* * *
*
Di dalam ruangan UKS yang bernuansa putih ini terdengar suara ringisan dari seorang pemuda manis yang tengah diobati lukanya. Pemuda lain disebelahnya sudah berusaha mengobati luka nya dengan lembut namun itu masih terasa sakit oleh sang empu.
"sudahlah Hyung biar aku saja" ucap pemuda manis itu kepada dominan yang sedang mengobatinya.
Ia mengambil alih perban luka dari tangan pemuda tampan itu dan melilitkan nya sendiri di pergelangan tangannya yang terluka.
"terimakasih" cicit Jaemin menundukkan kepalanya, ia enggan menatap lawan bicaranya.
"Jaemin kau marah padaku?"
Jaemin mengangkat kepalanya menatap manik mata Jeno lalu menggeleng "tidak.. tidak aku tidak marah padamu.. hanya saja.. " Jaemin menggantung kalimatnya lalu kembali mengusap tangannya yang diperban.
"aku.. "
"maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk menyakitimu" ucap Jeno merasa bersalah lalu menggenggam tangan Jaemin ke genggamannya.
"aku tak ingin kau dekat dengan orang lain"
Jaemin menatap tak percaya kepada Jeno. Hanya karena dia dekat dengan Haechan yang notabennya adalah teman sekelasnya sekaligus sahabatnya Jeno cemburu(?) Yang benar saja (?)
"Jeno Hyung, kau cemburu pada Haechan" goda Jaemin menyenggol lengan Jeno.
Semburat merah bersemu di pipi Jeno ia memalingkan wajahnya menghindari tatapan usil Jaemin.
"si.. siapa yang bilang aku cemburu? aku.. aku hanya tidak suka kau dekat dengan orang lain" elak Jeno.
"bilang saja kalau kau cemburu Hyung" seru Jaemin semakin bersemangat mengganggu Jeno.
"tidak"
"kenapa aku jadi malu seperti ini kepada Jaemin? ini memalukan sekali Jeno" ucap Jeno dalam hati.
Ia masih tak ingin menatap Jaemin balik.Jika orang-orang di perusahaan Jeno melihatnya dalam keadaan sekarang mereka pasti akan terkejut dan mengabadikan momen ini. Hilang sudah wajah flat yang selama ini dipertahankan Jeno.
Jeno berdiri dari duduknya ia mengambil ponselnya dan menelfon seseorang. Jaemin hanya diam memperhatikan, membiarkan Jeno menyelesaikan urusannya sebentar sebelum pamit kepada Jeno untuk segera pergi ke kelas.
Sebenarnya tadi ia sudah hampir sampai di kelas sebelum Jeno kembali menarik tangannya untuk di bawa ke UKS sekolah. Jeno mengancam Jaemin, jika Jaemin tidak ingin ikut dengannya ke ruangan UKS maka Jeno akan membawanya dengan paksa menuju rumah sakit. Jadi, Jaemin memilih yang aman saja untuk ikut dengan Jeno menuju UKS.
Pergi ke rumah sakit pun tidak akan menjadi masalah bagi Jaemin hanya saja ia sekarang masih dalam waktu belajar sekolah walaupun para guru sedang ada rapat, itu tidak memungkinkan para siswa akan bebas sampai jam akhir sekolah, jadi dia tidak ingin nantinya akan ketinggalan pelajaran, lagipula hanya beberapa bulan lagi saja dia berada di sekolah ini, ia harus benar-benar belajar dengan rajin untuk memperoleh nilai yang bagus.
"kau sudah selesai Hyung?" tanya Jaemin menatap Jeno dengan tatapan yang lucu menurut Jeno. Jeno yang di tatap seperti itu mengalihkan pandangannya kesamping menghindari kontak mata dengan Jaemin.
Jaemin berdecak kesal ketika ia berbicara sang lawan bicara tidak melihat ke arahnya.
"kau kenapa Hyung? kau marah padaku?" tanya Jaemin polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny Is With You [End]
Teen Fiction"kenapa kalian tidak mendengarkan ku dulu? aku tidak bersalah disini, aku juga tidak tahu jika akan berakhir seperti ini" -Jaemin "aku sudah sejauh ini membawamu, bahkan aku diusir oleh keluarga ku sendiri... kau harus bertahan agar aku memiliki s...