31. Tanggung jawab

321 17 0
                                    

Kelnan berdiri di ambang pintu menatap Syaera yang baru keluar kamar mandi menggunakan handuk mandinya. Gadis itu sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil pun kebingungan akan sikap aneh Kelnan.

"Kak. Ada apa?"tegurnya tak mengerti maksud dari ekpresi di wajah Kelnan saat ini.

Cowok itu menggeleng tampak tegang. "Tadi Catrin telpon tapi aku bilang kamu di kamar mandi,"jawabnya.

"Catrin?"

"Hmm. Dia mau ketemu kamu katanya?"

"Ah? Em, iya, kalau begitu aku siap-siap dulu!"

"Sya."

Syaera menoleh bersamaan langkah Kelnan mendekatinya. Cowok itu mengelus puncak kepala Syaera lalu mencium keningnya.

"Ada apa?"tanya Syaera penasaran.

Kelnan menggeleng tersenyum singkat. "Gakpapa,"katanya. "Hati-hati ya? Jangan terlalu lama pulangnya, hm?"

"Oke siap!"

***

Setelah Syaera keluar dari rumah Kelnan mengeluarkan kotak kecil di saku celana niatnya hendak mengembalikan benda itu kepada pemiliknya akan tetapi sepertinya waktunya kurang tepat. Kelnan kemudian menyimpan kotak berwarna hijau itu di dalam laci nakas.

Suara dering ponsel berbunyi, Kelnan mengambil hp miliknya diatas meja rias Syaera kemudian mengangkat panggilan dari papa mertuanya yaitu Arga. Entah apa yang mereka bicarakan hingga membuat Kelnan tampak tergesa-gesa meninggalkan rumah bersama mobilnya.

***

"Jadi kau belum mengatakannya soal istri pertama mu kepada putrimu?"tanya Alfeno dibalas anggukan kepala oleh Arga.

"Huh ... sebaiknya kau mengatakannya secepatnya agar gadis itu tidak terlalu lama menunggu."

Arga pun mengangguk mengiyakan. "Bagaimana perkembangan putra putri kita setelah menikah? Apakah kau mendengar desas-desus sesuatu diantara mereka? Syaera sama sekali tidak menghubungi ku setelah hari itu, bahkan ia tidak membalas setiap pesan yang aku dan Citra kirim."

"Hubungan mereka sesuai yang kita harapkan."Jawab Alfeno singkat. "Orangtua Kelnan sendiri beberapa hari lalu memintaku untuk memberikan ini padamu, mereka meminta kau juga merahasiakan semuanya dari anak-anak agar tidak terlibat. Sampai semua permasalahan Lestari selesai."

Arga paham tentang sebuah surat yang diberikan oleh Alfeno itu, ia menyimpannya didalam saku Jaz biru Dongker yang dikenakannya.

"Baiklah. Akan aku urus sisanya, sampaikan salam ku juga buat mereka."

"Ya. "

Mereka bersalaman sebelum Arga melangkah pergi keluar dari cafe.

***

"APA?!" Syaera sangat teramat shock mendengar semua cerita dari Catrin, ia juga tak bisa berkata-kata setelah mengetahui fakta bahwa Catrin sebelumnya sudah memiliki anak, itu juga alasannya pindah sekolah.

"Ja-jadi, Jadi Ercya? Alfaro? Kalian ...."

"Ya. "

Catrin menghela nafas berat lalu menjambak rambutnya prustasi. "Semalam keluarga Alfaro kerumah gue, semuanya kacau Sya,"ujarnya memberitahu dengan suara parau.

"Mereka mau rebut Ercya dari gue. Dan mereka ngasih gue pilihan kalau gak mau terpisah dari Ercya, mereka minta gue balik sama Alfaro dan menikah,"tangis Catrin pecah. "tapi Lo tau kan Sya, sekarang perasaan gue kayak apa dan buat siapa?"

"Cat. Udah, Lo jangan terlalu setres ya, ntar Lo sakit, kita udah mau ujian Lo harus bisa, Lo harus percaya bahwa Tuhan mempercayai semua masalah ini buat Lo hadapin. Apapun yang terjadi gue bakal bantu sebisa gue agar Ercya gak jauh dari Lo, "kata Syaera menggenggam tangan gemetar Catrin untuk menyemangati.

MARRIED WITH KELNAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang