26. Moveon

326 17 0
                                    

Catrin melirik Gadis yang sedari tadi menatap Syaera diam-diam. Syaera yang di kelilingi oleh Kelnan dkk termasuk Alfaro juga membantu gadis itu menyiapkan beberapa potongan daging untuk di panggang bersama.

Sedangkan Catrin dan Gadis duduk berdekatan mengelap piring, gelas dan beberapa wadah lainnya sebagai persiapan.

"Lo ... kenapa? Kok liatin Syaera gitu amat?"tegur Catrin membuat Gadis terperanjat.

"Ah? Eng ... enggak, "jawabnya gelagapan karena ketahuan habis memperhatikan Syaera dan yang lainnya.

Catrin menghela nafas. "Syaera anaknya emang kayak gitu, semenjak dia sama Kelnan menikah merek~"Catrin langsung menutup mulutnya yang keceplosan. Gadis sendiri menatap kebingungan sambil sedikit menganga menatap curiga.

"Me---mereka udah menikah?"tanya Gadis tak percaya.

"Cat! Dis! Bantuin dong!"pekik Alfaro membuat keduanya tergesa-gesa melangkah menghampiri Alfaro.

Ando di tugaskan menjadi tukang memanggang, Onel dan Devan duduk di meja menyiapkan kebutuhan lainnya sambil meneguk sekaleng soda. Kelnan, Catrin, Gadis dan juga Syaera duduk melingkar diatas tikar menikmati beberapa cemilan ringan. Sesekali Ando bergantian dengan yang lain jikalau ia lelah berdiri menunggu panggangannya. Musik pop di putar, lagu santai untuk malam hari di baluti angin sepoi juga cuaca yang bagus memperkeruh suasana untuk mereka ber-melow.

Sudah sekitar 30 menit, aroma harum jagung bakar, ayam BBQ, daging sapi dan daging kerbau membuat perut bersuara saling bersahutan minta di beri makan.

"Selamat menikmati!"kata Ando menghidangkan beberapa yang sudah ia panggang.

Mereka langsung menyerbu bagian masing-masing yang di inginkan.

"Btw, ini malam Jum'at ya?"ujar Onel membuka suara. "Kata orang kalau malam Jum'at gini kita ke kuburan bawa sajen di jamin pulangnya langsung kaya kita!"

"Ngawur Lo! Yang ada Lo hilang dan ga pulang!"timpal Devan menepuk pundak Onel. "Udah deh, dari pada Lo ngelantur gak jelas, mending gantian noh, sama Ando."

"Sialan Lo Van! Lo gak berniat bantu gue gitu?"

"Ya kalik! Gue baru duduk anjrit. Tugas Lo lah!"

Alfaro menggelengkan kepalanya. Meniup paha ayam BBQ untuk diberikannya kepada Syaera, namun saat Syaera hendak menerimanya Kelnan juga menyodorkan hal yang sama membuat sang empu terdiam menatap dua cowok itu bergantian. Suasana jadi sedikit canggung, akhirnya Alfaro menarik miliknya dan tersenyum.

"Ah, maaf, "katanya kemudian memberikan miliknya kepada Gadis. "Buat Lo Dis."

Gadis tersenyum menerimanya. Sementara itu Syaera menerima pemberian Kelnan dan memakannya.

Catrin berdehem menggigit jagung bakarnya. Ia mengalihkannya dengan meletakkan beberapa soda dingin.

"Sya, Lo gak boleh minum soda,"ketus Kelnan merebut soda milik Syaera menggantikannya dengan fruit tea dingin.

"Btw ngomong-ngomong perut Lo kok gak buncit sih, Sya? Bukannya Lo hamil ya?"

Ucapan Onel berhasil mendapati geplakan dari Catrin.

"Lo ngomong suka gak di saring ya kak?"deliknya tajam.

"So--sorry, gak bermaksud,"mohon Onel.

Kelnan diam tak ingin berucap sedangkan Syaera tersenyum canggung. Sebenarnya Syaera sangat ingin memberitahu mereka yang sebenarnya akan tetapi apa boleh buat, biarlah waktu yang menjawab. Syaera melirik Kelnan sesaat untuk berpikir.

"Btw, Alfaro Lo bisa main gitar kan?"sengaja Catrin mengalihkan lagi.

Alfaro pun mengangguk menerima gitar pemberian Catrin. "Lagu apa?"tanyanya menatap Catrin.

Sebuah lagu terlintas di benak Catrin, tentu saja itu mengingatkannya akan sosok Zero yang sekarang entah bagaimana kabarnya.

"My heart aja,"ucapnya dibalas anggukan oleh Alfaro.

Sambil mendengar Alfaro bernyanyi dan bermain gitar, Syaera bersandar di bahu Kelnan, Onel dan Devan duduk berdekatan dengan tenang, sedangkan Ando sesekali terkekeh sambil menatap bintang dilangit. Ia berharap akan sesuatu disaat itu.

"Btw, nama Lo Gadis?"

Gadis mengiyakan pertanyaan Devan.

"Lo kenal Alfaro gimana?"tanya Onel ikutan.

Gadis tersenyum sambil melirik Alfaro. "Gak sengaja kok, kenal di pasar internasional,"jelasnya. "Waktu itu kak Alfaro nolongin aku dari jambret. "Lanjutnya dibalas anggukan kepala oleh anak-anak.

Syaera menatap gadis cukup lama, entahlah, rasanya familiar sama cewek itu tapi ia malas mengeluarkan suara untuk bertanya, ia hanya fokus bersama Kelnan menatap langit yang gelap tanpa mendengarkan pembicaraan mereka.

Deruan suara ombak, hangatnya api unggun, sejuknya suasana dingin membuat sensi terlihat lebih romantis.

"Kalau boleh tau kenapa kamu mau nya BBQ di pinggir pantai gini?"tanya Kelnan kepada sang istri.

Syaera tersenyum lebar kearah Kelnan. "Gak tau, rasanya nyaman aja, kayak beban tuh hilang gitu aja kalau dengar suara ombak di lautan gini. "

Kelnan mengangguk paham mengelus pelan puncak kepala Syaera, menariknya dalam pelukan.

"Aku bersyukur banget Sya, bisa nikahin kamu,"katanya. "Sebenarnya sebelum ketemu kamu masalalu ku sangat buruk. Aku terkadang takut kalau sampai kamu tahu dan kamu terluka."

"Kak,"ujarnya menangkup wajah cowok itu. "Apapun yang pernah terjadi sama kamu di masalalu, seburuk apapun itu, aku gak perduli. Yang aku tau kamu sekarang ini udah jauh lebih baik dan keren buatku,"ungkapnya. "Setiap manusia memang memiliki masa terburuk dalam hidupnya. Tapi gak ada batas terlambat untuknya merubahnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. "

Kelnan tersenyum mengangguk. "Sya?"

"Yaa?"

"Kamu mau, temenin aku dari masa ini sampai masa terbaik kita kedepannya nanti? Sampai aku benar-benar berhak dan pantas menjadi sosok ayah buat calon anak-anak kita. Hmm?"

"Tolong sedikit lebih sabar Sya, aku gak berjanji tapi aku bakal berusaha sebaik mungkin agar bisa bikin kamu percaya dan mau sepenuhnya menerimaku. Mau kan Sya, menunggu saat itu tiba?"

Syaera mengangguk sebagai jawaban. Ia terharu lalu memeluk Kelnan erat. Beberapa detik setelahnya...

"CIEEEEEE!! CIEEEEE!!"

Mulai deh. Hmm bikin bete, keluh Syaera dalam hati.

Aku gak tau pilihanku ini tepat atau terlalu cepat. Yang pastinya aku akan berusaha dan mulai menghargai Kelnan dan menjaga pernikahan kita. Zero ... maafin aku untuk segala hal, maaf karena ingkar janji dan mengakhiri semuanya seperti ini. Aku percaya tuhan, aku percaya takdirnya jauh lebih baik buat ku, buatmu maupun buat rumah tangga ku dan Kelnan. Semoga kamu pun disana bisa menjalani kehidupan mu tanpaku dengan sebaik mungkin ... selamat tinggal Zero, selamat tinggal my first love, selamat tinggal kenangan ...

***

Disisi lain, Zero sendiri masih membawa bingkai foto yang berisi dirinya bersama Syaera tengah berfoto di pantai. Foto itu mereka abadikan untuk kali pertama mereka kencan ke pantai.

Senyum Zero luntur. Ia mengusap foto tersebut lalu membuka jendela apartemennya.

"Hah? Hahaha,"ia tertawa hambar.

"Akhirnya ... akhirnya benar-benar selesai ya?"

Walau begitu air matanya tetap jatuh seberat dan sekuat apapun ia memaksa agar tidak menangisi Syaera tetap saja perasaannya masih menguasai logikanya.

"Selamat tinggal Syaera,"ucapnya membuang foto tersebut dari sana.

Selamat tinggal...

Terkadang kita memang memerlukan pelarian diri agar usaha move-on bisa berjalan lancar dan tidak ambyar, bukan? Tapi, Ketika kamu mencoba melupakan sesuatu padahal kamu tahu bahwa kamu belum mampu sesekali kamu ingin menyerah, akan tetapi luka membuatmu seolah percaya, pada saatnya rasa itu akan memudar dengan sendirinya. Setidaknya terimakasih sudah menjadi awal kebahagiaan hingga akhirnya menjadi luka yang paling menyakitkan🍂
"Zero"

TBC
TTD: @Awtarimieoww

MARRIED WITH KELNAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang