Enjoyy!!
Takdir itu titik bertemu di kebetulan yang terlewatkan. Awalnya biasa berakhir akrab tak ada celah. Seperti itulah seumpamanya.
Seperti yang sekarang terjadi dengan Alfaro.
1 jam lalu.
"Kak Alfa, beneran gak mau di temenin belanja buah-buahan nya?"tanya Syaera menatap Alfaro.
Alfaro tersenyum mengangguk. "Lagian gue belanja nya gak di supermarket Sya, ntar Lo kepanasan, jalannya juga becek, ntar Lo kotor plus bau,"ujarnya.
"Gue gakpapa kalik,"kekeh Syaera menyela.
Alfaro mendengus. "Tapi Kelnan yang bakal marahin gue kalo Lo kenapa-kenapa. Udah, Lo tunggu di mobil aja, gue gak lama kok,"katanya dibalas deheman oleh Syaera.
Akhirnya Syaera masuk kedalam mobil bermain HP menunggu teman-temannya selesai berbelanja.
"Bu, daun bawangnya berapa?"tanya Alfaro kepada si penjual.
"Dua ribu satu,"ujar penjual.
"Mau lima ribu. Mau sawi, mentimun, wartel, terong panjang eh busett panjang amat?"
Alfaro tertawa geli sendiri membuat penjual kebingungan. Sesekali cowok itu mengukur beberapa terong panjang lainnya lalu tertawa kecil. Setelah selesai dengan belanjaan ia melirik catatan lalu membeli yang lainnya.
GDUBRAKK!
Argh!
Shit!
Tatapan Alfaro jadi tajam dan mematikan ketika seseorang membuatnya ambruk jatuh ke tanah. Pakaiannya jadi kotor, kantong kresek belanjaan jatuh terkena becek, ia menatap geram dan murka sosok gadis yang sedang ketakutan berdiri dihadapannya mengigit jari itu.
Gadis itu mengucapkan kata maaf berulangkali.
"Aaa---, maaf, aku beneran minta maaf, aku gak sengaja, tol---tolong maafin aku, aku---,"
"Bisa diem?"ketus Alfaro mencoba menetral radikal racun dalam dirinya.
Gadis itu langsung kicep menundukkan kepalanya. Pakaiannya yang lusuh plus kumal membuat Alfaro enek melihatnya.
"Gak usah pegang gue!"sentak Alfaro ketika cewek aneh itu berusaha membantunya berdiri.
Alfaro membuang nafasnya ketika keadaan semakin kacau kala catatan yang diberikan Syaera terkena kotoran tanah hingga tulisannya tak terlihat.
"Dasar pembawa sial! Argh! Gara-gara Lo gue yang mau buru-buru semuanya jadi tertunda dan menambah masalah tau gak!"bentaknya. Beberapa orang pasar takut dan seakan tuli tak mau ikut campur, mereka mengenal Alfaro dengan baik.
"Maaf."
"Maaf maaf maaf. Semua orang bisa bilang maaf! Tapi apa Lo bisa, bikin semuanya selesai sekarang, huh?"
"Hiks, aku beneran minta maaf aku tau aku salah, aku gak sengaja hikksss,"
"Malah nangis Lo anjing!"
Semakin kalut ketika gadis itu menganga membesarkan suara tangisnya. Alfaro sangat prustasi sambil menjambak rambutnya.
"Diem! Diem gak! Gue bilang diam!!"
Suara itu jadi hening ketika nafas Alfaro memburu mencengkram kerah baju lusuh si gadis. Kemudian ia membuang nafasnya kasar dan menarik dirinya menjauh.
"Ketemu gue sekali lagi, awas Lo!"ancam Alfaro memunguti belanjanya. "Cuci!"titahnya langsung dipatuhi si gadis.
Usai mencuci belanjaan Alfaro ia kembali menyerahkannya namun di tepis oleh Alfaro.
"Itu buat Lo."
Usai mengatakan itu ia berlalu hendak pergi namun lagi dan lagi si gadis menahannya.
"Gue bilang jangan sentuh gue sialan!"
Beberapa ibu-ibu berbisik dan mulai menggosip.
"Apa mau Lo?! Huh?"
"Ma--makasih."
Alfaro tertegun mendengarnya. "A--apa?"gumamnya tak percaya.
"Makasih."Senyum si gadis mengembang. "Makasih banyak,"katanya lagi.
"Kak Alfaro!!"
Jeritan itu membuat semua orang beralih ke sumber suara menatap siapa gerangan pemilik suara indah dan lembut tersebut.
***
Awalnya Gadis bersekolah disekolah tetangga hendak ke pasar nasional untuk mencari beberapa pesanan ibunda ratu. Ia lebih sering ke pasar dari pada ke supermarket atau tempat belanjaan elit lainnya, alasannya satu, membantu pekerja yang berdagang di pasar tersebut dan untuk meringankan beban beberapa dari mereka yang kadang duduk kelaparan di pinggiran.
Namun mata Gadis membola ketika melihat pemandangan di depan. Ia shock melihat Alfaro apalagi tubuh cowok yang pecinta kebersihan itu tampak begitu kumal.
"Kak Alfaro!!"
Sang empu menoleh ikut terhenyak mendapati Gadis.
"Ga-Gadis?"gumamnya.
Gadis buru-buru menghampirinya. "Kakak kenapa? Astaga, ini kenapa kak??"
Alfaro menghela nafas kemudian menggeleng pelan.
"Gak sengaja jatuh."Jawabnya berbohong.
"Lo sendiri ngapain disini?"
"Ah? Ehm, yaa mau beli pesanan bunda kak, kayak biasa. Kamu?"
"Oh, sama, gue juga mau beli keperluan buat nanti malam BBQ sama anak-anak."
Gadis tersenyum mengangguk.
Seketika Alfaro terpikirkan akan sesuatu.
"Dis, ntar malam Lo sibuk gak?"
"Ah? Eng ... enggak kok, enggak, kenapa?"
Alfaro tersenyum penuh makna.
***
Sumpah! Syaera sangat jenuh dan bosan. Sudah 2 jam menunggu di dalam mobil tapi tak kunjung menemukan tanda-tanda bahwa para sahabatnya akan muncul dalam beberapa menit kedepan.
Ketika ia hendak keluar mobil ia menghentikan niatnya saat melihat Alfaro bersama seseorang, terlebih yang lainnya juga tampak akrab sama orang itu.
"Hai Sya, lama ya? Sorry yaa soalnya tadi jalan-jalan dulu,"kata Catrin memelas.
Syaera turun dari mobil membuat Gadis menganga takjub. Kaki jenjang, mulus, putih, wajah cantik dan nyaris sempurna, ia meneguk salivanya.
"Oh my ghost, gue beneran jenuh,"adu Syaera memijit pelipisnya.
"Buat Lo nih, titipan dari cowok Lo,"katanya menyerahkan es cream Cornetto kepada Syaera.
"Lah, mana dia?"tanya Syaera celingak-celinguk sambil membuka Cornetto dan memakannya.
"Katanya masih ada yang mau di beli tadi, jadi kita duluan deh."
"Oh iya, Sya, kenalin, ini Gadis,"ujar Alfaro menyela.
Syaera baru teringat dan menatap Gadis dengan sedikit intens. Devan, Ando dan Onel sibuk masing-masing mengenai belanjaan.
"Gadis,"
"Syaera."
Keduanya berkenalan, Syaera tersenyum singkat lalu kembali fokus mengecek belanjaan Catrin dan anak-anak lainnya.
Alfaro paham maksud dari diam dan tatapan gadis, lalu merangkul pundaknya sambil tersenyum.
"Syaera itu emang kayak gitu orangnya. Jangan Lo ambil hati, aslinya anaknya care kok,"bisik Alfaro dibalas senyuman singkat oleh Gadis.
"Tapi ya ... sayangnya susah di akrab'in."
Itu masalahnya!
Gadis cuman diam sesekali memperhatikan sosok Syaera yang membuatnya kagum.
Apa cewek kayak dia, tipe-nya kak Alfaro?? Atau ... memang dia orang yang kak Alfaro sering ceritain? Tanya batin Gadis.
TBC
See u next time dear!!
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED WITH KELNAN [COMPLETED]
Roman pour AdolescentsKakak kelas super ketus, dingin, jutek dan paling tidak aku harapkan menjadi suamiku di masa depan. Kelnan Alfeno Zayyano. Tapi pribahasa "mulutmu harimaumu" terjadi padaku. ⚠️⚠️ SIAPAPUN DILARANG PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN MENGENAI ISI CERITA TANP...