39. Tertembak

313 19 1
                                    

Part ini sedikit ekstrim!

Baca sebatas suka nya aja.






Jarum jam menunjukkan pukul 08.34 pagi. Kelnan mengajak Syaera menemui teman-temannya di warung kopi tempat biasa Kelnan dkk ngumpul.

"Oh. Jadi ini istri kak Kelnan? Kok, baru dibawa sih?"kata anak pemilik warung. Usianya kurang lebih 13 tahun, dia cowok berwajah putih dan manis.

Kelnan mendengus.

"Karena istri gue sibuk. Ya kan, sayang?"

Syaera mengangguk sekenanya saja. Ia pun berdiri di samping Kelnan. Terkejut ketika Alfaro datang bersama Fero.

Mereka menyambut dua orang itu dengan ramah. Melanjutkan percakapan yang sempat tertunda karena kehadiran Kelnan dan istri tadi. Syaera tak begitu menghiraukannya, ia duduk bersandar di mobil Devan menatap sekitarnya. Pantesan Kelnan dkk menyukai tempat itu sebagai tongkrongan, bukan hanya sejuk tapi juga nyaman, jauh dari polusi dan bising kendaraan yang lewat. Letaknya yang strategis.

"Eh?"

"Kenapa?"

Kelnan menyadari perubahan di mimik wajah Syaera, pun mendekatinya. Syaera menggeleng menatap ke hutan-hutan didepan warung kopi pak Cecep.

"Tadi aku liat kayak ada orang kak, tapi kok, cepet banget hilangnya?"

Ekspresi Kelnan jadi berubah. Ia pun menghampiri anak-anak membisikkan sesuatu menaruh curiga dibenak Syaera. Sebenarnya apa yang sedang cowok itu rencana kan?

"Sya."

"Ya?"

"Seandainya kamu terlibat dalam bahaya karena aku. Kamu bakalan marah gak, punya suami banyak masalah kayak aku?"

Pertanyaan itu lantas mendapatkan reaksi tak terduga dari Syaera.

"Enggak. Justru aku senang, artinya berhasil masuk ke dunia kamu,"senyum Syaera mengembang menangkup wajah Kelnan.

"SEMUANYA SIAGA!!"teriak Devan tiba-tiba. Sontak berhasil mengundang rasa cemas membuat Syaera kebingungan menatap Kelnan yang mengajaknya berlindung mencari tempat aman.

"Kak. Ini semua, apa maksudnya?!"

"Sssttt. Akan aku jelaskan setelah berakhir."

Kelnan mengintip kemudian kembali bersembunyi.

"Me---mereka yang bawa pistol nyerang kita tadi, itu siapa?!"

"Musuh mama Lestari."

"Hah?! Ma-maksudnya? Musuh? Musuh apa?"

"Sya. Aku gak punya waktu buat jelasin semuanya, sekarang kita sedang gak main petak umpet. Anggap aja ini jalan-jalan yang aku maksud, pacaran versi kita."

Tatapan Kelnan tersirat sebuah makna yang mendalam. Ia memegangi pundak Syaera erat.

"Sebenarnya... Tante Lestari selama ini bukan gak mau menemui kamu. Akan tetapi dia begitu menyayangi kamu. Aku gak punya hak buat mewakili dia menjelaskan semua kebingungan kamu, tapi aku berjanji, kamu akan bertemu dia setelah misi ini berhasil."

"Jadi, kamu harus bekerjasama. Bisa kan, Sya?"

Syaera akhirnya mengangguk mantap walau hatinya ragu. Karena sudah terlanjur dilibatkan ia tidak mungkin mundur lagi.

"Kamu bawa pistol?"tanya Syaera.

Kelnan mengernyitkan dahinya. "Kamu bisa menggunakannya?"

Syaera menerima pistol pemberian Kelnan, dengan gesit seperti ahli profesional ia membidik pelaku.

MARRIED WITH KELNAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang