini, Kelnan dan keluarga Syaera, beserta yang lainnya terduduk di kursi panjang di koridor ruang UGD, adapun yang duduk di lantai putih tanpa alas saking penuhnya tempat itu. Menunggu para staf medis keluar memberikan kabar mengenai kondisi Syaera.

Selama proses itu, kepala Kelnan terasa kacau. Ia hanya mengingat Syaera, Syaera dan Syaera dikepalanya.

Kelnan menatap nanar dinding rumah sakit membayangkan Syaera yang sedang berjuang mati-matian di dalam sana hidup dan matinya. Kelnan menghela nafas panjang. Isakkan yang seakan bersahutan menembus telinganya, bulu kuduknya meremang.

Mama Citra di tenangkan oleh papa Arga, baik mama kandung Kelnan sendiri yang memeluk suaminya terisak. Baru kali ini seumur hidup Kelnan mendengar isakkan pilu yang dikeluarkan oleh mama kandungnya hanya demi satu orang. Yaitu Syaera.

Alfeno mengusap punggung Kelnan berusaha menenangkannya.

"Yang sabar ya Nan. Syaera itu kuat, dia pasti akan baik-baik saja,"katanya dengan suara parau. Alfeno kehabisan suara karena dari tadi meneriaki para staf medis ada yang lalai hingga proses di dalam berjalan sedikit kacau. Untunglah, dokter yang menangani keluarga Alfeno datang tepat waktu hingga membuat semua orang agak lega membiarkan Syaera sendirian di dalam sama para staf medis.

"Kalau sampai terjadi sesuatu kepada putri Alvelifo, semua orang dalam bahaya,"gumam Arga masih dapat di dengar.

Catrin memukul-mukul dadanya yang sesak. Ia berharap hal yang ditakutinya tak terjadi. Ia ingin melihat Syaera bangun kembali, menyapanya, mengajaknya berbincang tentang hal yang tak masuk akal. Ada kemungkinan terburuknya yang akan terjadi, akan tetapi ia tidak akan siap kehilangan satu-satunya sahabat yang ia sayangi.

"Andai gue gak libatkan dia buat mancing anggota Trandez, "ucap Kelnan penuh dengan penyesalan.

Semua pengandaian muncul dibenak Kelnan.

Hanya helaan yang lolos dari bibir Alfeno.

"Andai gue gak bawa dia jalani misi,"ralat Kelnan.

"Bukan salah Lo. Bukan hanya Lo. Tapi kita semua juga lalai dalam menjaga Syaera,"sarkas Devan terdengar lemah. Wajahnya terlihat bersalah.

"Gue benar-benar minta maaf Nan."Imbuh Ando tertunduk lemas.

Alfaro maupun Fero cuman diam bersama Onel yang bersandar ditembok kuning rumah sakit. Catrin memeluk dirinya sendiri berusaha menenangkan kerisauan dalam dirinya. Melihat wajah pucat istrinya, Alfaro pun mendekat memeluknya. Ini, kali pertama Alfaro merasakan rasa takut yang amat luar biasa.

Bagaimana jika posisi itu berbalik padanya?

"Alfaro ...."

Alfaro menenangkan Catrin. Mengelus puncak kepalanya walau kepalanya sendiri mau pecah memikirkan kondisi Syaera.

"Ya tuhan, tolong selamat kan Syaera, aku mohon,"pinta Kelnan meremas kepalanya yang sangat kacau. Bekas darah Syaera melumuri bajunya. Masih dengan jelas terbayang Syaera yang tertembak.

Tiap kali terlintas tubuh Kelnan selalu meremang.

"Gue akan bunuh siapapun yang bikin Syaera kayak gini,"murkanya berapi-api.

MARRIED WITH KELNAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang