Memiliki masalalu sebagian memang beragam. Ada yang mencengkam ada pula yang menegangkan, sedikit yang baik banyak tersimpan yang buruk. Masalalu itu ... ancaman di masa depan.
Suara bell kelas berbunyi. Istirahat berlangsung membuat Syaera mengelus dadanya selamat. Untung saja absen nya belum disebut jadi hari ini dia bebas dari hukuman.
"Gimana kelas pertama Lo?"suara familiar mengganggu makan siang Syaera. Ia menatap lurus kedepan dimana cowok yang sedang membelakanginya adalah Kelnan, cowok itu tidak menyadari sedikitpun hadirnya. Dan cowok yang duduk di hadapan Kelnan itu ...
Ah??
Keduanya saling beradu tatapan. Syaera terhenyak ketika Alfaro menyunggingkan sedikit senyumnya.
Alfaro meraih kaleng soda lalu meneguknya.
"Membosankan karena gak ada wanita cantik,"katanya sambil melirik Syaera.
Glek.
Syaera kesusahan menelan makanannya.
"Cih! Kapan Lo mau berubah? Dari dulu Lo gak pernah berubah."
"Gue memang gak berubah, dan gak berniat berubah. Gue cuman kembali ke versi terbaru gue dengan status lama gue."
Keduanya saling terkekeh.
"Btw ... kenapa Lo tiba-tiba pindah, hm?"
"Karena gue mengincar seseorang."
"Hah?"
"Ha, hahahaha bercandaaa! Lo serius amat dah, Nan?"
Entah kenapa Syaera merasa tidak nyaman, ia merasa dari tadi mata itu menatap kearahnya. Akhirnya Syaera pun menyudahi makannya meninggalkan kantin sekolah.
Kepergian Syaera langsung membuat Alfaro merubah wajahnya menjadi sangat datar sambil menangkup kedua tangannya menatap lurus punggung mungil yang perlahan menghilang dari pandangannya.
GDUBRAKK!
Aduh!
Spontan perhatian orang beralih ke arah gadis yang jatuh tersandung sesuatu. Dia Catrin.
Ia memegangi lututnya yang berdarah sambil menahan perih.
"Ughh,"ringisnya sakit
"Lo, gakpapa?"
Catrin mendongak kearah suara tersebut. Ia langsung tersentak mendapati Alfaro mengulurkan tangan untuk membantunya.
Aa---, Alfaro ?? Batinnya bergeming.
"Eh? Hai!"sapa Alfaro tersenyum lebar. "Lama gak jumpa."
DEG.
Hal itu menjadi pusat perhatian dan gosip dalam waktu singkat.
***
Syaera mendatangi Catrin di UKS. Lutut telah di obati dan di plaster, Catrin yang cuman diam tak bergeming. Wajahnya yang memerah meneteskan airmata.
"Cat?"
Syaera tak mengatakan banyak hal, ia hanya duduk diam menunggu Catrin mulai buka suara sendiri tanpa merasa tertekan olehnya.
"Hiks,"
"Cat?"
Tangis Catrin pecah. Syaera tidak melakukan pergerakan apapun, ia membiarkan Catrin menangis sepuasnya. Baginya menemani Catrin disana tanpa melakukan apapun adalah keputusan terbaik, Syaera mengenal Catrin, sosok yang benci di peluk ketika sedang menangis. Sosok yang tak bisa di tanya "Kenapa", "ada apa", ketika keadaan nya sudah tampak tak baik-baik saja.
***
Kelnan membuang nafas berat ketika usai mendengar cerita dari Alfaro. Ia memasukkan kedua tangannya dalam saku celanan menghampiri Alfaro. Menghembuskan rokoknya Alfaro berdiri di pagar pembatas rooftop menatap pemandangan bersama deru bisingnya tiupan angin.
"Sekarang apa yang bakal Lo lakukan? Bukannya dia alasan Lo pindah?"
Alfaro menggeleng. "Gue sendiri terkejut bertemu dia disini setelah dia menghilang malam itu."
Kelnan terhenyak. "Jadi ... Lo gak tau Catrin ada dimana selama ini???"
"Kalau gue tau dia ada dimana, apa Lo pikir gue bakal diam aja ketika dia bilang udah gugurin anak gue di telepon?"tatapan dingin Alfaro menjawab semuanya.
"Kacau,"Kelnan memijit pelipisnya prustasi.
"Lo harus selesaikan masalah ini sampai tuntas."
"Menurut gue udah tuntas."
"Apa?"
"Setelah dia memutuskan untuk gugurin anak gue tanpa bilang dan minta pendapat gue, saat itu gue juga memutuskan kalau gue sama dia udah gak ada hubungan apapun. Sekarang bukan dia tujuan gue."
Kelnan tercengang kesekian kalinya. Alfaro benar-benar tidak berubah. Alfaro ... hanya kembali.
***
GDUBRAKK!
Ah?!
Sialan!
"Astaga. Lo lagi?"kekeh Alfaro ketika tahu bahwa gadis yang tak sengaja menabrak tubuhnya adalah Syaera.
"Unik ya, tiap kali ketemu kayak gini terus?"ujar Alfaro sembari menatap Syaera yang mengusap-usap dahinya.
"Ah, maaf, gue beneran gak lihat. Gue buru-buru,"katanya jujur.
"Ah. Lo mau kemana?"
"Ke aula OSIS mau ketemu kak Kelnan."
"Oh? Yaudah, barengan aja, kebetulan gue juga mau kesana, gimana?"
"Eh? O--oke deh."
Mereka kemudian melangkah kearah yang sama menuju aula OSIS. Tanpa menyadari apapun ternyata Alfaro melirik Syaera dengan tatapan penuh arti sepanjang jalannya. Beberapa murid yang melihat mereka menatap kagum sedangkan Alfaro terlihat amat dingin.
"Wahh, kayaknya Lo populer ya?"ujar Alfaro membuka kebisuan.
Syaera menggeleng cepat.
"Gak kok. Orang lihatin elo bukan gue."Jawabnya.
"Gue?"
"Yaiyalah. Lihat aja tuh,"
Alfaro cuek bebek.
"Gu~"ucapan Alfaro terjeda ketika Syaera berseru memanggil suaminya.
"KAK KELNAN!!" Sambil melambaikan tangannya Syaera menunjukkan senyuman manis membuat siapapun hanyut akan kecantikannya.
Kelnan melambai dengan senyum.
"Ayo kak!"ia menarik Alfaro berlari dengan cepat kearah Kelnan. Sedangkan tidak ada yang akan menyadari detakan jantung Alfaro berpacu amat cepat ditambah wajahnya yang sangat shock.
DEG
DEG
DEG
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED WITH KELNAN [COMPLETED]
Teen FictionKakak kelas super ketus, dingin, jutek dan paling tidak aku harapkan menjadi suamiku di masa depan. Kelnan Alfeno Zayyano. Tapi pribahasa "mulutmu harimaumu" terjadi padaku. ⚠️⚠️ SIAPAPUN DILARANG PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN MENGENAI ISI CERITA TANP...