* * *
*
Kerlap-kerlip bintang menghiasi langit dengan temaram nya cahaya bulan. Deru mesin mobil menghiasi keheningan dua manusia yang tengah sibuk dengan pikirannya saat ini. Tidak ada yang berniat memulai pembicaraan seakan mengizinkan kesunyian malam mengisi kekosongan yang sedari tadi menemani.
Jaemin menatap jalanan kota yang ramai dilalui orang-orang.
"kita akan pergi kemana Hyung?" tanya nya menyudahi kesunyian yang sedari menggerayangi. Sudah setengah jam lebih mobil yang ditumpanginya membelah jalanan yang ramai.
Jeno menatap sekilas ke arah Jaemin sebagai tanggapan atas pertanyaan singkat yang dilontarkan oleh pemuda yang tengah duduk disebelahnya.
"kita akan makan malam... berdua" jawabnya dengan pandangan yang terfokus pada jalanan yang tengah ditempuhnya.
"hanya itu? kenapa jauh sekali?" keluh Jaemin, tubuhnya terasa lelah entah mengapa dan juga matanya terasa begitu berat, kantuk nya tidak tertahankan.
Jeno mendengus, pandangannya menatap Jaemin terlihat bocah itu sedang menahan kantuk nya. Jeno terkekeh gemas melihatnya.
"jika mengantuk tidurlah aku akan membangunkanmu nanti ketika sudah sampai"
Tanpa menjawab ucapan yang dikeluarkan oleh pemuda tampan berwajah tegas itu, Jaemin memejamkan matanya dan menyenderkan punggunggnya pada sandaran kursi.
"manisnya" batin Jeno.
*
*
*
Tidak terasa, perjalanan yang mereka tempuh telah berakhir. Jeno menatap lamat wajah manis yang tengah tertidur pulas, enggan rasanya membangunkan tubuh yang terlihat kelelahan itu.
Menghembuskan nafas kasar, tangan kiri nya mengelus surai rambut yang berwarna hitam kecoklatan milik Jaemin.
"apa kau akan terus tidur?" pertanyaan yang dilontarkan dihatinya sukses tidak mendapatkan jawaban.
"Jaemin bangun, kita sudah sampai" dengan berat hati, tangan yang awalnya hanya mengelus rambut halus milik Jaemin kini beralih menepuk-nepuk pelan bahu Jaemin agar tersadar dari dunia mimpinya.
Mata sembab yang setengah terbuka Jaemin perlihatkan, pandangannya menelusuri area di sekitarnya. Tangannya turut mengucek-ngucek matanya agar bisa menerima cahaya lampu yang begitu terang.
"eughh.. sudah sampai?" suara serak khas orang bangun tidur keluar dari belahan bibir Jaemin.
Jeno mengangguk dan tersenyum, sangat manis. Hingga Jaemin ikut melengkungkan belahan bibirnya membentuk sebuah senyuman yang tak kalah manis dari Jeno.
"ayo kita keluar, kita harus selesai sebelum larut malam" ajaknya.
Keduanya keluar dari mobil melangkah menuju restoran mewah yang menjadi tujuan Jeno.
Kursi couple yang berada di sudut ruangan menjadi tujuan dua manusia berbeda umur ini. Mendudukkan pantatnya dengan nyaman lalu memanggil pelayan yang tengah bertugas mengerjakan pekerjaannya.
"aku pesan satu Jajangmyeon dan tiramisu" ucap Jeno kepada pelayan yang sedang mencatat menu pesanan pelanggannya di sebuah note kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny Is With You [End]
Roman pour Adolescents"kenapa kalian tidak mendengarkan ku dulu? aku tidak bersalah disini, aku juga tidak tahu jika akan berakhir seperti ini" -Jaemin "aku sudah sejauh ini membawamu, bahkan aku diusir oleh keluarga ku sendiri... kau harus bertahan agar aku memiliki s...