part 48

493 17 0
                                    

*

*

*

Jeno menghentikan mobilnya di tepi jalanan yang sepi dilewati. Selepas mengantarkan Jisung dan Sungchan ke sekolah Jeno berniat mengantarkan Jaemin menuju lokasi yang dioeeliha Jaemin di ponselnya.

"kenapa berhenti disini? alamatnya masih lumayan jauh" bingung Jaemin.

Jeno mwnghembusj nafas dalam, matanya masih terfokus kedepan. Perlahan ia menoleh pada Jaemin dan meraih telapak tangan Jaemin untuk dipegangnya.

"Jaemin.. " panggil Jeno lirih.

Jaemin menatap Jeno bingung, apalagi yang akan Jeno lakukan (?)

"Jaemin.. jika aku meminta maaf padamu atas kejadian beberapa tahun lalu apan kau akan memaafkanku?"

Jaemin terdiam, matanya menatap Jeno dengan tatapan sangat kentara dengan kebingungan.

"kenapa kau bertanya seperti itu?"

"bukankah sudah jelas bahwa aku memaafkanmu Hyung?"

"lalu apa lagi?"tanya Jaemin dengan kening berkerut.

Jeno menggeleng pelan.

"tidak Jaemin.. hanya saja aku ingin.. " Jeno menggantung kalimatnya, sulit baginya untuk menyampaikan keinginan hatinya.

"apa Hyung?"

"Jaemin.. aku ingin bertanggungjawab atasmu Jisung dan Sungchan" ucap Jeno penuh kepastian.

Jaemin terkesiap, ia tidak tahu harus merespon pernyataan Jeno seperti apa, jika ditanya apakah dia senang, maka ia akan menjawab dengan lantang bahwa ia sangat bahagia.

Pikirannya bingung harus menjawab apa, disisi lain Jisung dan Sungchan juga butuh peran Jeno dalam hidup mereka.

"tidak apa jika kau ingin menolaknya, aku sudah memikirkan sisi terburuknya" sendu Jeno.

Jeno melepaskan tangan Jaemin dari genggamannya.

"Hyung.. "

"jika aku menjawab tidak apakah aku egois? Jisung membutuhkanmu bagaiman pun kau juga orangtuanya"

Jaemin meremat ujung bajunya, matanya berkaca-kaca menahan tangis. Jeno menatap Jaemin dengan intens.

"aku.. aku mau menerimamu Hyung" ucap Jaemin.

"hah?.. ka-kau serius?"  Jeno melongo, ia memukul pipinya karena tidak percaya atas apa yang Jaemin ungkapkan baru saja.

"ya.. aku sungguhan dengan apa yang aku katakan tadi"

Jeno menarik Jaemin kedalam pelukannya, ia merengkuh kuat-kuat tubuh Jaemin yang sangat pas dalam pelukannya itu.

"terimakasih, aku berjanji akan menjaga kalian dengan baik"

Jaemin menjatuhkan air matanya, ia merasa terharu dengan ini semua.

Apa yang diharapkannya terjadi, ia sangat bahagia sekarang. Dulu ia pikir ia akan hidup dalam lingkup kegelapan yang penuh kesusahan, ternyata perkiraannya salah.

Walaupun Jeno yang membuat luka untuknya, namun pemuda itu juga menjadi obat penyembuh lukanya.

Hidupnya yang dulu berantakan sekarang sudah ia susun rapi. Potongan-potongan puzzle kebahagiaannya perlahan menyatu mengikat dengan erat bagian demi bagiannya agar tidak kembali berserakan.

"aku juga berterimakasih kasih padamu, hidupku yang dulu penuh penderitaan mungkin akan berganti menjadi kebahagiaan ketika bersamamu, terimakasih sekali lagi aku ucapkan"

My Destiny Is With You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang