part 30

403 10 0
                                    

*  *  *

*

"kenapa Jaemin bisa hamil? anak siapa itu?" lirih Jeno.

Ia menatap tak percaya bocah manis yang tengah terlelap didepannya ini. Pikirannya menjadi tak menentu, rasa sakit dan kecewa  membuatnya bingung harus bereaksi seperti apa.

Satu jam lebih mereka menunggu Jaemin untuk sadar dari pingsannya, dan sejak Jeno datang kerumah sakit ia belum memakan apapun. Ketika Haechan menelfon nya tadi sebenarnya Jeno sedang melakukan meeting penting dengan client nya. Namun karena Haechan mengatakan darurat ia terpaksa menyuruh Xiaojun untuk menggantikannya.


*

*

*


Hari sudah mulai sore, langit yang tadinya terang dan cerah berganti menjadi merah keoranyean. Jeno tertidur pulas di atas kursi di sebelah bangsal Jaemin dengan kepala terletak di atas telapak tangan Jaemin. Yuta dan Winwin pergi mencari makanan.

Jari-jemari Jaemin bergerak perlahan, membuat Jeno terganggu dalam tidurnya. Jeno membuka matanya dan mengangkat kepalanya melihat Jaemin. Mata cantik pemuda manis itu perlahan terbuka.

Jeno terkesiap, ia mengambilkan Jaemin air dari atas nakas dan memberikan nya kepada Jaemin. Setelahnya Jeno membantu Jaemin untuk duduk diatas bangsal.

Jaemin hanya diam menatap Jeno yang tidak memulai pembicaraan dengannya. Biasanya pemuda itu akan menanyai keadaannya dan penyebab dia seperti ini. Jaemin berpikir baik mungkin pemuda itu sedang lelah karena mengurusi perusahaannya dan sekarang ia malah mengurus Jaemin yang sakit.

"eumm, apa kau lelah Hyung?" Jaemin membuka suara memulai percakapan diantara mereka.

Jeno menggeleng, tak ada niatan sedikitpun mengeluarkan suara membalas pertanyaan Jaemin.

Jaemin merasa ada sesuatu yang aneh terjadi pada Jeno. Namun, ia mengacuhkannya. Dirinya hanya bisa diam dan memperhatikan Jeno yang kini duduk disofa sambil memainkan ponsel nya.


*

*

*

Setengah jam sudah Jaemin duduk diatas bangsal rumah sakit dengan punggung yang bersandar pada bantal tidurnya. Pantatnya sudah terasa kaku duduk diposisi seperti ini. Ia mencoba mengganti posisinya menjadi tidur diatas bangsal. Sedikit kesusahan memperbaiki letak bantalnya karena jarum infus di tangannya. Jeno (?) Pemuda itu masih sibuk dengan ponselnya.

Tak lama kemudian Jeno melangkah keluar ruang inap Jaemin sambil berteleponan. Jaemin yang melihat Jeno pergi hanya bisa menatap sendu punggung lebar yang menghilang dibalik pintu.

Selang beberapa menit akhirnya Jeno kembali masuk diikuti oleh Appa serta Eomma nya dibelakang. Yuta membawa beberapa plastik belanjaan ditangannya. Jaemin yang melihat ketiga orang itu memasuki ruangan nya reflek mendudukkan dirinya.

Jeno berjalan menyusul Jaemin dan membantunya untuk duduk. Yuta meletakkan plastik belanjaannya diatas nakas.

"Jeno biar Eomma yang mengurus Jaemin, kau makanlah dulu sedari tadi kau belum makan"

My Destiny Is With You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang